10 August 2020, 01:36 PM
Penyakit lupus merupakan salah satu jenis penyakit autoimun yang terjadi saat sistem kekebalan tubuh menyerang organ serta jaringan tubuh yang sehat. Gejalanya terkadang sulit untuk dideteksi karena hampir serupa dengan kondisi penyakit lainnya.
Ada beberapa faktor yang bisa memicu seseorang terkena lupus, seperti faktor hormon dan faktor genetik. Meski begitu, belum diketahui dengan pasti apa faktor utama yang menyebabkan kondisi ini. Para ahli memprediksi bahwa kondisi ini disebabkan oleh faktor luar dan dalam tubuh secara bersamaan.
Tanda-tanda penyakit lupus
Penyakit lupus memiliki gejala yang serupa dengan kondisi penyakit lain. Sekilas, Anda mungkin tidak menyadari bahwa gejala yang Anda alami merupakan gejala dari lupus.
Biasanya, gejala yang dirasakan setiap pasien berbeda-beda. Gejala tersebut bisa timbul di area-area tubuh tertentu, seperti pada persendian, kulit, jantung, darah, otak, ginjal, dan paru-paru. Beberapa pasien juga mungkin mengalami gejala hanya selama beberapa waktu, sementara pasien lainnya bisa terus merasakan gejala secara permanen.
Secara umum, tanda-tanda seseorang terkena lupus antara lain:
· Nyeri sendi
· Kelelahan
· Pegal-pegal
· Ruam kulit
· Sesak napas
· Demam tinggi
· Radang selaput dada
· Sakit kepala
· Kebingungan
· Hilang ingatan
· Sindrom sjogren berupa mata dan bibir yang sangat kering
Beberapa gejala lupus tidak langsung muncul begitu saja, melainkan terjadi secara berangsur-angsur selama bertahun-tahun. Pada usia remaja sampai usia 30-an, Anda mungkin merasakan gejala penyakit lupus awal berupa rasa lelah, demam, nyeri sendi, mulut dan bibir kering, dan kerontokan rambut.
Gejala ini sangat serupa dengan kondisi penyakit lain, terlebih karena gejala awal tergolong cukup ringan dan tidak berlangsung secara terus menerus. Oleh sebab itu, banyak orang menyalahartikan gejala ini sebagai gejala penyakit ringan.
Pada penderita lupus, gejala akan terasa semakin parah setelah terpapar sinar matahari. Paparan sinar matahari biasanya akan memicu gejala seperti ruam kulit, nyeri sendi, kelelahan, dan pembengkakan internal.
Karena itu, penderita lupus dianjurkan untuk menghindari aktivitas di luar ruangan dan rutin menggunakan sunblock.
Upaya perawatan penderita penyakit lupus
Hingga saat ini, belum ditemukan pengobatan untuk penyakit lupus. Dokter dan pihak rumah sakit biasanya hanya bisa membantu Anda untuk meringankan gejala yang diderita. Saat Anda terkena lupus, Anda akan terus membawa penyakit itu seumur hidup.
Upaya pengobatan untuk meringankan gejala akan berbeda-beda bagi setiap pasien. Pengobatan disesuaikan dengan gejala yang dialami pasien serta jenis lupus yang dideritanya. Beberapa upaya pengobatan penderita lupus meliputi:
· Kortikosteroid
Obat dengan kandungan kortikosteroid dapat meredakan peradangan akibat lupus. Meski efektif meringankan gejala, jenis obat ini dapat menimbulkan efek samping berupa kenaikan berat badan, osteoporosis, tekanan darah tinggi, diabetes, dan mudah memar.
· Obat anti-inflamasi non-steroid
Obat jenis ini biasanya dijual secara bebas di apotek, salah satunya adalah ibuprofen. Obat ini dapat digunakan untuk mengobati rasa sakit, demam, serta bengkak yang disebabkan oleh lupus. Efek sampingnya berupa pendarahan lambung, resiko masalah jantung, dan masalah ginjal.
· Imunosupresan
Imunospresan bekerja dengan menekan kinerja sistem kekebalan tubuh guna mengurangi serangan terhadap jaringan sehat. Layaknya obat lupus lainnya, obat jenis ini juga menimbulkan efek samping berupa kerusakan hati, infertilitas, peningkatan resiko kanker, dan peningkatan resiko infeksi.
Selain obat-obatan di atas, masih banyak obat-obatan jenis lain yang digunakan untuk mengobati penyakit lupus. Meski beberapa obat bisa dibeli secara bebas, sebaiknya selalu konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter sebelum Anda memutuskan untuk memakai obat tertentu.