23 December 2021, 10:24 AM
Sindrom geriatri adalah sekumpulan kondisi yang sering menyerang lansia. Salah satu dari sindrom geriatri yang sering dijumpai adalah inkontensia urine, di mana Anda akan mengeluarkan air seni secara tidak disengaja. Ini adalah kondisi yang memengaruhi jutaan orang di seluruh dunia. Dan Anda tidak perlu malu untuk membicarakan gejala ini dengan dokter. Konsultasi dan memeriksakan diri dengan dokter dapat menjadi langkah pertama untuk menemukan perawatan yang efektif.
Sindrom geriatri berupa inkontinensia urine ini dapat disebabkan karena beberapa alasan. Untuk kasus inkontinensia yang terus menerus terjadi, beberapa perubahan fisik atau gangguan kesehatan tertentu dapat menjadi penyebabnya.
Adapun beberapa faktor risiko yang dapat meningkatkan kemungkinan Anda dalam menderita sindrom geriatri ini di antaranya adalah:
Jenis kelamin. Wanita berkemungkinan lebih besar dalam menderita inkontinensia stres. Kehamilan, persalinan, menopause, dan anatomi wanita normal menjadi pemicu terjadinya kondisi ini. Akan tetapi, pria dengan gangguan kelenjar prostat memiliki peningkatan risiko menderita inkontinensia overflow dan mendesak.
Sindrom geriatri berupa inkontinensia urine ini dapat disebabkan karena beberapa alasan. Untuk kasus inkontinensia yang terus menerus terjadi, beberapa perubahan fisik atau gangguan kesehatan tertentu dapat menjadi penyebabnya.
- Kehamilan. Perubahan hormon dan meningkatnya berat badan janin dapat menyebabkan inkontinensia stres.
- Persalinan. Persalinan vagina dapat memperlemah otot yang dibutuhkan untuk kontrol kandung kemih. Persalinan ini juga dapat merusak saraf kandung kemih dan jaringan pendukung untuk kemudian menyebabkan prolaps. Dengan adanya prolaps, kandung kemih, rahim, dubur, dan usus kecil dapat terdorong dari posisi biasanya. Untuk kemudian menonjol ke vagina. Tonjolan ini dapat dihubungkan dengan inkontinensia.
- Perubahan yang terjadi seiring bertambahnya usia. Otot kandung kemih yang bertambah tua dapat mengurangi kapasitas kandung kemih untuk menyimpan urine. Kontraksi kandung kemih yang tanpa disengaja juga dapat sering terjadi seiring dengan bertambahnya usia Anda.
- Menopause. Setelah menopause, wanita akan memproduksi lebih sedikit estrogen, sebuah hormon yang membantu menjaga lapisan kandung kemih dan urethra tetap sehat. Kerusakan jaringan tersebut dapat memperburuk inkontinensia.
- Prostat yang membesar. Terutama terjadi pada pria berusia lanjut, inkontinensia sering berasal dari pembesaran kelenjar prostat, sebuah kondisi yang dikenal dengan istilah benign prostatic hyperplasia.
- Kanker prostat. Pada pria, inkontinensia stres dan inkontinensia mendesak dapat dihubungkan dengan kanker prostat yang tidak diobati. Namun, inkontinensia lebih sering menjadi gejala efek samping dari perawatan kanker prostat.
- Penyumbatan. Tumor di mana saja di sepanjang saluran kemih dapat menyumbat aliran normal urine. Hal ini menyebabkan inkontinensia overflow. Batu saluran kemih, massa keras menyerupai batu yang terbentuk di kandung kemih, terkadang dapat menyebabkan buang air kecil yang tidak disengaja.
- Gangguan saraf. Multiple sclerosis, penyakit Parkinson, stroke, tumor otak, atau cidera tulang belakang dapat mengganggu sinyal saraf yang terliba dalam kontrol kandung kemih, menyebabkan inkontinensia urine.
Adapun beberapa faktor risiko yang dapat meningkatkan kemungkinan Anda dalam menderita sindrom geriatri ini di antaranya adalah:
Jenis kelamin. Wanita berkemungkinan lebih besar dalam menderita inkontinensia stres. Kehamilan, persalinan, menopause, dan anatomi wanita normal menjadi pemicu terjadinya kondisi ini. Akan tetapi, pria dengan gangguan kelenjar prostat memiliki peningkatan risiko menderita inkontinensia overflow dan mendesak.
- Usia. Semakin Anda bertambah usia, otot kandung kemih dan urethra kehilangan beberapa kekuatannya. Perubahan yang terjadi seiring dengan bertambahnya usia mengurangi seberapa banyak kandung kemih dapat menahan dan meningkatkan keluarnya urin tanpa disengaja.
- Kelebihan berat badan. Kelebihan berat badan dapat meningkatkan tekanan di kandung kemih dan di sekitar otot, yang mana akan melemahkan otot dan membuat urine keluar saat Anda bersin ataupun batuk.
- Merokok. Penggunaan tembakau dapat meningkatkan risiko inkontinensia urine.