Thread Rating:
  • 0 Vote(s) - 0 Average
  • 1
  • 2
  • 3
  • 4
  • 5
Happy Hypoxia, Gejala Baru Covid-19 yang Harus Diwaspadai
#1
Sudah hampir delapan bulan semenjak virus corona ditemukan di China, sampai saat ini para dokter masih menemukan beberapa gejala baru yang dapat merusak tubuh dan meninggalkan kerusakan yang permanen, bahkan setelah beberapa bulan pemulihan. 

Sampai saat ini pun jumlah pasien positif corona semakin bertambah setiap harinya, baik dari orang biasa hingga tim medis. Oleh karen aitu, setiap harinya tim medis terus mengamati dan memahami virus tersebut terkait adanya gejala baru yang muncul pada pasien Covid-19. Nah, berikut ini ada tiga gejala baru yang mendapatkan perhatian lebih.
1. Pembekuan darah
Salah satu gejala baru yang digambarkan sebagai komplikasi serius dan terbilang aneh dari infeksi Covid-19 adalah penggumpalan darah pada pasien dalam bentuk penyakit yang lebih parah. Dalam sebuah penelitian yang dilakukan pada otopsi dari 20 orang pasien meninggal di Louisiana, Amerika Serikat, penulis menemukan bahwa adanya pembekuan darah pada pembuluh darah kecil yang ada di paru-paru.
Pun sama dengan para ilmuwan di Belanda, bahwa pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit mengalami komplikasi pembekuan, dan Sebagian besar komplikasi tersebut terjadi pada pembuluh darah di paru-paru.
Meski begitu, banyak dari pasien dengan Covid-19 yang menggunakan obat pengecer darah atau pencegah pembekuan yang dapat berkembang di paru. Pembekuan tersebut terjadi tidak hanya pada pembuluh darah besar saja, namun pada pembuluh darah yang sangat kecil pun membeku. Hal inilah yang membuat gejala tersebut semakin aneh dan tidak biasa.
2. Happy hypoxia
Gejala baru lainnya dari pasien Covid-19 adalah happy hypoxia, di mana seorang pasien memiliki kadar oksiden darah yang rendah namun anehnya, pasien tidak merasakan sesak napas sama sekali. Pada dasarnya tubuh membutuhkan pasokan oksigen segar yang stabil untuk dapat hidup. Paru-paru yang sehat menukar oksigen dengan karbondioksida pada banyak kantung udara yang ada di paru-paru.
Ketika Sebagian paru-paru mengalami penyumbatan udara total atau atidak adanya aliran darah, maka kadar oksigen dalam paru-paru akan menurun. Tetapi karbondioksida masih dapat keluar dari paru-paru selama sisa jaringan paru-paru yang relatif sehat.
3. Kehilangan indera penciuman dan rasa
Ada beberapa komplikasi pada pasien Covid-19 yang sering kali terjadi. Namun, ada juga komplikasi lain yang terbilang aneh dan baru. Hilangnya indera penciuman dan perasa salah satu diantaranya. Jauh sebelum ovid-19 melanda, dokter memahami bahwa bau dapat dipengaruhi oleh berbagai kondisi, salahs atunya infeksi.
Sebagian besar masalah penciuman adalah pilek yang berasal dari rhinovirus, penyebab paling umum dari hidung meler dan salah satunya corona virus. Ketika Anda pilek maka indera penciuman akan terganggu, dan kondisi tersebut sering dianggap sebagai adanya pembengkakan dan lendir disaluran hidung yang menghalangi reseptor bau.
Namun, pembengkakan yang terus menerus tadi dapat membunuh sel saraf yang melakukan tugas sensasi penciuman ke otak. Jadi, mengakibatkan ketidakmampuan untuk mencium bahkan setelah pembengkakan hilang sekalipun. Kehilangan indera penciuman terkait Covid-19 mungkin menjadi gejala yang tidak biasa, terlebih lagi banyak laporan terkait hal tersebut.
Sampai saat ini pun para peneliti masih melakukan penelitian terhadap beberapa gejala baru yang muncul pada pasien Covid-19, termasuk happy hypoxia. Semoga vaksin dan beberapa pencegahan akan virus ini pun dapat ditemukan secepatnya, sehingga pandemic ini akan cepat berakhir. Jangan lupa untuk selalu menjaga kebersihan.
Reply




Users browsing this thread: 1 Guest(s)

About Ziuma

ziuma - forum diskusi dan komunitas online. disini kamu bisa berdiskusi, berbagi informasi dan membentuk komunitas secara online. Bisa juga berdiskusi dengan sesama webmaster/blogger. forum ini berbasis mybb

              Quick Links

              User Links

             powered by