Forum Diskusi dan Komunitas Online

Full Version: Nyeri Ulu Hati Saat Puasa, Tanda Penyakit Jantung?
You're currently viewing a stripped down version of our content. View the full version with proper formatting.

[Image: ulu-hati.jpg]

Saat berpuasa, seseorang diwajibkan untuk menahan lapar dan haus mulai dari terbitnya fajar hingga terbenam matahari. Dengan kata lain, selama kurang lebih 14 jam tubuh tidak akan mendapat asupan makanan maupun minuman. Jika tidak dilakukan dengan benar, bisa menyebabkan munculnya rasa sakit pada area perut atau nyeri Ulu Hati.


Kondisi ini sering dikaitkan dengan penyakit maag alias penyakit lambung. Memang, Nyeri Ulu Hati menjadi salah satu gejala utama dari penyakit tersebut. Tapi hati-hati, nyeri ulu hati yang terjadi saat berpuasa bisa saja bukan sekadar gejala maag. Nyatanya, nyeri ulu hati bisa juga menjadi gejala serangan jantung.

Meskipun tidak semua nyeri ulu hati merupakan gejala penyakit jantung, dan tidak semua penyakit jantung pasti menunjukkan gejala nyeri ulu hati. Lantas, bagaimana cara membedakan dan mengenali nyeri ulu hati yang merupakan gejala dari penyakit jantung?

Pada dasarnya, nyeri ulu hati bisa terjadi karena beberapa hal, mulai dari rasa cemas, terlalu kenyang, peradangan pada lambung alias gastritis, penyakit asam lambung (GERD), batu empedu, hingga penyakit jantung. Selain nyeri ulu hati, umumnya ada gejala lain yang sering muncul pada masing-masing penyakit tersebut.

Pada penyakit jantung atau serangan jantung, nyeri ulu hati biasanya muncul dengan ciri-ciri tertentu, di antaranya:
1. Muncul Mendadak
Selain muncul mendadak, nyeri ulu hati yang merupakan gejala penyakit jantung biasanya juga disertai dengan nyeri pada dada. Rasa nyeri tersebut bisa menjalar hingga ke rahang, leher, atau lengan. Dalam hitungan menit, intensitas nyeri bisa meningkat dan memicu sensasi, seperti tertusuk, tertindih, serta perih.
2. Sulit Beraktivitas
Nyeri ulu hati bisa saja menyerang dengan dahsyat dan membuat pengidapnya kesulitan beraktivitas. Sebab, rasa nyeri biasanya akan bertambah saat seseorang melakukan aktivitas fisik atau mengalami stres.
3. Gejala Lain
Nyeri ulu hati tanda penyakit jantung biasanya muncul disertai dengan gejala lain. Kondisi ini bisa disertai dengan dada berdebar, sesak napas, keringat dingin, sering tiba-tiba merasa lemas, serta perasaan, seperti akan kehilangan kesadaran alias pingsan.
Kondisi ini sama sekali tidak boleh dianggap remeh. Jika mengalami gejala seperti di atas, segera pergi ke rumah sakit atau unit gawat darurat. Kondisi ini harus segera ditangani untuk menghindari kerusakan jantung atau komplikasi yang mungkin terjadi.

Mencegah Nyeri Ulu Hati saat Puasa
Meski tidak semua nyeri ulu hati merupakan gejala penyakit jantung, tapi kondisi ini tetap tidak boleh disepelekan. Nyeri ulu hati bisa membuat seseorang merasa tidak nyaman, kesulitan beraktivitas, hingga memicu penyakit lain.

Saat puasa, risiko nyeri ulu hati menyerang bisa lebih besar karena tubuh dan sistem pencernaan tetap bekerja meskipun perut dalam keadaan kosong. Maka dari itu, sangat penting untuk memperhatikan dan menyesuaikan beberapa hal untuk menghindari nyeri ulu hati menyerang saat puasa.

Saat sahur, biasakan untuk tidak makan secara berlebihan, karena bisa membuat perut terasa penuh dan memicu nyeri. Selain itu, hindari langsung tidur setelah banyak makan saat sahur. Makanan yang dikonsumsi saat sahur pun sebaiknya diperhatikan, biasakan untuk mengonsumsi makanan sehat agar tubuh dan sistem pencernaan selalu terjaga selama berpuasa.

Hal yang sama juga berlaku saat berbuka puasa. Setelah seharian menahan lapar dan haus, seseorang sering “kalap” dan makan berlebihan saat masuk waktu berbuka puasa. Hal itu sama sekali tidak disarankan karena bisa memicu terjadinya sakit perut atau nyeri ulu hati. Hindari makan terlalu banyak dan terlalu cepat agar nyeri ulu hati tidak mudah menyerang.