2 June 2020, 02:25 PM
(This post was last modified: 2 June 2020, 02:27 PM by info.sehat.)
![[Image: mengenal-kondisi-hidrokel-pada-bayi-dan-...136543.jpg]](https://cms.sehatq.com/cdn-cgi/image/f=auto,width=890,height=530,fit=cover,background=white,quality=100/public/img/article_img/mengenal-kondisi-hidrokel-pada-bayi-dan-tanda-bahayanya-1557136543.jpg)
Testis atau buah zakar merupakan bagian dari sistem reproduksi pria yang memiliki fungsi untuk memproduksi sperma dan hormon testosteron. Sepasang testis ini berada di dalam kantong skrotum dan menggantung tepat di bawah pangkal penis. Normalnya, skrotum akan terasa kencang tetapi tidak keras. Pada penderita hidrokel, skrotum akan terasa lunak seperti balon yang berisi air jika disentuh.
Hidrokel biasanya terjadi pada bayi laki-laki yang baru lahir, tetapi juga bisa dialami oleh pria dewasa. Meski umumnya tidak berbahaya, pemeriksaan dokter tetap diperlukan untuk menyingkirkan kemungkinan hidrokel disebabkan oleh penyakit serius, seperti kanker testis.
Hidrokel memiliki dua jenis, yaitu:
- Hidrokel nonkomunikan
Hidrokel ini terjadi ketika celah di antara rongga perut dan skrotum (kanal inguinal) menutup, tetapi cairan di dalam skrotum tidak terserap oleh tubuh.
- Hidrokel komunikan
Penyebab hidrokel
Untuk penyebabnya, ada perbedaan jika terjadi pada bayi dan pria dewasa. Berikut penjelasannya:
- Hidrokel pada bayi
Pada bayi, hidrokel terjadi akibat kelainan perkembangan saat bayi masih di dalam kandungan. Kelainan ini menyebabkan penumpukan cairan di dalam skrotum. Saat di dalam kandungan, testis janin yang awalnya berada di perut akan turun ke dalam skrotum melalui celah di antara rongga perut dan skrotum. Kedua testis tadi turun ke dalam skrotum bersama dengan cairan.
Normalnya, celah yang disebut kanal inguinal ini akan menutup pada tahun pertama setelah bayi lahir. Cairan di dalam skrotum juga akan terserap secara bertahap oleh tubuh bayi dengan sendirinya. Pada bayi dengan hidrokel, proses tersebut tidak berjalan dengan normal, di mana kanal inguinal tidak menutup sehingga skrotum tetap terisi cairan dan membengkak.
Normalnya, celah yang disebut kanal inguinal ini akan menutup pada tahun pertama setelah bayi lahir. Cairan di dalam skrotum juga akan terserap secara bertahap oleh tubuh bayi dengan sendirinya. Pada bayi dengan hidrokel, proses tersebut tidak berjalan dengan normal, di mana kanal inguinal tidak menutup sehingga skrotum tetap terisi cairan dan membengkak.
- Hidrokel pada pria dewasa
- Operasi hernia inguinal
- Cedera atau benturan pada skrotum
- Penyakit kaki gajah (filariasis)
- Peradangan pada saluran sperma (epididimitis)
- Tumor testis
Begitu pula dengan gejala yang ditimbulkan saat mengalami hidrokel. Baik bayi maupun orang dewasa memiliki perbedaan. Pada bayi, hidrokel ditandai dengan pembengkakan pada salah satu atau kedua sisi skrotum. Jika diraba, skrotum akan terasa lunak seperti balon yang berisi air. Pembengkakan ini biasanya tidak disertai nyeri dan akan mengempis dengan sendirinya.
Pada pria dewasa, selain pembengkakan pada skrotum, hidrokel yang membengkak akan terasa tidak nyaman atau berat. Terkadang pembengkakan skrotum lebih terlihat di pagi hari.
Adapun untuk pengobatannya ada dua cara. Namun, biasanya hidrokel pada bayi akan menghilang dengan sendirinya setelah bayi berusia satu tahun. Sedangkan hidrokel pada pria dewasa umumnya hilang setelah 6 bulan. Jika hidrokel tidak juga menghilang setelah jangka waktu tersebut atau malah membesar dan menimbulkan nyeri, dokter akan melakukan tindakan berikut:
Pada pria dewasa, selain pembengkakan pada skrotum, hidrokel yang membengkak akan terasa tidak nyaman atau berat. Terkadang pembengkakan skrotum lebih terlihat di pagi hari.
Adapun untuk pengobatannya ada dua cara. Namun, biasanya hidrokel pada bayi akan menghilang dengan sendirinya setelah bayi berusia satu tahun. Sedangkan hidrokel pada pria dewasa umumnya hilang setelah 6 bulan. Jika hidrokel tidak juga menghilang setelah jangka waktu tersebut atau malah membesar dan menimbulkan nyeri, dokter akan melakukan tindakan berikut:
- Hidrokelektomi
Prosedur ini dilakukan dengan membuat sayatan pada skrotum untuk mengeluarkan cairan di dalamnya. Hidrokelektomi tergolong operasi kecil, sehingga pasien bisa pulang pada hari yang sama setelah operasi.
Usai menjalani hidrokelektomi, dokter akan menyarankan pasien untuk memakai penyangga skrotum dan mengompres skrotum dengan es batu guna meredakan rasa tidak nyaman setelah operasi.
- Aspirasi
Selain hidrokelektomi, dokter juga dapat mengeluarkan cairan di dalam skrotum melalui jarum khusus (aspirasi). Namun, aspirasi hanya dilakukan pada pasien hidrokel yang menderita gangguan jantung, sedang mengonsumsi obat pengencer darah, atau berisiko mengalami komplikasi hidrokelektomi.