Forum Diskusi dan Komunitas Online

Full Version: Mengenal 7 Ciri-ciri Hipokondria, Rasa Cemas yang Memicu Penyakit
You're currently viewing a stripped down version of our content. View the full version with proper formatting.
[Image: hipokondria.jpg]

Mungkin Anda pernah bertemu atau kenal dengan seseorang yang selalu merasa sakit padahal sebenarnya dia baik-baik saja. Nah, rasa cemas berlebihan terhadap kondisi kesehatan tubuh dan mengira dirinya mengidap penyakit serius dikenal dengan istilah hipokondria. 
Meskipun secara medis sudah dibuktikan bahwa dirinya baik-baik saja, tetapi penderita hipokondria akan berpikir penyakit tersebut ada dan tidak terdeteksi.
Ciri-ciri Seseorang Mengidap Hipokondria
Penyakit bernama lain illness anxiety disorder ini memiliki ciri-ciri yang terlihat khusus yang ditunjukkan dari sikap sehari-hari. Meskipun secara fisik biasanya tidak menunjukkan gejala atau ciri khusus.
Berikut beberapa ciri khusus yang biasanya ditunjukkan oleh seseorang yang mengalami hipokondria.
1.     Adanya Gejala RIngan tapi Dikaitkan dengan Penyakit Serius
Orang yang terkena hipokondria ini cenderung melebih-lebihkan. Gejala ringan yang dirasakan tubuhnya sering dikaitkan dengan penyakit serius yang dideritanya. Hal ini dapat mengesampingkan logika dan selalu menganggap hal sepele menjadi musibah besar yang mengancam kesehatan hingga nyawa Anda.
2.     Selalu Merasa Sakit
Biasanya, orang yang mengalami hipokondria memiliki pikiran yang penuh dengan rasa takut dan kekhawatiran mengenai kondisi kesehatannya yang buruk. Mereka akan dipusingkan dengan segala kemungkinan buruk yang muncul pada tubuhnya.
Akibatnya, dia akan merasa dirinya selalu sakit dan harus periksa ke dokter. Sehingga, pengidap hipokondria akan selalu mendatangi dokter untuk memastikan kondisi kesehatannya.
3.     Mencari Pembenaran Atas Dugaan tentang Kesehatannya
Seperti yang disebutkan bahwa orang yang terkena hipokondria memiliki kecemasan berlebih terhadap kondisi kesehatannya. Ketika memeriksakan diri ke dokter pun, dia justru menyangkal hasil pemeriksaan yang menyebut dirinya sehat-sehat saja. Sehingga mereka akan terus menerus mendatangi dokter yang berbeda untuk mendapatkan pembenaran atas dugaannya mengenai kesehatan tubuhnya. Padahal semua dokter mengatakan hal yang sama bahwa kondisinya baik-baik saja.
Nah, jika hal ini sudah terjadi, yang terserang penyakit bukanlah fisik, melainkan mental.
4.     Selalu Memeriksakan Kesehatan Secara Tidak Wajar
Pengidap hipokondria akan selalu merasa gelisah dan akan selalu mengecek kondisi kesehatannya padahal kondisi kesehatannya tidak ada masalah. Misalnya dia akan membawa termometer ke mana saja untuk mengecek suhu tubuhnya. Dia juga mungkin memiliki berbagai alat kesehatan lain seperti alat pengecek tensi, alat tes gula darah, dan sebagainya.
5.     Melakukan Tes yang Sama Berulang Kali
Ciri seseorang mengalami hipokondria adalah selalu melakukan tes kesehatan yang sama berulang-ulang. Hal ini karena mereka tidak percaya dengan hasil pemeriksaan dokter yang menyebut kondisinya baik-baik saja. Bahkan dia akan cenderung melakukan tes di tempat berbeda guna mendapatkan hasil pemeriksaan yang “diinginkannya”.
Hal ini tentu saja melelahkan karena pengidap hipokondria seolah mengejar vonis yang sebenarnya tidak ada pada dirinya.
6.     Terus Menerus Membicarakan Kondisi Kesehatannya
Ciri lain dari orang yang mengalami hipokondria adalah selalu membicarakan kondisi kesehatannya. Hal ini karena pikirannya dipenuhi oleh kekhawatiran tentang kesehatannya sehingga tidak ada hal lain di luar itu. Mereka akan mendominasi pembicaraan dan menceritakan masalah kesehatan dan kekhawatirannya.
7.     Menghindari Janji Bertemu Dokter
Nah, ini agak terdengar berkebalikan. Namun, ada juga orang hipokondria yang menghindari janji bertemu dengan dokter. Hal ini disebabkan karena dirinya merasa terlalu khawatir dan cemas mendengar informasi atau hasil diagnosis dokter mengenai kesehatannya.
Padahal mungkin dirinya memang benar-benar mengalami kondisi kesehatan serius yang perlu mendapat perawatan. Namun, mereka justru menghindari jadwal untuk medical check-up yang sudah ditentukan hanya karena rasa takut.
Seseorang dengan hipokondria bisa belajar bagaimana mengendalikan stres dan mencoba teknik relaksasi. Mereka juga bisa menghabiskan waktu untuk melakukan hobi atau hal-hal yang disukai agar pikiran dan hati menjadi senang. Dan melakukan hal-hal positif lainnya agar kualitas hidup tidak semakin menurun dan memburuk.