Konsistensi Kunci Kesuksesan, Apakah Yakin Anda Sudah Melakukannya

[fajaremwe]

Melakukan suatu hal secara terus-menerus adalah suatu hal yang terlalu penting di di dalam hidup. Konsistensi adalah sebuah usaha untuk terus dan terus melaksanakan suatu hal hingga pada tercapai obyek akhir. Sikap/sifat yang gigih dan rajin ini mampu menjadikan seseorang yang biasa-biasa jadi luar biasa. 

Demikian juga bersama pekerjaan-pekerjaan kecil, tetapi dikerjakan secara terus-menerus pasti mampu beri tambahan manfaat yang terlalu besar. Konsistensi adalah kunci di di dalam keberhasilan di di dalam hidup ini. Secerdas apa-pun seseorang, tetapi selama tidak miliki sifat ini, tidak mampu dulu membuahkan apa-apa di di dalam kehidupan ini.

Kegagalan kami kerap disebabkan ketidakkonsistenan kami di di dalam melaksanakan sesuatu. Kita berhenti atau apalagi berputus asa sebelum akan menggapai target. Hal itu karena keragu-raguan, kekuatiran dan bisa saja karena kekuatiran mampu kegagalan di di dalam diri kita.

Sikap kesangsian dan kekuatiran pada suatu hal yang belum berjalan adalah penyakit yang kudu kami hindarkan. Karena mengenai ini terlalu merugikan bagi kami sendiri. Keraguan dan kekuatiran mampu menghilangkan peluang kami menggapai suatu hal yang lebih besar di di dalam hidup kita. 

Keraguan dan kekuatiran ini mampu kurangi kekuatan kemampuan usaha kita, yang berakibat mengendornya perjuangan. Konsistensi itu penting karena mampu terlalu bisa saja kami menggapai suatu hal secara besar.

Ironisnya, kadang-kadang kekuatiran kami bukan karena ada rintangan atau penghalang besar di hadapan kita. Tetapi lebih lebih banyak disebabkan oleh kemalasan kita. Kita malas berfikir yang berakibat kami malas melakkan sesuatu. 

Inilah kesalahan dan kekalahan telak diri kami di di dalam hidup. Kita lebih banyak gagal karena kekalahan pada diri sendiri di di di dalam pelihara impuls dan usaha. Walhasil, hidup kami tidak menggapai suatu hal yang berarti. Kita hidup penuh bersama kekecewaan. Kedengkian menghiasi hati kami karena merasa tidak maksimal di di dalam hidup.

Dalam hidup kami pun kerap bersikap kontradiktif menyikapi kekalahan hidup ini. Kita menyalahkan orang lian. Kita memusuhi orang-orang berhasil di sekeliling kita. Kita anggap mereka sudah mengambil alih alih hak kita. 

Padahal apa yang berjalan pada diri kami tidak dulu lepas berasal berasal dari sifat kemalasan kita. Kita iri dengki, dan sakit hati bersama orang lain, padahal mereka tidak berbuat apa-apa pada diri kita.

Jika memang memang demikian, kami kudu ulang pada kesadaran kita. Kita kudu ulang bersama kesadaran mampu apa yang kudu kami melaksanakan selagi ini. Prinsipnya melaksanakan selagi ini dan selagi ini juga. Jika pekerjaan itu butuh kedisiplinan atau usaha terusmenerus maka tetaplah konsisten. 

Jangan dulu berfikir percuma karena hasil yang kecil selagi ini. Jangan hanya berorientasi pada materi duniawi sebagai obyek pekerjaan kita. Karena itu hanya mampu jadi memperberat ketidakkonsistenan kami pada perjuangan hidup. Kita kudu menekuni bersama terus-menerus segala suatu hal yang kami fikir mampu beri tambahan manfaat bagi kehidupan. 

Sekecil apa-pun manfaatnya (menurut kita) kami kudu optimis. Terkadang suatu hal yang kecil bagi kami mampu terlalu besar bagi orang lain.

Jangan dulu menyepelekan suatu hal sekecil apa-pun itu. Apalagi yang mengenai bersama seseorang. Nilai dan kehormatan seseorang terlalu tidak mampu diukur bersama hal-hal duniawi. Saat kami memberi standar nilai seseorang bersama harta, kekakyaan, keturunan, dan standing sosial tertentu mengenai itu pasti mampu terlalu salah. 

Karena justru kami mampu terlalu butuh mereka (orang kecil) di di dalam kehidupan ini. Memanusiawikan orang mampu terlalu mulia. Kita mampu jadi miliki nilai dan miliki arti di di dalam kehidupan selagi kami mampu beri tambahan yang paling baik bagi orang lain. 

Karena itulah obyek hakiki di di dalam kehidupan ini. Berdoalah kepada Allah sehingga hati ini diikhlaskan untuk senantiasa sharing apa-pun yang mampu kami beri tambahan bagi kehidupan ini.

Kembali pada konsistensi, kami kudu memandang bagaimana bangunan-bangunan besar dihasilkan. Lihat juga bagaimana semut mampu membangun kerajaannya yang begitu besar dibanding tubuhnya. Bangungan-bangunan besar itu hanya mampu jadi prima dan gagah berdiri kala dibangun berasal berasal dari fondasi yang paling dasar. 

Semua muncul gagah, indah dan menawan hati bukan diciptakan di di dalam sekali jadi. Proses pembangunannya di mulai berasal berasal dari nol besar. Perlu fondasi yang tidak berbentuk, kerangka besi yang telanjang, tetapi bersamaan bersama sistem pembangunan itu, perlahan-lahan mampu menggapai pada bentuk yang indah dan jadi indah.

Begitu pulalah bersama apa yang kami melaksanakan di di dalam menggapai obyek hidup ini. Mungkin selagi ini kami tengah membangun (membangun kepribadian), sehingga diri kami belum muncul indah. Masih banyak lobang di di dalam diri kita. Masih banyak kelemahan di di dalam diri kita. 

Jangan putus asa bersama situasi ketidaksempurnaan kami selagi ini, karena kami tengah membangung. Percayalah bahwa suatu selagi nanti kami mampu menggapai kesempurnaan (keindahan) itu. Saat kami sudah menggapai kesempurnaan bangungan di di dalam diri kita. Semoga!. 

By: Hanya seorang Pedagang yang jual geotextile saja 
.

[najwa4]

sepertinya saya sudah melakukan semua tips di atas tapi kenapa sampai sekarang belum sukses ya