25 November 2020, 01:34 PM
Pernahkah Anda merasakan adanya benjolan di langit-langit mulut namun tidak terasa sakit? Bisa saja Anda mengalami pertumbuhan tulang berlebih atau dalam dunia medis disebut dengan torus palatinus.
Torus palatinus tidak berbahaya dan bukan termasuk kanker. Namun benjolan yang semakin besar akan menyebabkan masalah fungsional dan menyulitkan Anda, mulai dari berbicara, menelan makanan dan minuman, hingga bernapas.
Penyebab torus palatinus
Torus palatinus dapat menyerang segala kelompok usia, dan wanita menjadi kelompok gender yang rentan mengembangkan kondisi ini.
Hingga kini belum diketahui secara pasti penyebab terbentuknya tulang tambahan di dalam mulut. Beberapa peneliti meyakini faktor genetika sebagai fakor risiko utama, karena torus palatinus dapat diwariskan dari orang tua ke anaknya.
Selain itu, hal lain yang dapat mengakibatkan terbentuknya benjolan tersebut yaitu:
Kebiasaan makan
Peneliti menemukan orang yang sering mengonsumsi ikan laut dalam jumlah besar berisiko mengembangkan torus palatinus. Hal ini karena ikan laut mengandung vitamin D dan lemak tak jenuh sebagai komponen penting dalam pertumbuhan tulang.
Peningkatan kepadatan tulang
Wanita yang berada pada fase pascamenopause dan menderita torus palatinus diketahui memiliki kepadatan tulang yang lebih tinggi. Maka dari itu kepadatan tulang yang meningkat diklaim sebagai salah satu sebab terbentuknya torus palatinus.
Kebiasaan menggertakkan gigi
Beberapa peneliti percaya tekanan pada mulut saat mengatupkan dan menggertakkan gigi dapat menyebabkan torus palatinus. Namun butuh penelitian lebih lanjut untuk mengetahui hubungan ini.
Bisakah torus palatinus dicegah?
Karena dipercaya sebagai bawaan genetik, maka akan sulit untuk mencegah perkembangan tulang di langit-langit mulut.
Namun Anda mungkin bisa mencegahnya dengan menyeimbangkan pemilihan makanan dan perubahan kebiasaan.
Perawatan torus palatinus
Penderita torus palatinus umumnya mengalami gejala antara lain:
Munculnya benjolan yang terletak di langit-langit mulut
Benjolan keras dan tidak terasa sakit jika disentuh
Ukuran benjolan bervariasi, dan dapat semakin besar
Untuk memastikannya Anda bisa memeriksakan diri ke dokter. Dokter akan melakukan diagnosa lebih lanjut dan mungkin memerlukan pemeriksaan radiografi dan patologis. Pemindaian tomografi terkomputasi merupakan pilihan ideal untuk memastikan diagnosis dan karakteristik torus palatinus.
Torus palatinus akan menghilang sendirinya seiring pertambahan usia. Namun bila ukurannya semakin membesar dan menyebabkan masalah fungsional seperti berbicara, menelan, menyikat gigi.
Dengan dampak yang dihasilkan, torus palatinus sangat mungkin menyebabkan masalah kesehatan lainnya, seperti gangguan bicara, masalah pencernaan, serta masalah gigi dan mulut. Maka dari itu ada baiknya mendapat tindakan medis.
Operasi atau pembedahan
Operasi merupakan metode perawatan yang umum untuk mengatasi torus palatinus. Pembedahan dilakukan oleh dokter bedah maksilofasial (speasialis operasi leher, wajah, dan rahang) didampingi dengan dokter anestesi dan petugas kesehatan lainnya.
Dokter akan memberikan bius lokal atau anestesi umum jika ukuran benjolan besar atau terletak di area tertentu. Kemudian sayatan dibuat, lalu dokter akan mengangkat tulang berlebih tersebut. Setelah pengangkatan, dokter akan menutup situs dengan jahitan.
Meski minim risiko, ada beberapa komplikasi yang mungkin terjadi seperti robeknya rongga hidung, infeksi dan bengkak, serta pendarahan. Perlu 3 hingga 4 minggu agar pasien benar-benar pulih.
Untuk mengurangi ketidaknyamanan, dokter akan meresepkan obat pereda nyeri. Selama masa pemulihan, Anda hanya diperbolehkan makan makanan lunak untuk menghindari terbukanya jahitan dan disarankan untuk berkumur dengan air garam atau antiseptik oral untuk mengurangi risiko infeksi.
Perawatan laser
Metode laser untuk torus palatinus adalah perawatan terbaru hingga tidak semua rumah sakit menyediakan perawatan jenis ini. Perawatan laser diklaim memiliki risiko yang lebih rendah dan waktu pemulihan yang lebih cepat dibandingkan perawatan konvensional.
Apabila Anda memiliki pertanyaan seputar torus palatinus, jangan ragu untuk menanyakannya kepada dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ. Download aplikasinya sekarang di App Store atau Play Store.
Torus palatinus tidak berbahaya dan bukan termasuk kanker. Namun benjolan yang semakin besar akan menyebabkan masalah fungsional dan menyulitkan Anda, mulai dari berbicara, menelan makanan dan minuman, hingga bernapas.
Penyebab torus palatinus
Torus palatinus dapat menyerang segala kelompok usia, dan wanita menjadi kelompok gender yang rentan mengembangkan kondisi ini.
Hingga kini belum diketahui secara pasti penyebab terbentuknya tulang tambahan di dalam mulut. Beberapa peneliti meyakini faktor genetika sebagai fakor risiko utama, karena torus palatinus dapat diwariskan dari orang tua ke anaknya.
Selain itu, hal lain yang dapat mengakibatkan terbentuknya benjolan tersebut yaitu:
Kebiasaan makan
Peneliti menemukan orang yang sering mengonsumsi ikan laut dalam jumlah besar berisiko mengembangkan torus palatinus. Hal ini karena ikan laut mengandung vitamin D dan lemak tak jenuh sebagai komponen penting dalam pertumbuhan tulang.
Peningkatan kepadatan tulang
Wanita yang berada pada fase pascamenopause dan menderita torus palatinus diketahui memiliki kepadatan tulang yang lebih tinggi. Maka dari itu kepadatan tulang yang meningkat diklaim sebagai salah satu sebab terbentuknya torus palatinus.
Kebiasaan menggertakkan gigi
Beberapa peneliti percaya tekanan pada mulut saat mengatupkan dan menggertakkan gigi dapat menyebabkan torus palatinus. Namun butuh penelitian lebih lanjut untuk mengetahui hubungan ini.
Bisakah torus palatinus dicegah?
Karena dipercaya sebagai bawaan genetik, maka akan sulit untuk mencegah perkembangan tulang di langit-langit mulut.
Namun Anda mungkin bisa mencegahnya dengan menyeimbangkan pemilihan makanan dan perubahan kebiasaan.
Perawatan torus palatinus
Penderita torus palatinus umumnya mengalami gejala antara lain:
Munculnya benjolan yang terletak di langit-langit mulut
Benjolan keras dan tidak terasa sakit jika disentuh
Ukuran benjolan bervariasi, dan dapat semakin besar
Untuk memastikannya Anda bisa memeriksakan diri ke dokter. Dokter akan melakukan diagnosa lebih lanjut dan mungkin memerlukan pemeriksaan radiografi dan patologis. Pemindaian tomografi terkomputasi merupakan pilihan ideal untuk memastikan diagnosis dan karakteristik torus palatinus.
Torus palatinus akan menghilang sendirinya seiring pertambahan usia. Namun bila ukurannya semakin membesar dan menyebabkan masalah fungsional seperti berbicara, menelan, menyikat gigi.
Dengan dampak yang dihasilkan, torus palatinus sangat mungkin menyebabkan masalah kesehatan lainnya, seperti gangguan bicara, masalah pencernaan, serta masalah gigi dan mulut. Maka dari itu ada baiknya mendapat tindakan medis.
Operasi atau pembedahan
Operasi merupakan metode perawatan yang umum untuk mengatasi torus palatinus. Pembedahan dilakukan oleh dokter bedah maksilofasial (speasialis operasi leher, wajah, dan rahang) didampingi dengan dokter anestesi dan petugas kesehatan lainnya.
Dokter akan memberikan bius lokal atau anestesi umum jika ukuran benjolan besar atau terletak di area tertentu. Kemudian sayatan dibuat, lalu dokter akan mengangkat tulang berlebih tersebut. Setelah pengangkatan, dokter akan menutup situs dengan jahitan.
Meski minim risiko, ada beberapa komplikasi yang mungkin terjadi seperti robeknya rongga hidung, infeksi dan bengkak, serta pendarahan. Perlu 3 hingga 4 minggu agar pasien benar-benar pulih.
Untuk mengurangi ketidaknyamanan, dokter akan meresepkan obat pereda nyeri. Selama masa pemulihan, Anda hanya diperbolehkan makan makanan lunak untuk menghindari terbukanya jahitan dan disarankan untuk berkumur dengan air garam atau antiseptik oral untuk mengurangi risiko infeksi.
Perawatan laser
Metode laser untuk torus palatinus adalah perawatan terbaru hingga tidak semua rumah sakit menyediakan perawatan jenis ini. Perawatan laser diklaim memiliki risiko yang lebih rendah dan waktu pemulihan yang lebih cepat dibandingkan perawatan konvensional.
Apabila Anda memiliki pertanyaan seputar torus palatinus, jangan ragu untuk menanyakannya kepada dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ. Download aplikasinya sekarang di App Store atau Play Store.