15 October 2020, 11:36 AM
![[Image: cedera-saraf-tulang-belakang.jpg]](https://i.ibb.co/jzDHrDp/cedera-saraf-tulang-belakang.jpg)
Proses pemulihan cedera saraf tulang belakang umumnya sudah dimulai sejak di rumah sakit, segera setelah cedera terjadi. Tingkat pemulihannya pun tergantung dengan seberapa parah cedera yang dialami, misalnya orang dengan cedera saraf tulang belakang yang tidak lengkap memiliki peluang pemulihan yang lebih baik.
Orang dengan cedera saraf tulang belakang akan mengalami kehilangan fungsi tubuh, baik itu seluruh bagian saraf yang cedera maupun hanya sebagian, dan ini bisa bersifat permanen. Cedera ini juga dapat menyebabkan kondisi sekunder, seperti luka dan pembekuan darah. Tidak jarang, orang dengan kondisi tersebut membutuhkan perawatan jangka panjang.
Cedera lengkap vs tidak lengkap
Ada dua jenis cedera saraf tulang belakang, yaitu cedera lengkap dan tidak lengkap. Cedera yang tidak lengkap terjadi ketika ada sesuatu yang merusak sebagian sumsum tulang belakang, tetapi sinyal (impuls) dari otak masih bisa sampai ke bagian tubuh yang lain. Sementara itu, cedera total umumnya lebih parah, karena mencegah semua sinyal (impuls) saraf melewati sumsum tulang belakang. Akibatnya, pesan sinyal tidak sampai ke otak dan bagian tubuh.
Sebagian besar orang dengan cedera saraf tulang belakang mengalami kehilangan fungsi tubuh atau kelumpuhan. Orang dengan cedera yang tidak lengkap seringkali dapat mengembalikan beberapa fungsi tubuhnya yang hilang dengan pengobatan, tetapi jarang terjadi pemulihan secara total.
Dalam proses pemeriksaan, dokter akan menilai tingkat keparahan cedera menggunakan skala penilaian American Spinal Injury Association (ASIA). Dalam skala ini, penilaian ASIA A menunjukkan cedera lengkap, sedangkan penilaian ASIA E berarti cedera belum memengaruhi fungsi sensorik atau motorik penderita.
Tahapan pemulihan cedera saraf tulang belakang
Tahapan pemulihan cedera akan dibagi menjadi dua tahapan, yaitu:
- Tahap pertama
Tahap pertama pemulihan dilakukan segera setelah cedera saraf tulang belakang terjadi. Pada tahap ini, mungkin akan menghabiskan waktu di rumah sakit dan biasanya, masuk ke dalam unit gawat darurat. Terkadang, tindakan pembedahan juga perlu dilakukan.
Pertama-tama, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik, seperti memeriksa saluran pernapasan, kondisi detak jantung, serta fungsi motorik dan sensorik di lengan dan kaki penderita. Dokter mungkin menggunakan penjepit yang disebut kerah serviks untuk menjaga tulang belakang tetap stabil.
Untuk memeriksa kerusakan lebih lanjut, dokter menggunakan pencitraan medis, seperti MRI atau CT scan. Selama beberapa hari ke depan, dokter akan fokus untuk membatasi kerusakan dan mengurangi risiko komplikasi. Setelah perawatan awal ini dilalui, dokter Anda juga akan mengatur perawatan jangka panjang.
- Tahap kedua
Tahap kedua pemulihan cedera saraf tulang belakang dilakukan setelah Anda keluar dari rumah sakit. Tahap ini akan berfokus pada rehabilitasi, termasuk menjalani terapi fisik atau pekerjaan, dan terkadang, melibatkan konseling.
Dalam kebanyakan kasus, seseorang mungkin perlu tinggal di fasilitas rehabilitasi hingga 3 jam per hari. Beberapa orang juga memerlukan pemeriksaan rutin dengan dokter selama tahun pertama dan akan terus berlanjut selama bertahun-tahun hingga kondisi benar-benar membaik.
Umumnya, waktu yang diperlukan untuk memulihkan beberapa fungsi tubuh berlangsung hingga 1,5 tahun setelah cedera. Waktu pemulihan bisa lebih lama dari ini jika cedera saraf tulang belakang cukup parah.
Perawatan jangka panjang
Perawatan jangka panjang untuk kasus cedera saraf tulang belakang sangatlah kompleks. Jenis perawatannya bervariasi tergantung pada tingkat keparahan dan lokasi cedera.
Umumnya, dokter akan meresepkan berbagai bentuk terapi untuk membantu rehabilitasi. Selain itu, untuk mencegah atau mengobati kondisi kesehatan sekunder yang umum terjadi pada seseorang yang mengalami cedera saraf tulang belakang. Kondisi sekunder tersebut, meliputi:
- Tekanan pada ulkus.
- Kejang otot.
- Infeksi saluran kemih.
- Sakit kronis.
- Trombosis vena dalam.
- Infeksi saluran pernapasan, seperti pneumonia.
- Disreflexia otonom.
Sekitar 15% orang yang mengalami kelumpuhan di bagian atas dan bawah tubuh akan mengalami tekanan pada ulkus dalam satu tahun setelah cedera saraf tulang belakang terjadi. Tidak sedikit pula, penderita mungkin mengalami masalah dengan kesehatan mentalnya akibat cedera, seperti depresi.
Oleh sebab itu, pasien cedera saraf tulang belakang juga perlu mendapatkan konseling emosional atau psikoterapi untuk membantu mengatasi masalah kesehatan mental yang mungkin dapat dialami.