6 October 2020, 11:25 AM
![[Image: xenophobia.jpg]](https://i.ibb.co/p0YXMP0/xenophobia.jpg)
Masa pandemi Covid-19 ini memang membuat semua orang jadi lebih berhati-hati dan lebih waspada. Namun, sebenarnya rasa khawatir dan waswas ini sungguh sangat wajar saat pandemi ini. Namun, kecemasan yang berlebihan hingga menimbulkan xenophobia tentu saja tidak wajar.
Istilah xenophobia sebenarnya bukan hal baru. Istilah ini biasanya merujuk pada ketidaksukaan ataupun prasangka pada orang-orang dari negara lain atau orang yang dianggap asing. Kata "fobia" pada istilah ini tidak hanya berarti takut saja, tetapi juga biasanya diikuti dengan sikap diskriminatif yang bernuansa politik atau sosial. Dan terlihat seolah irasional.
Seringnya xenofobia sering disandingkan dengan rasisme. Hanya saja xenofobia ini biasanya lebih spesifik pada budaya dan bangsa seseorang, tidak secara khusus pada ras tertentu.
Xenophobia di Tengah Pandemi Virus Corona
Nah, banyak orang yang bersikap xenofobia saat dunia sedang dilanda virus Covid-19 ini. Bentuk sikap xenophobia ini seperti mengatakan virus ini dengan kata "made in China". Atau sindiran lain yang menyebut kebiasaan orang China yang gemar mengkonsumsi semua hewan ekstrem. Bahkan ada juga yang menyebut China mengkonsumsi apa saja yang berkaki empat kecuali meja.
Ada pula Presiden Amerika Donald Trump yang menyebut bahwa Covid-19 ini dengan sebutan virus Wuhan atau virus TIongkok. Bahkan Trump menuduh virus ini buatan manusia yang lolos dari laboratorium virologi di Wuhan.
Sejak awal virus ini menyebar, banyak pihak yang menyalahkan China karena menjadi "penyebab" munculnya virus ini akibat kebiasaan makan kelelawar. Hingga sekarang, banyak pula orang Barat yang menyindir kebiasaan tersebut.
Bahkan di negara-negara Barat, mereka tidak memperbolehkan orang dari etnis Tionghoa untuk dekat-dekat. Ada pula di Jepang, mereka menolak semua orang China masuk ke tokonya sekalipun tidak terinfeksi virus. Padahal Jepang juga masih sesama negara Asia. Pandemi virus Corona ini memicu kebencian, xenophobia, keresahan, dan mengambinghitamkan antarindividu atau golongan.
Dulu, saat virus Ebola mewabah, xenofobia juga muncul. Saat itu, orang berkulit hitam yang tinggal di Amerika mengaku mendapat diskriminasi. Bentuk perlakuan tersebut berupa panggilan "ebola" pada seorang siswa berkulit hitam, atau ada juga mereka yang dipaksa mengambil cuti dari pekerjaannya, tidak dibayar upahnya karena kebangsaannya, hingga ada yang dipecat setelah bersin atau batuk.
Fakta Xenophobia yang Perlu Diketahui
Untuk memahami xenofobia lebih dalam, berikut hal-hal yang perlu Anda ketahui dari xenophobia ini, yaitu:
- Xenophobia merupakan ketakutan akan sesuatu yang asing atau yang berbeda dari dirinya. Selain rasa takut, perilaku xenofobia juga memiliki rasa benci dan waswas pada orang asing.
- Dampak negatif dari xenophobia ini berupa kekerasan dan juga permusuhan. Jika terus menerus terjadi, bisa menimbulkan perpecahan di tengah masyarakat.
- Gejala xenophobia ini umumnya akan takut ketika didekati oleh orang yang asing, tidak percaya pada orang di luar kelompoknya, memiliki stereotip pada orang lain yang ditakuti, menghindari daerah tertentu yang ada orang asing, hingga merasa senang jika memperlakukan orang asing tersebut dengan buruk.
- Xenophobia ini bisa dikurangi dengan memberikan pemahaman soal keberagaman. Orang yang berperilaku xenophobia juga perlu sering bepergian ke luar negeri atau ke luar daerah, belajar mengenai budaya asing dan mengamati berbagai perbedaan yang ada di dunia.
Perlu diketahui bahwa xenophobia ini bukan penyakit yang bisa disembuhkan. Hanya saja, diri sendiri harus memberi ruang dan menerima perbedaan agar kita terhindar dari ketakutan ini.