2 April 2020, 09:39 AM
Daripada terus bersaing, banyak belajar dari kompetitor bisnis itu lebih baik! Bagaimana caranya?
Para pelaku usaha seringkali merasa takut ketika memiliki kompetitor bisnis. Takut bahwa kompetitor akan mengambil alih pelanggan potensial mereka. Namun, jika pasar yang tersedia cukup besar, kenapa harus takut? Dibanding rasa takut, belajar dari kompetitor yang menyediakan layanan jasa dan produk yang sama dengan menganggap mereka sebagai teman. Bagaimana bisa?
Ciptakan Pembeda
Jika pasar yang tersedia cukup besar, maka akan ada banyak pelanggan yang datang untuk berkeliling mencari produk bisnis mana yang lebih cocok dengan kebutuhan mereka. Persaingan yang sehat sama sekali bukan alasan untuk takut. Pada kenyataannya, persaingan sehat justru adalah hal yang baik untuk bisnis.
Ambil contoh dari merek bisnis terkenal dunia, Apple dan Microsoft, Adidas dan Nike, mereka sama-sama menciptakan produk yang serupa namun mereka sama-sama sukses. Apa yang membuat mereka bisa sama-sama sukses padahal produk yang mereka ciptakan serupa? Pembeda utama. Pasar sudah tersedia untuk setiap industri, setiap pelaku usaha sebenarnya tak perlu takut akan hal ini.
Karena mereka akan selalu punya pelanggan. Namun yang dilakukan oleh merek-merek besar tersebut patut ditiru demi menjadi yang unggul di dalam industri, yaitu dengan menciptakan pembeda utama dari kompetitor. Dengan pembeda utama, maka kategori pembeli akan terbentuk, sebagian pelanggan memilih produk yang satu dan sebagian lainnya memilih produk yang lain. Pelanggan akan selalu memilih produk yang cocok dengan kebutuhan mereka.
Belajar dari Kompetitor
Berikut ada 2 cara yang dapat dilakukan untuk belajar dari kompetitor.
Memecahkan Masalah
Cara yang sehat untuk memanfaatkan peluang terbaik di tengah persaingan adalah dengan cara mencari tahu apa kesalahan atau kekurangan yang dimiliki kompetitor lalu ciptakan solusi dan inovasi untuk melengkapi kekurangan tersebut. Beberapa usaha mikro terbukti sukses diterima oleh pasar ketika mampu menemukan masalah yang dialami sekelompok besar orang dan berhasil menyelesaikan masalah tersebut.
Jika kompetitor menyediakan layanan yang sama, namun terlihat mereka seperti melewatkan satu atau beberapa elemen atau fitur penting pada layanannya, maka inilah peluang besar untuk meningkatkan nilai bisnis, dengan melakukan apa yang tidak dilakukan atau dilewatkan oleh kompetitor.
Biarkan kompetitor Mengajari
Selain dari strategi pemasaran bisnis, sedikit pengintaian terhadap kompetitor juga perlu dilakukan. Tujuannya, adalah untuk mengetahui apakah kompetitor bisnis telah menemukan keuntungan. Dari hal tersebut, carilah peluang untuk mendapatkan keuntungan yang lebih besar. Namun, hindari melakukan tindakan spionase perusahaan.
Quote:Optimislah, jangan biarkan bisnis berjalan dengan stagnan
Memanfaatkan Kekurangan
Manfaatkan kekurangan dari bisnismu sendiri, kemungkinannya kamu memang akan memiliki kompetitor yang juga akan melihat pada peluang tersebut. Misalnya, ketika melihat kompetitor yang melakukan bisnis serupa namun dengan kesuksesan yang lebih besar, mungkin memang ada alasan yang baik dibaliknya.
Alih-alih merasa kecewa, hal tersebut bisa dijadikan sebagai motivasi yang menggiring pada pemikiran, 'Apa yang sudah saya lewatkan?'. Hal ini bisa terjadi ketika bisnis berada di zona nyaman. Ketika berada di situasi dimana bisnis memiliki kondisi yang stabil dan dirasa berjalan biasa-biasa saja, ini tanda bahwa kamu harus segera think different.
Setiap hari, kamu bersaing dengan cara menambahkan fitur-fitur layanan yang akan memberikan kepuasan terhadap pelanggan. Dan yang perlu diingat adalah, meskipun mengambil pelajaran dan berusaha 'berteman' dengan kompetitor, mereka bukanlah suatu hal yang tidak boleh dilawan. Demikian, fokuslah dengan pengembangan bisnis dengan terus menciptakan solusi-solusi terbaik bagi pelanggan, maka kamu tidak lagi perlu khawatir mengenai kompetitor bisnis melainkan belajar dari mereka.
Sumber Gambar: mybusiness.com.au
Referensi: https://halojasa.com/