4 December 2020, 05:20 PM
Penyakit epilepsi menyebabkan seseorang mengalami kejang secara berulang. Hal ini disebabkan karena gangguan sistem saraf pusat dimana aktivitas otak berubah menjadi tidak normal. Salah satu obat yang digunakan untuk mengatasi kejang epilepsi yaitu clobazam. Obat ini bekerja pada otak dan sistem saraf pusat sehingga menghasilkan efek menenangkan.
Clobazam dan epilepsi
Pada dasarnya, cara kerja clobazam di otak belum sepenuhnya diketahui. Akan tetapi, clobazam diperkiran mampu memengaruhi neurotransmiter dengan cara meningkatkan aktivitas reseptor asam gamma-aminobutirat (GABA) pada sel otak tertentu.
Menurut Food and Drug Administration, obat ini diindikasikan sebagai obat tambahan untuk penderita kejang yang berhubungan dengan sindrom Lennox-Gastaut. Sindrom ini merupakan salah satu bentuk epilepsi yang jarang terjadi dan cenderung sukar diatasi.
Clobazam termasuk golongan benzodiazepine. Akan tetapi, berbeda dengan jenis obat benzodiazepine lainnya, clobazam dapat digunakan untuk pengobatan epilepsi jangka panjang karena keefektifannya dan cendering menghasilkan efek sedatif yang lebih rendah.
Berdasarkan Indian Journal of Medical Research, clobazam dapat digunakan sebagai terapi obat antiepilepsi tambahan dalam menangangi pasien epilepsi. Selain itu, obat ini juga efektif digunakan pada jenis kejang umum atau parsial. Kejang parsial atau fokal sering terjadi pada penderita epilepsi dewasa.
Studi lain menyebutkan, clobazam terbukti menurunkan frekuensi kejang pada lebih 40% pasien dengan tipe kejang tunggal, sedangkan sebanyak 50-60% pasien dengan jenis kejang ganda mengalami perbaikan setidaknya pada satu jenis kejang yang dialaminya. Akan tetapi, efek samping paling umum akan terjadi yaitu mengantuk.
Makanan dan minuman yang dihindari
Konsumsi alkohol bersamaan dengan clobazam dapat meningkatkan efek samping pada sistem saraf seperti pusing, mengantuk, dan sulit berkonsentrasi. Beberapa orang mungkin juga akan mengalami gangguan berpikir.
Di sisi lain, secara umum tidak ada makanan atau minuman yang meningkatkan risiko kejang pada penderita epilepsi, kecuali pada jenis epilepsi refleks yang jarang terjadai dimana kejang sangat dipengaruhi oleh konsumsi makanan tertentu. Akan tetapi, beberapa orang percaya bahwa jenis makanan dan minuman berikut dapat memengaruhi kejang, seperti berikut ini:
Perasa, pemanis, atau pengawet buatan
Jenis bahan-bahan buatan ini banyak terdapat pada makanan atau minuman kemasan, seperti MSG pada makanan kemasan yang memiliki rasa gurih dan pemanis buatan pada minuman kemasan.
Minuman berkafein
Kafein terdapat pada teh, kopi, kola karena dapat meningkatkan efek kejang dan memengaruhi cara kerja obat antiepilepsi
Jus jeruk bali merah dan jus buah delima
Kedua minuman ini tidak memicu kejang, namun memengaruhi obat epilepsi seperti karbamazepin, diazepam, atau midazolam
Apa yang dilakukan setelah penderita mengalami kejang?
Terdapat beberapa jenis kejang pada penderita epilepsi, biasanya terjadi selama beberapa menit. Penderita dapat mengalami kejang dimana saja, termasuk tempat umum. Berikut ini langkah-langkah untuk menangani penderita setelah mengalami kejang di tempat umum.
Bawa ke tempat yang lebih aman
Apabila dirasa telah mampu berkomunikasi maka beritahu apa yang telah terjadi dengan perlahan dan sederhana. Apabila pasien tidak bisa mengingat dengan baik, tuliskan apa yang telah terjadi kepadanya. Hal tersebut mungkin akan membatu dokter atau keluarga dalam melakukan perawatan.
Periksa apakah penderita memakai gelang medis atau informasi darurat lainnya untuk kontak atau penanganan lebih lanjut
Pastikan Anda dan orang di sekitar tetap tenang
Antar sendiri atau minta bantuan orang lain mengantarnya sampai ke rumah
Clobazam dan epilepsi
Pada dasarnya, cara kerja clobazam di otak belum sepenuhnya diketahui. Akan tetapi, clobazam diperkiran mampu memengaruhi neurotransmiter dengan cara meningkatkan aktivitas reseptor asam gamma-aminobutirat (GABA) pada sel otak tertentu.
Menurut Food and Drug Administration, obat ini diindikasikan sebagai obat tambahan untuk penderita kejang yang berhubungan dengan sindrom Lennox-Gastaut. Sindrom ini merupakan salah satu bentuk epilepsi yang jarang terjadi dan cenderung sukar diatasi.
Clobazam termasuk golongan benzodiazepine. Akan tetapi, berbeda dengan jenis obat benzodiazepine lainnya, clobazam dapat digunakan untuk pengobatan epilepsi jangka panjang karena keefektifannya dan cendering menghasilkan efek sedatif yang lebih rendah.
Berdasarkan Indian Journal of Medical Research, clobazam dapat digunakan sebagai terapi obat antiepilepsi tambahan dalam menangangi pasien epilepsi. Selain itu, obat ini juga efektif digunakan pada jenis kejang umum atau parsial. Kejang parsial atau fokal sering terjadi pada penderita epilepsi dewasa.
Studi lain menyebutkan, clobazam terbukti menurunkan frekuensi kejang pada lebih 40% pasien dengan tipe kejang tunggal, sedangkan sebanyak 50-60% pasien dengan jenis kejang ganda mengalami perbaikan setidaknya pada satu jenis kejang yang dialaminya. Akan tetapi, efek samping paling umum akan terjadi yaitu mengantuk.
Makanan dan minuman yang dihindari
Konsumsi alkohol bersamaan dengan clobazam dapat meningkatkan efek samping pada sistem saraf seperti pusing, mengantuk, dan sulit berkonsentrasi. Beberapa orang mungkin juga akan mengalami gangguan berpikir.
Di sisi lain, secara umum tidak ada makanan atau minuman yang meningkatkan risiko kejang pada penderita epilepsi, kecuali pada jenis epilepsi refleks yang jarang terjadai dimana kejang sangat dipengaruhi oleh konsumsi makanan tertentu. Akan tetapi, beberapa orang percaya bahwa jenis makanan dan minuman berikut dapat memengaruhi kejang, seperti berikut ini:
Perasa, pemanis, atau pengawet buatan
Jenis bahan-bahan buatan ini banyak terdapat pada makanan atau minuman kemasan, seperti MSG pada makanan kemasan yang memiliki rasa gurih dan pemanis buatan pada minuman kemasan.
Minuman berkafein
Kafein terdapat pada teh, kopi, kola karena dapat meningkatkan efek kejang dan memengaruhi cara kerja obat antiepilepsi
Jus jeruk bali merah dan jus buah delima
Kedua minuman ini tidak memicu kejang, namun memengaruhi obat epilepsi seperti karbamazepin, diazepam, atau midazolam
Apa yang dilakukan setelah penderita mengalami kejang?
Terdapat beberapa jenis kejang pada penderita epilepsi, biasanya terjadi selama beberapa menit. Penderita dapat mengalami kejang dimana saja, termasuk tempat umum. Berikut ini langkah-langkah untuk menangani penderita setelah mengalami kejang di tempat umum.
Bawa ke tempat yang lebih aman
Apabila dirasa telah mampu berkomunikasi maka beritahu apa yang telah terjadi dengan perlahan dan sederhana. Apabila pasien tidak bisa mengingat dengan baik, tuliskan apa yang telah terjadi kepadanya. Hal tersebut mungkin akan membatu dokter atau keluarga dalam melakukan perawatan.
Periksa apakah penderita memakai gelang medis atau informasi darurat lainnya untuk kontak atau penanganan lebih lanjut
Pastikan Anda dan orang di sekitar tetap tenang
Antar sendiri atau minta bantuan orang lain mengantarnya sampai ke rumah