Thread Rating:
  • 0 Vote(s) - 0 Average
  • 1
  • 2
  • 3
  • 4
  • 5
Apa penyebab utama depresi pada anak?
#1
Hati-hati saat menyampaikan harapan atau meminta anak melakukan sesuatu. Jika tak bijak dalam mengucapkanya, salah-salah permintaan itu malah menjadi tuntutan yang ujung-ujungnya membuat anak tertekan, dan menjadi penyebab depresi Si Kecil.

Obsesi orang tua pada anaknya pun bisa berujung destruktif. Alvin Rosenfeld, seorang psikiater di Amerika Serikat, menyebut sebuah fenomena baru bernama hyper parenting. Pola pengasuhan super ekstrem ini cenderung memaksakan anak untuk mengikuti ambisi orang tuanya, dengan asumsi hal tersebut bagus untuk masa depan si anak. Dalam ranah hyper parenting, orang tua memegang kendali penuh pada anaknya dan menetapkan banyak target seolah tanpa batas.

Perilaku orangtua keluarga mapan, berisiko jadi penyebab depresi anak

Menurut Rosenfeld, pola asuh semacam ini biasa terjadi di kalangan kelas menengah ke atas. Para orang tua yang berkecukupan cenderung menuntut anaknya untuk berkembang dan memiliki pencapaian yang melebihi dirinya. Dia menganalisa orang-orang dengan kondisi ekonomi mapan kerap khawatir dengan pencapaian anak-anaknya. Padahal kondisi si anak sebenarnya baik-baik saja.

Rosenfeld mengatakan orang tua seolah percaya bahwa mereka dapat memprogram anak-anak mereka untuk sukses. Salah satu contohnya adalah tren memperdengarkan musik klasik pada bayi dan janin dalam kandungan. Ibu hamil pun kerap diperingatkan akan dampak buruk jika mereka tidak makan makanan yang tepat. "Ini adalah pandangan masyarakat yang sangat fasis, yang menjerumuskan banyak orang tua dan anak-anak dalam kondisi yang sangat tidak bahagia," kata dia seperti dikutip The Guardian.

Jangan sampai Anda jadi penyebab depresi anak

Dampak hyper-parenting sangat buruk pada anak-anak. Beberapa riset menyebut pola mendikte menyebabkan emosi anak sulit dikontrol. Hyper-parenting juga membuat anak kurang percaya diri, tidak mandiri, atau takut menghadapi dunia.  Agar terhindar dari gejala ini, berikut beberapa langkahnya.
1. Batasi aktivitas anak agar tidak stress. Tawarkan anak aktivitas yang dia sukai.
2. Jangan tiru orang lain yang memberi anaknya banyak kegiatan. Ingat, kemampuan anak berbeda-beda.
3. Kritis saat mendengar saran atau nasihat soal pola pengasuhan anak. Pilih yang paling tepat untuk Anda dan anak.
4. Jadikan keluarga sebagai prioritas.
5. Kegiatan anak untuk persiapan menyambut masa depan, bukan ajang kompetisi orang tua.
6. Hati-hati saat menetapkan target pada anak. Jangan sampai target itu membuatnya tertekan, bahkan depresi
Reply




Users browsing this thread: 1 Guest(s)

About Ziuma

ziuma - forum diskusi dan komunitas online. disini kamu bisa berdiskusi, berbagi informasi dan membentuk komunitas secara online. Bisa juga berdiskusi dengan sesama webmaster/blogger. forum ini berbasis mybb

              Quick Links

              User Links

             powered by