19 September 2017, 02:20 PM
Cerita Legneda Batu Menangis
Disebuah bukit yang jauh berasal dari desa, didaerah Kalimantan hiduplah seorang janda miskin dan seorang anggota gadisnya.
seorang gadis janda itu sangat cantik jelita. akantetapi sayang, diapun membawa prilaku yang amat buruk. Gadis ia benar-benar pemalas, tak dulu mendukung ibunya melaksanakan pekerjaan-pekerjaan rumah. Kerjanya cuma bersolek setiap hari. buat anak
Selain pemalas, seorang gadis itu itu sikapnya manja sekali. Segala permintaannya kudu dituruti. Setiap kali ia meminta suatu hal kepada ibunya harus dikabulkan, tanpa memperdulikan kondisi ibunya yang miskin, tiap tiap hari kudu membanting tulang melacak sesuap nasi.
Pada suatu hari anggota gadis itu diajak ibunya turun ke desa untuk berbelanja. terdapat pasar desa itu terlalu jauh, agar mereka mesti berlangsung kaki yang cukup melelahkan. anggota gadis itu berlangsung melenggang bersama kenakan pakaian yang baik dan bersolek agar orang dijalan yang terpantau nanti bakal mengagumi kecantikannya. waktu itu ibunya terjadi dibelakang sambil membawa keranjang bersama pakaian terlampau dekil. akan tetapi dia hidup ditempat terpencil, tak seorang mengerti bahwa ke-2 perempuan yang berjalan itu adalah ibu dan anak.
jika beliau terasa memasuki desa, orang-orang desa memandangi mereka. Mereka begitu kagum melihat kecantikan anak gadis itu, khususnya semua pemuda desa yang tak puas-puasnya menyaksikan muka gadis itu. apabila dikala melihat orang yang terjadi dibelakang seorang gadis itu, sungguh kontras keadaannya. Hal ini sebabkan orang bertanya-tanya.
Di antara orang yang melihatnya itu, seorang pemuda mendekati dan bertanya kepada gadis itu, “Hai, anak gadis cantik. jika yang berjalan dibelakang itu ibumu?”
Namun, apa jawaban anak gadis itu ?
“Bukan,” katanya bersama dengan angkuh. “Ia adalah pembantuku !”
Kedua ibu dan seorang itu kemudian meneruskan perjalanan. Tak seberapa jauh, mendekati lagi seorang pemuda dan menanyakan kepada anak gadis itu.
“Hai, manis. apabila yang terjadi dibelakangmu itu ibumu?”
“Bukan, bukan,” jawab gadis itu bersama mendongakkan kepalanya. ” dia adalah budakk!”
Begitulah tiap tiap gadis itu bertemu dengan seseorang disepanjang jalan yang menanyakan berkenaan ibunya, selamanya jawabannya itu. Ibunya diperlakukan sebagai pembantu atau budaknya.
Pada awalannya mendengar jawaban putrinya yang durhaka kalau ditanya orang, si ibu masih dapat mencegah diri. Namun sehabis berulang kali didengarnya jawabannya sama dan yang sangat menyakitkan hati, pada akhirnya si ibu yang malang itu tak bisa menghambat diri. Si ibu berdoa.
“Ya Tuhan, hamba tak kuat menahan hinaan ini. Anak kandung hamba begitu teganya memperlakukan diri hamba sedemikian rupa. Ya, tuhan hukumlah anak durhaka ini ! Hukumlah dia….”
Atas kekuasaan Tuhan Yang Maha Esa, perlahan-lahan tubuh gadis durhaka itu beralih menjadi batu. Perubahan itu di mulai dari kaki. Ketika perubahan itu telah mencapai 1/2 badan, anak gadis itu menangis memohon ampun kepada ibunya.
” Oh, Ibu..ibu..ampunilah saya, ampunilah kedurhakaan anakmu selama ini. Ibu…Ibu…ampunilah anakmu..” Anak gadis itu konsisten meratap dan menangis memohon kepada ibunya. Akan tetapi, seutuhnya udah terlambat. Seluruh tubuh gadis itu pada akhirnya berubah jadi batu. Sekalipun menjadi batu, namun orang sanggup lihat bahwa ke-2 matanya tetap menitikkan air mata, seperti tengah menangis. Oleh gara-gara itu, batu yang berasal berasal dari gadis yang mendapat kutukan ibunya itu disebut ” Batu Menangis “.
Demikianlah cerita berbentuk legenda ini, yang oleh masyarakat setempat dipercaya bahwa kisah itu terlampau dulu terjadi. Barang siapa yang mendurhakai ibu kandung yang udah melahirkan dan membesarkannya, pasti kelakuan laknatnya itu akan mendapat hukuman dari Tuhan Yang Maha Kuasa.
Disebuah bukit yang jauh berasal dari desa, didaerah Kalimantan hiduplah seorang janda miskin dan seorang anggota gadisnya.
seorang gadis janda itu sangat cantik jelita. akantetapi sayang, diapun membawa prilaku yang amat buruk. Gadis ia benar-benar pemalas, tak dulu mendukung ibunya melaksanakan pekerjaan-pekerjaan rumah. Kerjanya cuma bersolek setiap hari. buat anak
Selain pemalas, seorang gadis itu itu sikapnya manja sekali. Segala permintaannya kudu dituruti. Setiap kali ia meminta suatu hal kepada ibunya harus dikabulkan, tanpa memperdulikan kondisi ibunya yang miskin, tiap tiap hari kudu membanting tulang melacak sesuap nasi.
Pada suatu hari anggota gadis itu diajak ibunya turun ke desa untuk berbelanja. terdapat pasar desa itu terlalu jauh, agar mereka mesti berlangsung kaki yang cukup melelahkan. anggota gadis itu berlangsung melenggang bersama kenakan pakaian yang baik dan bersolek agar orang dijalan yang terpantau nanti bakal mengagumi kecantikannya. waktu itu ibunya terjadi dibelakang sambil membawa keranjang bersama pakaian terlampau dekil. akan tetapi dia hidup ditempat terpencil, tak seorang mengerti bahwa ke-2 perempuan yang berjalan itu adalah ibu dan anak.
jika beliau terasa memasuki desa, orang-orang desa memandangi mereka. Mereka begitu kagum melihat kecantikan anak gadis itu, khususnya semua pemuda desa yang tak puas-puasnya menyaksikan muka gadis itu. apabila dikala melihat orang yang terjadi dibelakang seorang gadis itu, sungguh kontras keadaannya. Hal ini sebabkan orang bertanya-tanya.
Di antara orang yang melihatnya itu, seorang pemuda mendekati dan bertanya kepada gadis itu, “Hai, anak gadis cantik. jika yang berjalan dibelakang itu ibumu?”
Namun, apa jawaban anak gadis itu ?
“Bukan,” katanya bersama dengan angkuh. “Ia adalah pembantuku !”
Kedua ibu dan seorang itu kemudian meneruskan perjalanan. Tak seberapa jauh, mendekati lagi seorang pemuda dan menanyakan kepada anak gadis itu.
“Hai, manis. apabila yang terjadi dibelakangmu itu ibumu?”
“Bukan, bukan,” jawab gadis itu bersama mendongakkan kepalanya. ” dia adalah budakk!”
Begitulah tiap tiap gadis itu bertemu dengan seseorang disepanjang jalan yang menanyakan berkenaan ibunya, selamanya jawabannya itu. Ibunya diperlakukan sebagai pembantu atau budaknya.
Pada awalannya mendengar jawaban putrinya yang durhaka kalau ditanya orang, si ibu masih dapat mencegah diri. Namun sehabis berulang kali didengarnya jawabannya sama dan yang sangat menyakitkan hati, pada akhirnya si ibu yang malang itu tak bisa menghambat diri. Si ibu berdoa.
“Ya Tuhan, hamba tak kuat menahan hinaan ini. Anak kandung hamba begitu teganya memperlakukan diri hamba sedemikian rupa. Ya, tuhan hukumlah anak durhaka ini ! Hukumlah dia….”
Atas kekuasaan Tuhan Yang Maha Esa, perlahan-lahan tubuh gadis durhaka itu beralih menjadi batu. Perubahan itu di mulai dari kaki. Ketika perubahan itu telah mencapai 1/2 badan, anak gadis itu menangis memohon ampun kepada ibunya.
” Oh, Ibu..ibu..ampunilah saya, ampunilah kedurhakaan anakmu selama ini. Ibu…Ibu…ampunilah anakmu..” Anak gadis itu konsisten meratap dan menangis memohon kepada ibunya. Akan tetapi, seutuhnya udah terlambat. Seluruh tubuh gadis itu pada akhirnya berubah jadi batu. Sekalipun menjadi batu, namun orang sanggup lihat bahwa ke-2 matanya tetap menitikkan air mata, seperti tengah menangis. Oleh gara-gara itu, batu yang berasal berasal dari gadis yang mendapat kutukan ibunya itu disebut ” Batu Menangis “.
Demikianlah cerita berbentuk legenda ini, yang oleh masyarakat setempat dipercaya bahwa kisah itu terlampau dulu terjadi. Barang siapa yang mendurhakai ibu kandung yang udah melahirkan dan membesarkannya, pasti kelakuan laknatnya itu akan mendapat hukuman dari Tuhan Yang Maha Kuasa.