29 April 2020, 11:07 AM
Jumlah kasus virus Corona atau Covid-19 terus bertambah. Hingga 24 April 2020, jumlah kasus yang terjadi mencapai lebih dari 2,7 juta orang. Virus tersebut juga mengakibatkan lebih dari 192 ribu orang meninggal dunia, namun lebih dari 762 ribu orang dinyatakan sembuh. Berbagai informasi beredar bahwa ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mencegah virus Corona, salah satunya termasuk sinar UV (ultraviolet). Apakah sinar UV dapat mencegah virus Corona?
Jenis-Jenis Sinar UV
Sinar UV terdiri dari 3 jenis, antara lain:
- UVA
UVA adalah salah satu jenis sinar UV yang paling dominan masuk ke dalam bumi (persentasenya sebesar 95%). Sinar UVA dapat melakukan penetrasi sampai ke dalam kulit dimana jenis sinar tersebut dapat mengubah warna kulit manusia. Selain itu, sinar UVA dapat memicu efek penuaan dan keriput pada kulit, dan memicu terjadinya sel kanker pada kulit.
- UVB
UVB adalah jenis sinar UV yang secara biologis aktif. Sama seperti sinar UVA, sinar UVB juga dapat memicu perubahan warna pada kulit. Sinar tersebut juga dapat membuat seseorang terkena luka bakar.
Selain itu, sinar UVB dapat memicu penuaan dan keriput pada kulit manusia, serta menimbulkan risiko kanker kulit. Sinar UVB disaring oleh atmosfer sebelum sinar tersebut masuk ke dalam bumi.
- UVC
UVC adalah jenis sinar UV yang paling berbahaya karena dapat menimbulkan kerusakan yang parah pada kulit. Sinar UVC dapat melakukan penetrasi ke bagian paling dalam kulit manusia. UVC juga disaring oleh atmosfer dan tidak mencapai ke permukaan bumi. Para peneliti menyatakan bahwa jenis sinar UV ini adalah jenis sinar yang dianggap dapat membunuh virus Corona.
Penemuan Sinar UVC
Pada tahun 1878, para peneliti mampu membuat UVC buatan dimana kegunaannya dapat mensterilisasi berbagai benda di rumah sakit, pesawat terbang, kantor, dan pabrik. Tidak hanya itu, UVC juga dapat digunakan dalam proses sanitasi air minum.
Meskipun belum ada penelitian yang menyatakan bahwa jenis sinar ini dapat membunuh virus Corona, para ahli telah membuktikan bahwa sinar UVC efektif dalam mengatasi virus sebelumnya, yaitu SARS (severe acute respiratory syndrome).
Sinar UVC dipercaya dapat melengkungkan struktur materi genetik virus dan mencegah terjadinya penyebaran ke tubuh manusia. Oleh karena itu, sinar UV dianggap sebagai salah satu pilihan untuk mencegah penyebaran virus Corona, dan sinar tersebut telah digunakan oleh transportasi umum di Tiongkok.
Tidak hanya itu, para peneliti telah membuat robot UVC untuk menyinari rumah sakit. UVC juga digunakan di bank-bank untuk mendisinfektan uang. Sebuah universitas di Thailand menggunakan sinar UV melalui lorong.
Bagaimana Menurut WHO Tentang Sinar UV?
Meskipun sinar UV diklaim sebagai sinar yang bermanfaat, menurut WHO (World Health Organization), belum ada sinar UV, termasuk sinar UVC, dapat mengatasi penyebaran virus Corona. Hal tersebut justru menimbulkan masalah seperti iritasi pada kulit.
Selain itu, sinar UVC dapat mengakibatkan luka bakar. Oleh karena itu, sinar UVC tidak dapat secara langsung diarahkan ke pakaian. Sinar UVC juga dapat mengakibatkan mata silau 10 kali lebih parah dibandingkan dengan sinar lain.
Modifikasi Sinar UVC
Meskipun telah dihimbau untuk tidak menggunakan sinar UV, para peneliti telah menciptakan UVC yang lebih aman untuk mencegah virus Corona, yaitu far-UVC. Far-UVC diklaim tidak memicu kerusakan DNA. Meskipun demikian, far-UVC tidak dapat membunuh bakteri atau virus karena ukuran yang kecil untuk dijangkau cahaya.