18 February 2022, 03:06 PM
Konsumsi minyak sayur atau penggunaan minyak untuk memasak telah meningkat secara drastis beberapa tahun belakangan ini. Banyak tenaga medis profesional menganggap bahwa minyak sayur dapat menyebabkan beberapa gangguan kesehatan tertentu. Untuk itulah resep masakan tanpa minyak sedang menjadi tren sendiri saat ini. Banyak orang mulai beralih dan memilih menyukai makanan “utuh” seperti sayuran dan buah yang bebas pemrosesan berlebih. Efek kesehatan minyak sayur bervariasi tergantung pada asam lemak jenis apa yang terkandung di dalamnya, tanaman apa yang diekstrak untuk mendapatkan produk minyak tersebut, serta bagaimana minyak tersebut diolah.
Minyak yang diekstrak dari tanaman biasa dikenal dengan sebutan minyak sayur. Sebagai tambahan penggunaannya dalam proses memasak dan memanggang, minyak sayur banyak ditemukan di makanan-makanan olahan, seperti dressing untuk salad, margarine, mayonnaise, dan juga kue. Minyak sayur yang biasa digunakan di antaranya adalah minyak biji bunga matahari, minyak zaitun, dan juga minyak kelapa. Mereka yang sadar akan kesehatan lebih memilih untuk menggunakan resep masakan tanpa minyak atau menggunakan minyak yang dibuat dengan cara menghancurkan dan menekan biji atau tanaman, dan menghindari minyak yang dibuat dengan proses kimiawi.
Dalam beberapa tahun belakangan ini, konsumsi minyak sayur telah meningkat apabila dibandingkan dengan produk lemak lain seperti mentega. Minyak sayur sering dianggap sebagai minyak yang sehat untuk jantung dan direkomendasikan sebagai alternatif sumber lemak jenuh, seperti mentega. Alasan mengapa minyak sayur sering dianggap sehat bagi jantung karena studi secara konsisten menghubungkan lemak tak jenuh jamak dengan berkurangnya risiko gangguan penyakit jantung, apabila dibandingkan dengan lemak jenuh. Meskipun potensi manfaat kesehatan yang dimilikinya, beberapa ahli khawatir seputar seberapa banyak dari minyak tersebut yang dikonsumsi oleh manusia. Kekhawatiran tersebut khususnya terjadi pada minyak yang mengandung banyak lemak omega-6.
Penting untuk dimengerti bahwa tidak semua minyak sayur buruk untuk kesehatan Anda. Misalnya, baik minyak kelapa dan minyak zaitun merupakan pilihan yang sangat baik.
Namun, Anda perlu belajar resep masakan tanpa minyak dan menghindari minyak wijen, minyak biji bunga matahari, minyak kedelai, dan minyak jagung karena kandungan omega-6 yang sangat tinggi. Baik asam lemak omega-6 dan omega-3 merupakan asam lemak esensial, dalam arti Anda membutuhkannya dalam diet karena tubuh tidak memproduksinya sendiri secara alami. Sepanjang evolusi, manusia mendapatkan omega-3 dan omega-6 dalam rasio khusus. Meskipun rasio ini berbeda pada masing-masing populasi, diperkirakan berada dalam angka 1:1. Akan tetapi, dalam beberapa tahun belekangan ini, rasio diet manusia modern telah berubah secara dratis, dan mencapai tinggi 20:1. Para ilmuwan telah membuat hipotesa bahwa terlalu banyak konsumsi omega 6 dibandingkan dengan omega-3 dapat berkontribusi terhadap peradangan kronis.
Peradangan kronis adalah sebuah faktor yang mendasari berbagai macam penyakit yang umum dijumpai saat ini, seperti penyakit jantung, kanker, diabetes, dan juga arthritis. Studi observasi juga telah menghubungkan asupan lemak omega-6 yang tinggi dengan meningkatnya risiko obesitas, penyakit jantung, arthritis, dan juga penyakit radang usus. Akan tetapi, hubungan tersebut tidak serta merta mengimplikasi adanya hubungan kausal.
Studi menginvestigasi efek konsumsi lemak omega-6 umumnya tidak mendukung ide bahwa lemak tersebut dapat meningkatkan peradangan. Misalnya, mengonsumsi asam linoleic yang tinggi, yang mana adalah lemak omega-6 umum dijumpai, tidak memengaruhi level darah pada penanda peradangan. Namun, jika Anda khawatir, hindari minyak atau margarine yang mengandung lemak omega-6 dan beralih dengan gaya hidp penuh resep masakan tanpa minyak. Atau Anda bisa menggunakan minyak alternatif yang lebih sehat seperti minyak zaitun yang rendah omega-6.