Thread Rating:
  • 0 Vote(s) - 0 Average
  • 1
  • 2
  • 3
  • 4
  • 5
Mengenal Pemfigoid Bulosa dan Kondisi Lain Sejenis
#1

[Image: Pemfigoid-Bulosa.png]


Mungkin Anda masih asing dengan istilah pemfigoid bulosa. Wajar saja, sebab ini adalah kondisi kesehatan yang langka. Ini adalah penyakit atau masalah medis autoimun. Artinya, amat diyakini jika kondisi ini terjadi akibat sistem kekebalan tubuh seseorang menyerang sel-sel sehat di kulit.

Sebenarnya, pemfigoid bulosa hanyalah satu dari beberapa jenis masalah kesehatan yang serupa. Sedikitnya ada tiga macam penyakit—termasuk pemfigoid bulosa—di dalam kelompok ini. Namun, sebelum mengenal satu per satu, ada baiknya kita cari tahu terlebih dahulu hal-hal yang sifatnya lebih umum.

Apa itu pemfigoid?
Pemfigoid adalah istilah yang digunakan untuk merujuk suatu kondisi lepuhan yang dipicu oleh autoimun. Pemfigoid bisa terjadi pada kulit di bagian mana saja, termasuk dapat pula terjadi di selaput lendir. Di mana pemfigoid terjadi inilah yang digunakan untuk membedakan masing-masing jenisnya.

Pemfigoid dapat diderita oleh siapa saja, pria maupun wanita, tua juga muda, termasuk anak-anak. Namun, disebut-sebut mereka yang telah berusia senja-lah yang memiliki kemungkinan paling besar terserang penyakit autoimun ini.

Seperti yang sudah disinggung sebelumnya, kerusakan sistem kekebalan tubuh seorang manusia sampai saat ini yang diyakini sebagai pemicu utamanya. Kendati demikian, kemungkinan masih terdapat faktor lain yang bisa meningkatkan risiko. Walaupun hingga kini dunia medis masih belum banyak mendapat informasi mengenai kondisi ini.

Seperti yang ditunjukkan oleh namanya, pemfigoid secara umum mirip dengan pemfigus, tetapi tidak seperti pemfigus, pemfigoid tidak menampilkan acantholysis atau hilangnya koneksi antar-sel kulit. Perlu diketahui jika pemfigoid lebih sering terjadi ketimbang pemfigus.

Selain pemfigoid bulosa, kondisi lain sejenis yakni pemfigoid cicatricial, dan pemfigoid gestationis. Masing-masing pemfigoid ini memiliki ciri khas yang membedakan satu dengan yang lainnya. Untuk mengetahui lebih lengkap mengenai masing-masing jenis pemfigoid, berikut penjelasannya:

  • Pemfigoid bulosa
Ciri umum dari pemfigoid jenis ini adalah timbulnya bula atau lepuhan besar berisi cairan dengan diameter lebih dari 10 mm, terasa gatal, dan berwarna kemerahan seperti biduran. Terjadinya pemfigoid bulosa dapat secara akut (cepat), perlahan, maupun terjadi setelah adanya penyakit kulit lain seperti psoriasis dan lichen planus.

Kejadian pemfigoid bulosa semakin sering terjadi seiring pertambahan usia. Rata-rata, usia penderita adalah 60 tahun. Pemfigoid bulosa juga meningkatkan risiko penyakit lain, mulai dari hipertensi, diabetes mellitus, penyumbatan pembuluh darah, dan penyakit jantung.
Sebenarnya, kondisi ini tidak terlalu serius, tetapi pada orang tua dengan kondisi kesehatan yang buruk, pemfigoid bulosa dapat mengancam nyawa.

  • Pemfigoid gestationis
Yang membedakan pemfigoid jenis ini adalah hanya terjadi pada perempuan yang tengah hamil. Pemfigoid gestationis biasanya terjadi pada trimester kedua atau ketiga kehamilan. Penyakit autoimun ini awalnya disebut herpes gestationis karena gejalanya terlihat seperti infeksi yang disebabkan virus herpes, kendati keduanya tidak memiliki keterkaitan.

Lesi kulit wanita hamil yang mengalami pemfigoid gestationis akan berkembang menjadi lepuhan tegang pada trimester kedua atau ketiga. Awalnya, ruam yang menandakan gejalanya mulai terlihat di area pusar, kemudian menyebar ke seluruh tubuh.

Wanita hamil dengan kondisi ini harus dipantau karena pemfigoid gestationis dapat memengaruhi janin, termasuk juga memengaruhi volume cairan ketuban, meningkatkan kemungkinan persalinan prematur, hingga anak terlahir dengan berat badan yang rendah.

  • Pemfigoid cicatricial
Pemfigoid cicatricial juga disebut pemfigoid selaput lendir karena lepuhan terjadi di membran mukosa seperti mulut, mata, hidung, tenggorokan, alat kelamin. Bagian tubuh yang paling umum terkena adalah mulut dan mata.

Ruam dan lepuh dapat muncul pada salah satu area ini dan menyebar ke area yang lain jika tidak diobati. Jika pemfigoid yang muncul pada mata tidak diobati, maka dapat menyebabkan kebutaan.

Itulah tiga jenis pemfigoid yang hingga kini sudah dipetakan oleh medis. Dari ketiga jenis itu, pemfigoid bulosa menjadi yang paling sering ditemukan. Pengobatan yang dilakukan untuk mengatasi masalah ini adalah dengan terapi obat-obatan yang bekerja menekan sistem imun atau obat yang memiliki efek anti peradangan.

Karena termasuk penyakit autoimun, pemfigoid bulosa dan jenis lainnya belum dapat dipastikan cara pencegahannya. Namun, seseorang dianjurkan tetap menjaga pola atau kebiasaan hidup sehat, meski belum ada bukti kuat upaya ini efektif mencegah kemungkinan terjadinya masalah kesehatan tersebut.
Reply




Users browsing this thread: 1 Guest(s)

About Ziuma

ziuma - forum diskusi dan komunitas online. disini kamu bisa berdiskusi, berbagi informasi dan membentuk komunitas secara online. Bisa juga berdiskusi dengan sesama webmaster/blogger. forum ini berbasis mybb

              Quick Links

              User Links

             powered by