12 February 2025, 05:33 PM
Antibiotik merupakan obat yang sering digunakan untuk melawan infeksi bakteri.
Namun, jika digunakan secara tidak tepat, bakteri dapat menjadi kebal terhadap antibiotik, menyebabkan kondisi yang disebut resistensi antibiotik.
Kondisi ini membuat infeksi lebih sulit diobati dan meningkatkan risiko komplikasi serius. Oleh karena itu, penting untuk memahami penyebab, gejala, serta cara mencegah resistensi antibiotik.
Ketahui Penyebab Resistensi Antibiotik
Resistensi antibiotik terjadi akibat perubahan pada bakteri yang membuatnya mampu bertahan terhadap efek obat.
Faktor utama yang menyebabkan resistensi antibiotik di antaranya:
- Penggunaan antibiotik yang tidak sesuai: Mengonsumsi antibiotik tanpa resep dokter atau menggunakannya untuk infeksi yang disebabkan oleh virus (seperti flu atau batuk) dapat mempercepat resistensi.
- Penghentian pengobatan sebelum waktunya: Tidak menghabiskan antibiotik sesuai anjuran dokter dapat membuat bakteri yang tersisa berkembang menjadi lebih kuat.
- Overdosis atau penggunaan antibiotik yang berlebihan: Sering menggunakan antibiotik meskipun tidak diperlukan meningkatkan risiko mutasi bakteri yang kebal terhadap obat.
- Penggunaan antibiotik pada hewan ternak: Di beberapa industri peternakan, antibiotik digunakan untuk mempercepat pertumbuhan hewan, yang dapat berdampak pada penyebaran bakteri resisten ke manusia melalui rantai makanan.
Waspadai Gejala Resistensi Antibiotik
Seseorang yang mengalami infeksi akibat bakteri resisten antibiotik mungkin mengalami gejala yang lebih lama dan lebih sulit diobati dibanding infeksi biasa.
Beberapa tanda yang perlu diwaspadai meliputi:
- Infeksi yang tidak kunjung sembuh meskipun sudah mengonsumsi antibiotik sesuai anjuran.
- Gejala infeksi yang semakin memburuk, seperti demam tinggi, nyeri yang meningkat, atau pembengkakan yang lebih parah.
- Kambuhnya infeksi dalam waktu singkat setelah pengobatan selesai.
- Munculnya infeksi baru yang sulit ditangani, misalnya infeksi saluran kemih yang sering berulang atau pneumonia yang semakin berat.
Jika mengalami gejala-gejala tersebut, segera konsultasikan dengan dokter terdekat untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
Apakah Resistensi Antibiotik Bisa Dicegah?
Meskipun resistensi antibiotik merupakan ancaman serius, ada beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk mencegahnya:
- Gunakan antibiotik hanya sesuai resep dokter, jangan sembarangan mengonsumsi antibiotik tanpa anjuran medis.
- Habiskan antibiotik sesuai aturan, hindari menghentikan pengobatan sebelum waktunya meskipun merasa sudah membaik.
- Jaga kebersihan diri dan lingkungan dengan mencuci tangan dengan sabun, menjaga kebersihan makanan, serta menerapkan pola hidup sehat.
- Hindari berbagi antibiotik dengan orang lain, sebab tiap individu memerlukan jenis dan dosis antibiotik yang berbeda sesuai dengan kondisi medisnya.
- Dukung kebijakan penggunaan antibiotik yang bijak. Pemerintah, tenaga medis, dan masyarakat perlu bekerja sama dalam mengendalikan distribusi dan penggunaan antibiotik agar tidak disalahgunakan.
Resistensi antibiotik dapat menyebabkan infeksi lebih sulit diobati dan meningkatkan risiko komplikasi.
Oleh karena itu, penting untuk memahami penyebabnya, mengenali gejalanya, serta menerapkan langkah-langkah pencegahan agar antibiotik tetap efektif dalam mengobati infeksi bakteri di masa depan.
Referensi
Halodoc. 2025. Obat Antibiotik. Dikutip dari https://www.halodoc.com/kesehatan/obat-antibiotik
Cleveland Clinic. 2025. Antibiotic Resistance. Dikutip dari https://my.clevelandclinic.org/health/articles/21655-antibiotic-resistance
Habboush, Y. & Guzman, N. Antibiotic Resistance. National Library of Medicine.
Image source: Ridofranz | Getty Images