Forum Diskusi dan Komunitas Online

Full Version: Kenali Penyebab Mata Malas
You're currently viewing a stripped down version of our content. View the full version with proper formatting.

[Image: mata-malas-1558333374.jpg]



Kondisi mata malas bukan hanya sekedar keluhan pada penampilan fisik mata seseorang yang tampak tidak bersemangat. Namun, secara medis kondisi yang disebut dengan amblyopia ini termasuk ke dalam gangguan mata yang cukup serius dan membutuhkan upaya keras untuk untuk bisa menyembuhkannya hingga dapat normal kembali.
Munculnya kondisi ini pada anak dapat menyebabkan kualitas fokus penglihatan yang dihasilkan oleh kedua mata berbeda. Dampaknya, otak hanya akan menerjemahkan penglihatan dari mata yang baik dan mengabaikan penglihatan mata yang mengalami gangguan ini. Jika tidak segera ditangani dengan baik, kondisi ini bisa menyebabkan seseorang mengalami kebutaan.
Penyebab Mata Malas
Penglihatan yang baik diperboleh dari stimulasi yang cukup pada mata, stimulasi diberikan agar perkembangan organ mata dan saraf-sarafnya dapat berkembang dengan baik. Kondisi ini terjadi karena kurangnya stimulasi untuk sistem penglihatan ketika penderita masih anak-anak, namun paling sering dialami oleh satu mata, berikut beberapa penyebab umumnya.
  • Gangguan reaksi mata yang sangat berat, misalnya mata minus, plus atau silinder yang terlalu tinggi.
  • Memiliki penyakit mata juling atau stabismus dan penyakit mata bersifat menutupi penglihatan.
  • Faktor genetik seperti memiliki riwayat keluarga dengan amblyopia dan kelopak mata yang menurun.
  • Defisiensi vitamin A, ulkus atau jaringan parut pada kornea mata dan operasi mata.
  • Secara umum penyebab yang muncul terjadi pada masa perkembangan sistem penglihatan anak, di bawah usia 8-10 tahun.
Kebanyakan anak jarang mengetahui bahwa mereka menderita gangguan penglihatan atau tidak bisa menjelaskannya secara pasti. Sehingga kondisi ini termasuk keadaan yang sulit dideteksi, karena itu para orang tua seharusnya bisa mewaspadai gejala dan tanda klinis yang muncul. Berikut ini beberapa tanda dan gejala yang bisa diwaspadai.
  • Mata yang terlihat tidak bekerja secara bersamaan.
  • Salah satu mata sering bergerak ke arah dalam atau luar atau juga juling.
  • Anak sulit memperkirakan jarak.
  • Salah satu mata terlihat lebih sipit dibanding dengan yang lain.
  • Anak sering memiringkan kepala agar dapat melihat dengan jelas.
  • Kesulitan melihat benda 3 dimensi dan hasil tes penglihatan buruk.
Segera lakukan pemeriksaan apabila anak mengalami beberapa gejala di atas, pasalnya kondisi ini menyebabkan anak kehilangan kemampuan penglihatan. Terlebih gangguan ini dapat terjadi sejak lahir, karena itu risiko kehilangan penglihatan bisa semakin besar jika tidak segera ditangani dengan baik oleh dokter.
Cara Penanganan

Tingkat keparahan kondisi mata ini berdampak pada penglihatan anak yang juga akan menentukan langkah pengobatan apa yang sesuai untuk anak tersebut. Pada umumnya diagnosa sedini mungkin berdampak pada tingkat keberhasilan anak tersebut sembuh dari kondisi ini dengan cukup baik, berikut beberapa cara pengobatan yang akan dilakukan oleh tim medis.

  • Penggunaan Kacamata


Kebanyakan anak akan menolak menggunakan kacamata khusus, karena merasa penglihatan mereka lebih baik tanpa alat ini. Namun orang tua sangat dianjurkan untuk menjaga anak agar tetap menggunakan alat khusus agar pengobatan berjalan baik.



[*]Penutup Mata

[*]Alat ini akan dipasang pada mata yang normal agar merangsang mata malas mengalami perkembangan dalam melihat. Sama seperti penggunaan kacamata, anak bisa menolak dan kerap kali melakukan itu, meski demikian cara ini paling efektif digunakan bagi penderita balita.
  • Obat Tetes Khusus
[*]Obat ini bisa mengabutkan pandangan bagian mata yang normal, dampaknya bisa mendorong anak agar menggunakan mata yang terkena gangguan. Namun, obat ini bisa memicu iritasi mata dan kulit kemerahan hingga sakit kepala.
  • Operasi
[*]Prosedur ini dilakukan untuk menangani katarak dan mata juling yang memicu anak mengalami kondisi ini, setelah operasi anak akan menjalani rawat inap sebagai bagian dari pemulihan meski tak menjamin sembuh.