![[Image: Ferry-Paulus.jpeg]](http://https://media.vivagoal.com/2019/07/Ferry-Paulus.jpeg)
Persija - PSSI memberi beberapa referensi pada panitia pelaksana laga PSM Makassar mendekati final Piala Indonesia putaran kedua.
PSSI sudah memutuskan agenda pertandingan menunda final Piala Indonesia putaran kedua di antara PSM versus Persija Jakarta yang gagal terwujud di Stadion Andi Mattalatta, Makassar, Minggu (28/7/2019). Lewat ketetapannya, PSSI putuskan final akan digelar di Makassar pada Selasa (6/8/2019).
Tetapi, ada banyak referensi yang perlu dikerjakan Panpel PSM. "Referensi yang dikatakan PSSI ini berdasar standard penerapan laga yang diadopsi dari FIFA Fase Safety and Security Reagulatiion," catat info tercatat PSSI, Selasa (30/7/2019).
Beberapa referensi untuk panpel PSM, mencakup:
1. Tidak ada pekerjaan yang mengundang massa di stadion saat latihan sah (H-1).
2. Panpel harus menyiapkan pengawalan pada ke-2 team serta penyelamatan semua tempat yang terkait dengan laga, seperti tempat penginapan team, tempat temu wartawan team dan lain-lain.
3. Pada ruang stadion, ruang drop off/in kehadiran serta pulangnya team saat latihan serta laga semenjak, sebelum, sepanjang, serta sesudah pekerjaan harus steril.
4. Diluar itu, butuh dibikin kanalisasi, barikade pintu masuk pemirsa VIP/VVIP sebab beririsan dengan ruang kehadiran team.
5. PSSI tidak mereferensikan pembangunan atau pengerjaan podium penambahan yang tidak menyatu dengan susunan bangunan stadion.
6. Berkaitan pemirsa, tidak diperbolehkan untuk bawa tongkat serta banner ke stadion.
7. Faksi panpel harus juga dapat jamin jika tidak ada pemirsa yang diperbolehkan masuk lapangan semenjak, sebelum, sepanjang, serta setelah laga.
Sekretaris Jenderal PSSI, Ratu Tisha Destria yakin jika Panpel PSM bisa jalankan referensi PSSI. Dia mengatakan PSSI meyakini jika Panpel PSM Makassar sebagai penanggung jawab penting laga akan penuhi keharusan untuk melakukan serangkaian laga dari H-2 sampai H+1 dengan nyaman dan aman.
PSSI menghargai kerja sama faksi kepolisian serta faktor keamanan yang lain dalam menyukseskan penerapan laga. Jadi info, masalah pelemparan bis pemain Persija berlangsung pada Sabtu (27/7/2019), atau satu hari sebelum laga. Saat itu, pemain Persija barusan usai berlatih di Stadion Mattoangin.
Di lain sisi, saat itu, di seputar stadion ada kerumunan calon pemirsa yang tidak kebagian ticket yang di jual dengan off line. Sejumlah kecil dari mereka berikut yang dipercaya jadi aktor pelemparan pada bis Persija. Tidak itu saja, mendekati pertandingan, Panpel PSM membuat podium sesaat yang maksudnya meningkatkan kemampuan stadion.
CEO Persija Ferry Paulus dengan terus-terang menyebutkan terdapatnya ketidakcakapan dari Panpel PSM. Karena ketidakcakapan panpel PSM, faksi Persija rasakan ketidaknyamanan sepanjang ada di Makassar pada waktu lalu.
"Persija memandang terdapatnya ketidakcakapan dari panitia pelaksana dalam melayani kami. Banyak yang tidak baik," sebut Ferry Paulus waktu pertemuan wartawan di Jakarta, Selasa (30/7/2019).
"Kami alami beberapa desakan, dari mulai visual, lalu terdapatnya petasan di hotel pada jam 12 malam serta 1/2 2 malam. Pokoknya memberi pressure kehadiran kami di Makassar.
" Ferry meneruskan, awalannya pemain Persija serta crew tidak mengambil pusing adanya intimidasi petasan serta sejenisnya. Walau ada intimidasi itu, kata Ferry, pemain Persija masih dapat santai serta beristirahat dengan nyaman.
Namun, kejadian pelemparan pada bis Persija selesai session latihan sah membuat Macan Kemayoran tidak nyaman serta pilih untuk tidak berlaga. Pasca-keputusan PSSI, faksi Persija telah mengatakan bersedia berlaga di Makassar. Tetapi, mereka minta pengawalan semenjak kehadiran sampai kembali pada Jakarta.
Selalu update berita bola terbaru seputar Berita Liga Indonesia hanya di Vivagoal.com