5 June 2020, 12:48 PM
Pernahkah Anda mendengar penyakit kolesistitis? Penyakit ini merupakan sebuah peradangan pada kantong empedu. Biasanya hal ini terjadi karena batu empedu terjebak di bukaan kantong empedu. Kolesistitis dapat menyebabkan demam, rasa sakit, pusing, dan komplikasi parah. Bahkan, apabila tidak dirawat dengan segera, kolesistitis dapat menyebabkan kantong empedu berlubang, kematian jaringan dan ganggren, fibrosis dan menyusutnya kantong empedu, atau infeksi bakteri sekunder.
Batu empedu menjadi penyebab sekitar 95 persen kasus kolesistitis. Batu empedu ini dapat terbentuk dari kolesterol, sebuah pigmen yang dikenal dengan sebutan bilirubin, atau percampuran antara keduanya. Kondisi ini juga dapat dipicu oleh lumpur empedu ketika empedu mengumpulkannya di saluran empedu. Penyebab lain penyakit ini adalah trauma, penyakit kritis terentu, defisiensi imun, atau obat-obatan jenis tertentu. Beberapa kondisi medis kronis seperti gagal ginjal dan penyakit jantung koroner atau beberapa jenis kanker tertentu dapat meningkatkan risiko kolesistitis. Kolesistitis akut dapat terjadi dengan tiba-tiba, sementara kolesistitis kronis berkembang perlahan selama beberapa waktu.
Gejala kolesistitis
Tanda dan gejala kolesistitis termasuk rasa sakit pada kuadran kanan atas, demam, dan jumlah sel darah putih yang tinggi. Rasa sakit biasanya terasa di daerah sekitar kantong empedu, di kuadran kanan atas perut. Dalam kasus kolesistitis akut, rasa sakit tersebut akan muncul dengan tiba-tiba. Rasa sakit juga tidak akan hilang dan dengan intensitas yang sangat tinggi. Apabila dibiarkan dan tidak mendapatkan perawatan, rasa sakit akan bertambah semakin parah dan menarik napas dalam-dalam akan membuat rasa sakit semakin intens. Rasa sakit tersebut bahkan dapat menjalar dari perut ke pundak kanan dan punggung. Gejala lain dari kondisi ini di antaranya adalah perut kembung, perut terasa lunak pada bagian atas kanan, hilangnya nafsu makan, pusing, muntah, dan berkeringat. Demam sedang dan menggigil juga dapat muncul pada kasus kolesistitis akut. Setelah penderita makan, terutama makanan yang tinggi lemak, gejala akan semakin memburuk. Tes darah dapat menunjukkan tingginya jumlah sel darah putih.
Faktor risiko dan komplikasi penyakit kolesistitis
Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko terbentuknya batu empedu adalah riwayat kesehatan keluarga, penyakit Crohn, diabetes, penyakit arteri koroner, penyakit ginjal tahap akhir, hyperlipidemia, turunnya berat badan dengan sangat cepat, obesitas, umur, dan kehamilan. Melahirkan bayi dalam waktu yang lama juga dapat merusak kantong empedu, sehingga meningkatkan risiko kolesistitis dalam beberapa minggu setelahnya.
Semenara itu, kolesistitis akut yang tidak dirawat dapat menyebabkan komplikasi kesehatan yang serius, seperti:
· Fistula, dapat terjadi jika batu empedu yang besar mengikir dinding kantong empedu.
· Distensi kantong empedu. Apabila kantong empedu meradang karena penumpukan empedu, kantong empedu dapat meregang dan membengkak sehingga menyebabkan rasa sakit. Hal ini dapat meningkatkan risiko perforasi, atau sobekan pada kantong empedu. Selain itu, risiko infeksi dan kematian jaringan juga meningkat.
· Kematian jaringan. Jaringan kantong empedu dapat mati, dan ganggren berkembang dan menyebabkan perforasi atau pecahnya kantong empedu. Tanpa perawatan, sekitar 10 persen dari pasien yang menderita kolesistitis akut dapat menderita perforasi lokal.
Beberapa hal bisa dilakukan guna mencegah risiko terbentuknya batu empedu, dan hal ini dapat membantu mengurangi risiko menderita kolesistitis. Yang dapat Anda lakukan seperti menhindari lemak jenuh; rutin makan sarapan, makan siang, dan makan malam dalam waktu yang teratur; latihan 5 hari dalam satu minggu setidaknya 30 menit; mengurangi berat badan (obesitas dapat meningkatkan risiko terbentuknya batu empedu).