![]() |
Menangani Pasien Kecanduan NAPZA, Simak Peranan Dokter Jiwa Subspesialis Adiksi - Printable Version +- Forum Diskusi dan Komunitas Online (https://ziuma.com) +-- Forum: Kesehatan, Kuliner dan Hobby (https://ziuma.com/Forum-Kesehatan-Kuliner-dan-Hobby) +--- Forum: Kesehatan (https://ziuma.com/Forum-Kesehatan) +--- Thread: Menangani Pasien Kecanduan NAPZA, Simak Peranan Dokter Jiwa Subspesialis Adiksi (/Thread-Menangani-Pasien-Kecanduan-NAPZA-Simak-Peranan-Dokter-Jiwa-Subspesialis-Adiksi) |
Menangani Pasien Kecanduan NAPZA, Simak Peranan Dokter Jiwa Subspesialis Adiksi - info.sehat - 20 January 2021 Dokter jiwa subspesialis adiksi merupakan salah satu dari berbagai jenis subspesialisasi dokter jiwa lainnya. Fokus yang dilakukan yaitu mendiagnois dan mengobati pasien yang kecanduan alkohol dan obat-obatan terlarang serta diperparah dengan gangguan kesehatan mental lainnya. Kecanduan ini dapat terjadi di segala usia. Gangguan mental yang menyertai pasien biasanya berupa depresi, gangguan bipolar, atau skizofrenia. Penanganan yang dilakukan Pasien yang memeriksakan diri bertujuan agar kecanduan dan gangguan mental yang dideritanya mampu berangsur-angsur membaik. Berikut ini beberapa penanganan yang dilakukan dokter jiwa subspesialis adiksi: Mengevaluasi riwayat medis dan status kesehatan mental Mendiagnosis penyakit dan kondisi kejiwaan Menilai kemampuan pasien dalam melakukan aktivitas sehari-hari Merekomendasikan dan membaca hasil tes laboratorium dan tes pencitraan Merujuk pasien melakukan terapi kecanduan secara komprehensif Meresepkan obat, termasuk menentukan dosis yang tepat dan efek sampingnya Memberikan perwatan detoksifikasi agar pasien tidak lagi kecanduan dengan zat tertentu secara perlahan Bekerjasama dengan anggota tim medis lainnya, seperti dokter primer, dokter spesialis saraf, perawat, serta terapis Melakukan prosedur rawat paksa pada pasien khusus jika diperlukan Pasien dapat memulihkan diri di tempat pusat rehabilitasi, rumah sakit, klinik, atau bahkan rawat jalan mandiri tergantung tingkat keparahan pasien. Kondidi yang memerlukan bantuan dokter jiwa subspesialis adiksi Semua orang berpotensi mengalami gangguan jiwa. Biasanya dokter primer akan merekomendasikan dokter jiwa untuk menangani penyakitnya. Berikut ini beberapa keadaan dimana pasien membutuhkan penanganan dokter jiwa subspesialis adiksi.: Kecanduan zat-zat terlarang- termasuk alkohol, NAPZA, dan obat-obatan medis lainnya Gangguan kecemasan- seperti Obsessive-Compulsive Disorder (OCD), gangguan panik, Post Traumatic Stress Disorder (PTSD), dan jenis fobia lainnya Gangguan makan- yang paling umum yaitu anoreksia dan bulimia Gangguan kontrol impuls- salah satu jenisnya yaitu kleptomania Gangguan mood- termasuk depresi dan gangguan bipolar Gangguan kepribadian- diantaranya gangguan kepribadian antisosial Gangguan psikotik- seperti skizofrenia dan gangguan delusi Gangguan tidur- insomnia dan teror tidur Mengacu pada Undang-Undang No. 35 tahun 2009 tentang Narkotika dan Peraturan Pemerintah No. 25 tahun 2011 tentang Pelaksanaan Wajib Lapor Pecandu Narkotika, maka pecandu atau pengguna serta korban penyalahgunaan narkoba wajib melakukan rehabilitasi medis dan rehabilitasi sosial. Pada dasarnya, kecanduan alkohol dan obat-obatan terlarang akan memengaruhi kesehatan mental dan fisik sehingga membutuhkan kerjasama dengan pihak-pihak lainnya. Menurut Australian Government Department of Health, dampak konsumsi alkohol jangka panjang antara lain peningkatan risiko diabetes dan berat badan bertambah, kanker, ketidaksuburan atau gangguan saat berhubungan seks, kerusakan otak, penyakit jantung, sirosis hati, hingga bunuh diri. Sementara terdapat berbagai macam efek narkotika mulai dari gangguang sistem saraf, jantung, kulit, paru-paru, hingga kematian. Kapan Anda harus memeriksakan diri? Setiap penyakit kejiwaan memiliki gejala yang berbeda-beda. Berikut ini merupakan bentuk-bentuk emosi yang berkaitan dengan kecanduan zat-zat terlarang: Keinginan untuk selalu mengonsumsi zat terlarang secara rutin dan sesering mungkin Ketidakmampuan menghentikan konsumsi zat terlarang Mudah marah atau cemas saat tidak mengonsumsi zat terlarang Menyembunyikan perilakunya dari orang-orang terdekat Terbiasa berbohong dan melakukan perilaku negatif lainnya Kehilangan ketertarikan terhadap aktivitas-aktivitas lainnya Mengeluarkan banyak biaya untuk membeli alkohol atau obat-obatan terlarang Melakukan berbagai kegiatan yang berbahaya, seperti tidak memiliki kontrol saat mengemudi atau melakukan hubungan seksual dengan banyak orang |