20 January 2021, 05:56 PM
Dokter jiwa subspesialis adiksi merupakan salah satu dari berbagai jenis subspesialisasi dokter jiwa lainnya. Fokus yang dilakukan yaitu mendiagnois dan mengobati pasien yang kecanduan alkohol dan obat-obatan terlarang serta diperparah dengan gangguan kesehatan mental lainnya. Kecanduan ini dapat terjadi di segala usia. Gangguan mental yang menyertai pasien biasanya berupa depresi, gangguan bipolar, atau skizofrenia.
Penanganan yang dilakukan
Pasien yang memeriksakan diri bertujuan agar kecanduan dan gangguan mental yang dideritanya mampu berangsur-angsur membaik. Berikut ini beberapa penanganan yang dilakukan dokter jiwa subspesialis adiksi:
Mengevaluasi riwayat medis dan status kesehatan mental
Mendiagnosis penyakit dan kondisi kejiwaan
Menilai kemampuan pasien dalam melakukan aktivitas sehari-hari
Merekomendasikan dan membaca hasil tes laboratorium dan tes pencitraan
Merujuk pasien melakukan terapi kecanduan secara komprehensif
Meresepkan obat, termasuk menentukan dosis yang tepat dan efek sampingnya
Memberikan perwatan detoksifikasi agar pasien tidak lagi kecanduan dengan zat tertentu secara perlahan
Bekerjasama dengan anggota tim medis lainnya, seperti dokter primer, dokter spesialis saraf, perawat, serta terapis
Melakukan prosedur rawat paksa pada pasien khusus jika diperlukan
Pasien dapat memulihkan diri di tempat pusat rehabilitasi, rumah sakit, klinik, atau bahkan rawat jalan mandiri tergantung tingkat keparahan pasien.
Kondidi yang memerlukan bantuan dokter jiwa subspesialis adiksi
Semua orang berpotensi mengalami gangguan jiwa. Biasanya dokter primer akan merekomendasikan dokter jiwa untuk menangani penyakitnya. Berikut ini beberapa keadaan dimana pasien membutuhkan penanganan dokter jiwa subspesialis adiksi.:
Kecanduan zat-zat terlarang- termasuk alkohol, NAPZA, dan obat-obatan medis lainnya
Gangguan kecemasan- seperti Obsessive-Compulsive Disorder (OCD), gangguan panik, Post Traumatic Stress Disorder (PTSD), dan jenis fobia lainnya
Gangguan makan- yang paling umum yaitu anoreksia dan bulimia
Gangguan kontrol impuls- salah satu jenisnya yaitu kleptomania
Gangguan mood- termasuk depresi dan gangguan bipolar
Gangguan kepribadian- diantaranya gangguan kepribadian antisosial
Gangguan psikotik- seperti skizofrenia dan gangguan delusi
Gangguan tidur- insomnia dan teror tidur
Mengacu pada Undang-Undang No. 35 tahun 2009 tentang Narkotika dan Peraturan Pemerintah No. 25 tahun 2011 tentang Pelaksanaan Wajib Lapor Pecandu Narkotika, maka pecandu atau pengguna serta korban penyalahgunaan narkoba wajib melakukan rehabilitasi medis dan rehabilitasi sosial.
Pada dasarnya, kecanduan alkohol dan obat-obatan terlarang akan memengaruhi kesehatan mental dan fisik sehingga membutuhkan kerjasama dengan pihak-pihak lainnya.
Menurut Australian Government Department of Health, dampak konsumsi alkohol jangka panjang antara lain peningkatan risiko diabetes dan berat badan bertambah, kanker, ketidaksuburan atau gangguan saat berhubungan seks, kerusakan otak, penyakit jantung, sirosis hati, hingga bunuh diri.
Sementara terdapat berbagai macam efek narkotika mulai dari gangguang sistem saraf, jantung, kulit, paru-paru, hingga kematian.
Kapan Anda harus memeriksakan diri?
Setiap penyakit kejiwaan memiliki gejala yang berbeda-beda. Berikut ini merupakan bentuk-bentuk emosi yang berkaitan dengan kecanduan zat-zat terlarang:
Keinginan untuk selalu mengonsumsi zat terlarang secara rutin dan sesering mungkin
Ketidakmampuan menghentikan konsumsi zat terlarang
Mudah marah atau cemas saat tidak mengonsumsi zat terlarang
Menyembunyikan perilakunya dari orang-orang terdekat
Terbiasa berbohong dan melakukan perilaku negatif lainnya
Kehilangan ketertarikan terhadap aktivitas-aktivitas lainnya
Mengeluarkan banyak biaya untuk membeli alkohol atau obat-obatan terlarang
Melakukan berbagai kegiatan yang berbahaya, seperti tidak memiliki kontrol saat mengemudi atau melakukan hubungan seksual dengan banyak orang
Penanganan yang dilakukan
Pasien yang memeriksakan diri bertujuan agar kecanduan dan gangguan mental yang dideritanya mampu berangsur-angsur membaik. Berikut ini beberapa penanganan yang dilakukan dokter jiwa subspesialis adiksi:
Mengevaluasi riwayat medis dan status kesehatan mental
Mendiagnosis penyakit dan kondisi kejiwaan
Menilai kemampuan pasien dalam melakukan aktivitas sehari-hari
Merekomendasikan dan membaca hasil tes laboratorium dan tes pencitraan
Merujuk pasien melakukan terapi kecanduan secara komprehensif
Meresepkan obat, termasuk menentukan dosis yang tepat dan efek sampingnya
Memberikan perwatan detoksifikasi agar pasien tidak lagi kecanduan dengan zat tertentu secara perlahan
Bekerjasama dengan anggota tim medis lainnya, seperti dokter primer, dokter spesialis saraf, perawat, serta terapis
Melakukan prosedur rawat paksa pada pasien khusus jika diperlukan
Pasien dapat memulihkan diri di tempat pusat rehabilitasi, rumah sakit, klinik, atau bahkan rawat jalan mandiri tergantung tingkat keparahan pasien.
Kondidi yang memerlukan bantuan dokter jiwa subspesialis adiksi
Semua orang berpotensi mengalami gangguan jiwa. Biasanya dokter primer akan merekomendasikan dokter jiwa untuk menangani penyakitnya. Berikut ini beberapa keadaan dimana pasien membutuhkan penanganan dokter jiwa subspesialis adiksi.:
Kecanduan zat-zat terlarang- termasuk alkohol, NAPZA, dan obat-obatan medis lainnya
Gangguan kecemasan- seperti Obsessive-Compulsive Disorder (OCD), gangguan panik, Post Traumatic Stress Disorder (PTSD), dan jenis fobia lainnya
Gangguan makan- yang paling umum yaitu anoreksia dan bulimia
Gangguan kontrol impuls- salah satu jenisnya yaitu kleptomania
Gangguan mood- termasuk depresi dan gangguan bipolar
Gangguan kepribadian- diantaranya gangguan kepribadian antisosial
Gangguan psikotik- seperti skizofrenia dan gangguan delusi
Gangguan tidur- insomnia dan teror tidur
Mengacu pada Undang-Undang No. 35 tahun 2009 tentang Narkotika dan Peraturan Pemerintah No. 25 tahun 2011 tentang Pelaksanaan Wajib Lapor Pecandu Narkotika, maka pecandu atau pengguna serta korban penyalahgunaan narkoba wajib melakukan rehabilitasi medis dan rehabilitasi sosial.
Pada dasarnya, kecanduan alkohol dan obat-obatan terlarang akan memengaruhi kesehatan mental dan fisik sehingga membutuhkan kerjasama dengan pihak-pihak lainnya.
Menurut Australian Government Department of Health, dampak konsumsi alkohol jangka panjang antara lain peningkatan risiko diabetes dan berat badan bertambah, kanker, ketidaksuburan atau gangguan saat berhubungan seks, kerusakan otak, penyakit jantung, sirosis hati, hingga bunuh diri.
Sementara terdapat berbagai macam efek narkotika mulai dari gangguang sistem saraf, jantung, kulit, paru-paru, hingga kematian.
Kapan Anda harus memeriksakan diri?
Setiap penyakit kejiwaan memiliki gejala yang berbeda-beda. Berikut ini merupakan bentuk-bentuk emosi yang berkaitan dengan kecanduan zat-zat terlarang:
Keinginan untuk selalu mengonsumsi zat terlarang secara rutin dan sesering mungkin
Ketidakmampuan menghentikan konsumsi zat terlarang
Mudah marah atau cemas saat tidak mengonsumsi zat terlarang
Menyembunyikan perilakunya dari orang-orang terdekat
Terbiasa berbohong dan melakukan perilaku negatif lainnya
Kehilangan ketertarikan terhadap aktivitas-aktivitas lainnya
Mengeluarkan banyak biaya untuk membeli alkohol atau obat-obatan terlarang
Melakukan berbagai kegiatan yang berbahaya, seperti tidak memiliki kontrol saat mengemudi atau melakukan hubungan seksual dengan banyak orang