23 July 2020, 12:52 PM
Manusia membutuhkan hormon untuk membantu kinerja tubuh. Ada banyak hormon di dalam tubuh manusia, hormon tiroid hanyalah salah satunya. Zat kimia tersebut dihasilkan oleh kelenjar tiroid yang pada situasi tertentu bisa mengalami gangguan. Untuk mengobatinya dibutuhkan diagnosis. Biopsi tiroid dan pemeriksaan radiologi adalah metode yang biasa digunakan.
Diagnosis kondisi tiroid seseorang dibutuhkan oleh mereka yang mengalami gangguan pada kelenjar tiroidnya. Kelenjar tiroid sendiri bentuk seperti kupu-kupu dan terletak di leher bagian depan, yakni di bawah pita suara.
Biasanya, tanda seseorang mengalami masalah pada kelenjar tiroidnya terdeteksi lewat adanya nodul atau benjolan. Biasanya benjolan tersebut menyebabkan rasa nyeri. Karena tak dapat diterka-terka, petugas medis harus mendapatkan gambaran yang tepat dan jelas mengenai keadaan tersebut sebelum dapat mengambil tindakan.
Seperti yang telah disinggung sebelumnya, biasanya untuk mendapatkan diagnosis itu petugas medis akan melakukan biopsi tiroid atau serangkaian pemeriksaan radiologi yang memanfaatkan teknologi nuklir.
Lantas, apakah seseorang harus melakukan kedua metode tersebut? Atau hanya cukup salah satunya saja? Lebih lanjut, berikut penjelasan mengenai metode-metode tersebut.
· Pemeriksaan Radiologi
Pemeriksaan radiologi ini akan menghasilkan gambar atau pencitraan mengenai kondisi tiroid seseorang. Tujuannya untuk mengevaluasi fungsi dari kelenjar tiroid. Teknologi nuklir atau bahan radioaktif yang digunakan pada prosedur thyroid scan adalah iodine yang umumnya dapat diserap oleh sel-sel kanker tiroid, dan bisa menumpuk di jaringan kelenjar tiroid.
Pemeriksaan radiologi untuk mendapatkan diagnosis masalah pada kelenjar tiroid ini akan menampilkan ukuran, bentuk, dan posisi kelenjar tiroid setelah terjadinya masalah. Dalam pemeriksaan ini, seseorang akan menerima radioaktif dalam bentuk pil, cairan, atau suntikan. Selanjutnya, pasien harus menunggu supaya radioaktif telah terserap oleh kelenjar tiroid.
Di sini, ada berbagai macam metode yang bisa dilakukan. Kendati untuk mendapatkan gambaran mengenai kelenjar tiroid hanya dibutuhkan dua metode, yakni CT Scan, dan pemeriksaan kedokteran nuklir. Berikut penjelasannya:
¾ CT scan
Pemeriksaan CT scan bertujuan menampilkan gambar bagian dalam tubuh pasien dengan lebih jelas dari berbagai sudut. CT scan dijalankan menggunakan mesin pemancar sinar-X yang dilengkapi sistem komputer khusus, sehingga bisa menampilkan gambar organ tubuh secara detail. Gambar yang dihasilkan dapat digabungkan menjadi gambar 3 dimensi.
Pemeriksaan CT scan umumnya berlangsung selama 20 menit hingga satu jam. Setelah prosedur CT scan selesai, dokter akan menjelaskan hasil pemeriksaan pada pasien.
¾ Pemeriksaan kedokteran nuklir
Pemeriksaan kedokteran nuklir menggunakan mesin pemindai yang dilengkapi dengan kamera gamma. Kamera gamma ini berfungsi menangkap sinar gamma yang dihasilkan cairan radioaktif (tracer), yang disuntikkan pada pasien sebelum pemeriksaan dilakukan. Sinar yang ditangkap kamera gamma akan diolah oleh komputer menjadi gambar 3 dimensi. Kemudian, dokter akan menganalisa gambar dan membuat diagnosis.
Proses pengambilan gambar umumnya berlangsung kurang dari satu jam. Namun jika diperlukan, pemeriksaan bisa berlangsung lebih lama, bahkan memerlukan lebih dari satu kali kunjungan.
· Biopsi Tiroid
Sementara itu biopsi tiroid dilakukan dengan mengambil sampel jaringan dari kelenjar tiroid itu sendiri. Sama seperti teknik biopsi pada umumnya. Sampel jaringan yang bermasalah tersebut nantinya akan diperiksa lebih lanjut di laboratorium sehingga dokter mengetahui dengan pasti dan tepat mengenai apa yang tengah terjadi di dalam tubuh pasien.
Dalam biopsi tiroid, dunia kedokteran memiliki tiga metode yang paling umum dilakukan. Dua di antaranya menggunakan bantuan jarum dalam pelaksanaannya. Dua metode itu disebut Fine Needle Aspiration Biopsy (FNAB) dan Core Needle Biopsy.
Perbedaan keduanya terletak pada ukuran jarum yang digunakan. FNAB menggunakan jarum harus yang ukurannya kecil, sedang core needle biopsy menggunakan jarum yang jauh lebih besar.
Sementara satu metode lainnya adalah dengan teknik bedah. Biopsi tiroid dengan metode ini melibatkan pembuatan sayatan di leher pasien, untuk mengangkat kelenjar tiroid. Prosedur ini dilakukan di bawah pengaruh anestesi dan memiliki masa pemulihan yang lebih lama dari jenis biopsi lainnya.
Adapun mengenai mana yang sebaiknya dipilih, sebenarnya pertanyaan tersebut tak dapat dijawab dengan sederhana. Pasalnya, dua cara tersebut saling berkaitan satu sama lain. Pasien cukup melakukan pemeriksaan radiologi jika itu sudah cukup bagi dokter untuk mendapatkan gambaran kondisi kelenjar tiroid mereka.
Namun, untuk kondisi tertentu yang menyebabkan diagnosis sulit ditegakkan, dokter harus melakukan biopsi tiroid kendati sebelumnya pasien telah melakukan pemeriksaan radiologi.