6 August 2019, 11:44 AM
“Kapan mau menikah?” Pertanyaan ini sering menghantui siapa saja, termasuk seorang remaja yang baru saja mengenyam pendidikan bangku Sekolah Menengah Atas (SMA). Nah, sebenarnya kapankah usia ideal menikah, sehingga kita dapat menjawab pertanyaan yang seringkali membuat diri merasa tidak nyaman. Yuk baca artikel berikut untuk mengetauhi hubungan faktor usia dan kesiapan untuk menikah.
Usia ideal menikah di Indonesia
Di Indonesia secara legal seorang wanita dapat menikah di usia 16 tahun dan seorang pria pada usia 19 tahun. Namun, apakah usia tersebut ideal secara ilmu kesehatan dan ilmu sosial? Ternyata hasil dari kajian dan beberapa penelitian di bidang kesehatan dan sosial menyatakan usia ideal menikah berbeda jauh dengan usia legal pernikahan di Indonesia.
Usia ideal untuk menikah adalah pada pertengahan usia 20 hingga pertengahan usia 30. Hal ini didukung dengan penelitian yang menyatakan bahwa menikah di usia muda menjadi pemicu tingginya angka perceraian. Sedangkan, angka perceraian semakin berkurang dengan seiring bertambahnya usia seseorang pada saat menikah, meskipun mengalami peningkatan kembali pada kelompok yang menikah pada usia pertengahan 30.
Pasangan yang menikah pada usia remaja memiliki risiko untuk bercerai sebesar 32%, disusul oleh pasangan yang menikah pada awal usia 20 sebesar 20%, dan risiko bercerai pada pasangan yang menikah di usia 25-29 dan 30-34 masing-masing adalah 15% dan 14%. Kemudian, risko meningkat pada pasangan yang menikah untuk pertama kali pada usia 35 memiliki risiko perceraian yaitu sebesar 19%.
Dampak pernikahan dini, karena tak taati usia ideal menikah
Ternyata, menikah sebelum usia 18 tahun dapat menimbulkan dampak yang tidak baik bagi kesehatan, terutama pada kelompok wanita. Beberapa konsekuensi kesehatan yang dapat terjadi pada pernikahan di usia muda antara lain:
• Meningkatnya angka gangguan dan komplikasi selama kehamilan dan persalinan.
• Meningkatnya risiko gangguan nutrisi.
• Meningkatnya risiko gangguan kesehatan yang dapat berujung pada kematian.
Selain berdampak pada kelompok perempuan, ternyata hal ini juga berdampak pada keturunannya kelak. Bayi yang dilahirkan dari ibu yang berusia lebih muda memiliki beberapa risiko sebagai berikut:
• Risiko 20-30% mengalami berat badan lahir rendah.
• Risiko kelahiran prematur.
• Risiko mengalami stunting sebanyak 30-40%.
• Gangguan sistem imun karena produksi ASI dan kolostrum yang rendah.
Nah, tentunya tidak ada jaminan yang menikah di usia lebih muda akan mengalami perceraian dan sebaliknya. Namun, dari sisi kesehatan, ternyata banyak dampak yang perlu dipertimbangkan sebelum menikah di usia muda.
Usia ideal menikah di Indonesia
Di Indonesia secara legal seorang wanita dapat menikah di usia 16 tahun dan seorang pria pada usia 19 tahun. Namun, apakah usia tersebut ideal secara ilmu kesehatan dan ilmu sosial? Ternyata hasil dari kajian dan beberapa penelitian di bidang kesehatan dan sosial menyatakan usia ideal menikah berbeda jauh dengan usia legal pernikahan di Indonesia.
Usia ideal untuk menikah adalah pada pertengahan usia 20 hingga pertengahan usia 30. Hal ini didukung dengan penelitian yang menyatakan bahwa menikah di usia muda menjadi pemicu tingginya angka perceraian. Sedangkan, angka perceraian semakin berkurang dengan seiring bertambahnya usia seseorang pada saat menikah, meskipun mengalami peningkatan kembali pada kelompok yang menikah pada usia pertengahan 30.
Pasangan yang menikah pada usia remaja memiliki risiko untuk bercerai sebesar 32%, disusul oleh pasangan yang menikah pada awal usia 20 sebesar 20%, dan risiko bercerai pada pasangan yang menikah di usia 25-29 dan 30-34 masing-masing adalah 15% dan 14%. Kemudian, risko meningkat pada pasangan yang menikah untuk pertama kali pada usia 35 memiliki risiko perceraian yaitu sebesar 19%.
Dampak pernikahan dini, karena tak taati usia ideal menikah
Ternyata, menikah sebelum usia 18 tahun dapat menimbulkan dampak yang tidak baik bagi kesehatan, terutama pada kelompok wanita. Beberapa konsekuensi kesehatan yang dapat terjadi pada pernikahan di usia muda antara lain:
• Meningkatnya angka gangguan dan komplikasi selama kehamilan dan persalinan.
• Meningkatnya risiko gangguan nutrisi.
• Meningkatnya risiko gangguan kesehatan yang dapat berujung pada kematian.
Selain berdampak pada kelompok perempuan, ternyata hal ini juga berdampak pada keturunannya kelak. Bayi yang dilahirkan dari ibu yang berusia lebih muda memiliki beberapa risiko sebagai berikut:
• Risiko 20-30% mengalami berat badan lahir rendah.
• Risiko kelahiran prematur.
• Risiko mengalami stunting sebanyak 30-40%.
• Gangguan sistem imun karena produksi ASI dan kolostrum yang rendah.
Nah, tentunya tidak ada jaminan yang menikah di usia lebih muda akan mengalami perceraian dan sebaliknya. Namun, dari sisi kesehatan, ternyata banyak dampak yang perlu dipertimbangkan sebelum menikah di usia muda.