13 August 2020, 01:01 PM
![[Image: vertigo-sentral.jpg]](https://i.ibb.co/X8T7gwb/vertigo-sentral.jpg)
Vertigo sentral biasanya terjadi karena adanya gangguan pada otak atau sistem saraf pusat. Meski sebagian besar orang mengenalnya sebagai penyakit, sebenarnya vertigo sendiri bukanlah nama penyakit. Namun, sebuah kumpulan gejala yang bisa terjadi secara tiba-tiba atau berlangsung selama jangka waktu tertentu dalam satu waktu.
Serangan vertigo dapat membuat siapapun merasa cemas dan bingung. Selain karena sensasi berputar yang ditimbulkannya, juga karena seringkali muncul secara mendadak tanpa terduga. Setelah memeriksakan diri ke dokter dan mendapatkan pengobatan, Anda tetap perlu menjaga diri untuk mengantisipasi jika mengalami serangan vertigo, maupun untuk mengurangi gejala-gejalanya selama ini.
Cara Mengatasi Vertigo yang Sederhana di Rumah
1. Lakukan Gerakan Epley
Gerakan Epley adalah cara mengatasi vertigo yang sudah teruji secara medis khasiatnya. Cara melakukan gerakan Epley pun sangat mudah. Jika vertigo muncul dari sisi sisi kiri kepala, caranya yaitu:
- Duduk di pinggir kasur lalu putar kepala 45 derajat ke kiri.
- Tahan kepala di sudut 45 derajat, kemudian segeralah berbaring dengan kepala menghadap kasur. Posisikan bantal di bawah bahu.
- Tanpa mengangkat kepala, putar 90 derajat ke kanan dan tunggu selama 30 detik.
- Setelah itu duduklah kembali secara perlahan-lahan selama beberapa menit.
Jika vertigo muncul dari sisi kanan, lakukan cara yang sama dengan arah sebaliknya.
2. Gerakan Semont
Cara mengatasi vertigo yang kedua yaitu dengan mempraktikkan gerakan Sermont.
Cara mengatasi vertigo yang kedua yaitu dengan mempraktikkan gerakan Sermont.
- Jika vertigo muncul dari sisi kiri kepala, yang perlu Anda lakukan yaitu:
- Duduk di pinggir kasur, putar kepala 45 derajat ke arah kanan.
- Langsung berbaring ke arah sisi kiri dan tunggu selama 30 detik.
- Ubahlah posisi ke arah berlawanan namun jangan ubah posisi kepala.
- Dengan posisi kepala yang sama, tunggu hingga 30 detik kemudian langsung lihat ke lantai.
- Coba duduk kembali secara perlahan dan tunggu selama beberapa menit.
Jika vertigo muncul dari arah kanan kepala, lakukan langkah di atas dengan arah berlawanan. Anda bisa melakukan gerakan ini tiga kali sehari atau hingga vertigo yang dirasakan hilang.
3. Gerakan Foster/Half Somersault
Ada juga cara mengatasi vertigo dengan gerakan yang bernama gerakan Foster/Half Somersault. Cara melakukannya yaitu:
- Duduk berlutut kemudian tatap langit-langit selama beberapa detik.
- Ambil posisi sujud untuk menyentuh lantai dengan kepala, tunggu selama 30 detik agar vertigo hilang.
- Putar kepala ke arah sumber rasa sakit (kiri/kanan) dan tunggu lagi hingga 30 detik.
- Atur kepala dalam posisi horizontal sejajar punggung dan jaga sudut kepala tetap pada sudut 45 derajat.
- Setelah itu, angkat kepala hingga posisi teratas namun tetap jaga kepala menghadap ke arah sumber rasa sakit.
- Anda bisa mengulangi cara ini beberapa kali hingga vertigo yang dirasakan hilang.
4. Minum Cukup Air Putih
Minum air putih yang cukup adalah sebuah hal wajib, apalagi bagi orang yang sering mengalami vertigo sentral. Dengan memastikan cairan tubuh tetap terpenuhi sehingga aliran darah ke otak tetap terjaga maka seseorang telah melakukan sesuatu untuk meminimalisir risiko terserang vertigo. Seperti dijelaskan sebelumnya, vertigo muncul karena seringkali suplai oksigen dan makanan terhambat karena aliran darah yang tersumbat.
5. Sarapan Secara Rutin
Banyak orang sering kali menyepelekan manfaat sarapan. Padahal manfaat sarapan sangat besar. Sarapan adalah langkah penting di mana tubuh mendapatkan asupan nutrisi dan energi untuk menjalani aktivitas setiap harinya. Jika Anda sering melewatkan sarapan, pasti tubuh terasa lebih mudah lelah dan kehilangan energi. Dampaknya, tubuh bisa lebih rentan terserang berbagai jenis penyakit, salah satunya yaitu vertigo.
***
Apabila Anda sering mengalami vertigo dan mengacu pada gejala vertigo sentral, sebaiknya konsultasi ke dokter supaya bisa dilakukan pemeriksaan fisik secara langsung dan menyeluruh. Jika diperlukan, bisa dilakukan rangkaian pemeriksaan penunjang seperti pemeriksaan audiometri, pemeriksaan keseimbangan (vestibular), pemeriksaan darah, CT scan, atau MRI.