29 October 2020, 07:16 PM
(This post was last modified: 29 October 2020, 07:20 PM by info.sehat.)
Dalam enam bulan pertama setelah terlahir ke dunia, seorang bayi berhak atas asupan Air Susu Ibu (ASI) secara penuh. Nutrisi, gizi, dan semua senyawa yang baik untuk kebutuhan tumbuh dan kembang bayi ada di dalam ASI. Setelah itu, ibu disarankan untuk menjaga aktivitas itu sampai usia anak 2 tahun. Masalahnya, kadang beberapa kondisi membuat ibu mulai memikirkan bagaimana cara menyapih anak.
Keputusan untuk menyapih anak bisa dipengaruhi oleh berbagai faktor. Faktor-faktor tersebut antara lain kembalinya ibu untuk bekerja, kondisi kesehatan ibu, ASI yang berhenti keluar, atau hanya perasaan ibu yang mengatakan bahwa sudah waktunya untuk menyapih anaknya.
Ketika anak sudah mulai berjalan, berbicara, dan makan makanan yang lebih padat, juga kerap menjadi tanda bahwa dia tak lagi membutuhkan susu ibunya. Padahal, banyak ahli menyepakati bahwa pemberian ASI lebih baik dilanjutkan selama hal tersebut sesuai dengan ibu dan bayi mereka.
Memang tak dapat dimungkiri jika waktu untuk menyapih adalah keputusan masing-masing orang tua, terlebih sang ibu. Beberapa mulai menyapih anak mereka ketika anak berusia 2 tahun, beberapa yang lain mungkin menyapih anak mereka saat usia anak lebih dari 2 tahun.
Para ibu juga sebaiknya dapat bersepakat dengan anaknya kapan waktu untuk memulai menyapih anak. Namun pada dasarnya, anak juga dengan sendirinya akan menunjukkan tanda-tanda untuk berhenti.
Dari permasalahan di atas, sebenarnya timbul sebuah pertanyaan yang perlu untuk dipecahkan bersama-sama, yakni apakah ibu harus memperpanjang masa menyusuinya atau justru segera mengupayakan berbagai cara menyapih anak?
· Manfaat Memperpanjang Masa Menyusui
Perpanjangan masa menyusui dapat diartikan sebagai sebuah kondisi di mana ibu terus menyusui anaknya setelah melewati masa menyusui yang direkomendasikan. Kondisi ini sebenarnya sah-sah saja dan tidak ada ruginya sama sekali. Malah, banyak ahli mengatakan ada begitu banyak manfaat bagi ibu maupun anak yang terus melakukan aktivitas ini kendati telah melewati masa yang direkomendasikan.
Fakta bahwa komposisi dan kandungan ASI akan terus berubah mengikuti kebutuhan anak adalah kabar yang sangat baik. Kandungan ASI yang dikonsumsi saat anak berusia di bawah enam bulan akan berbeda dengan kandungan ASI yang dikonsumsi saat anak berusia satu tahun ke atas. Artinya, bayi akan terus mendapatkan kebutuhan yang sesuai dengan usianya.
Kenyataan lain bahwa setelah 2 tahun atau lebih, ASI masih terus menjadi sumber protein, lemak, kalsium, dan vitamin yang amat dibutuhkan anak. Situasi tersebut menegaskan bahwa tidak ada yang mengetahui secara pasti kapan ASI dianggap menjadi tidak signifikan bagi anak-anak.
Selain itu, karena ASI memiliki karakter yang lebih mudah diserap dan dicerna oleh tubuh, membuatnya menjadi pilihan yang tepat ketika anak sakit dan nafsu makannya menurun. Dengan tetap memberikan ASI, anak tetap bisa mendapat kekebalan tubuh dan asupan nutrisi sehingga mempercepat proses kesembuhan.
Kemudian menyusui anak lebih dari setahun juga bermanfaat bagi para ibu. Penelitian menunjukkan bahwa hal itu mengurangi risiko penyakit tertentu seperti kanker payudara, kanker ovarium, rheumatoid arthritis, tekanan darah tinggi, penyakit jantung, dan diabetes.
Dengan kata lain, semakin lama proses menyusui berlanjut, semakin baik kesehatan ibu. Namun demikian, meski telah mengetahui manfaat pemberian ASI yang diperpanjang, ada saatnya ketika ibu dan anak harus sama-sama menghentikan aktivitas ini.
· Menyapih Anak
Ketika Anda merasa inilah waktu yang tepat, ingatlah bahwa Anda hanya boleh melakukan cara menyapih anak dengan baik dan tepat. Tujuannya agar tidak ada pihak-pihak yang merasa dirugikan.
Biarkan proses menyapih anak berlangsung dengan alami dan tidak terkesan seperti dibuat-buat. Anda hanya perlu melakukan analisa mengenai situasi dan kondisi yang tengah terjadi. Lakukan cara menyapih anak secara perlahan dan tidak tergesa-gesa. Apalagi dengan melakukannya secara mendakak. Anak mungkin akan merasa tidak nyaman dengan kondisi ini sehingga mengubah perilakunya, seperti menangis dan sebagainya.
Cobalah dengan mulai melewatkan satu atau beberapa sesi menyusui. Ketika anak tidak minta disusui, Anda tidak perlu menawarinya. Biarkan kondisi itu berlangsung hingga suatu saat anak lupa akan kebiasaan tersebut. Namun, ketika anak minta untuk disusui, Anda tidak perlu menolaknya.
Cara menyapih anak dengan baik dan benar selanjutnya adalah dengan mengalihkan perhatian si anak. Ketika dia mulai teringat dengan kebiasaan menyusunya, berilah dia makanan atau minuman pengganti. Bisa jadi lebih baik lagi jika Anda selalu “membuatnya kenyang” sebelum dia meminta susu dari Anda.
Lantas, jawaban apa yang paling tepat dari pertanyaan, “Memperpanjang masa menyusui atau melakukan upaya cara menyapih anak?” Tentunya Anda dan bayi yang bisa menjawabnya sendiri. Kalian yang tahu pasti kondisi terbaik untuk kedua belah pihak.