4 January 2022, 04:05 PM
Eritoderma atau disebut juga dengan dermatitis eksfoliatif merupakan peradangan parah pada seluruh permukaan kulit. Hal ini terjadi karena diakibatkan oleh reaksi terhadap obat-obatan tertentu seperti penisilin, sulfonamida, isoniazid, fenitoin, dan barbiturat, kondisi kulit yang sudah ada sebelumnya, dan terkadang kanker.
Dalam beberapa kasus, ini merupakan komplikasi dari penyakit kulit lainnya, seperti dermatitis atopik, psoriasis, dan dermatitis kontak. Lifoma tertentu kanker kelenjar getah bening dan kanker lain seperti leukemia juga dapat menyebabkan dermatitis eksfoliatif. Sekitar 25 persen orang tidak memiliki penyebab yang bisa diidentifikasi.
Ciri dari eritoderma ini seperti ditandai dengan kulit mengelupas, kemerahan, dan kulit bersisik yang dimulai dengan bercak dan menyebar. Masalah ini bisa mengakibatkan dari naiknya suhu tubuh, kehilangan protein dan cairan, serta peningkatan laju metabolisme.
Gejala dari eritoderma
1. Perubahan kulit
Gejala yang pertama terlihat dari eritoderma dapat terlihat dari seluruh permukaan kulit menjadi merah, dan berkilau. Lalu, kulit mengelupas, menjadi bersisik, menebal dan terkadang menjadi mengeras. Kemudian rambut dan kuku akan rontok. Beberapa orang juga mengalami dengan gatal dan pembengkakan kelenjar getah bening.
2. Perubahan suhu tubuh
Eritoderma akan mengalami perubahan suhu tubuh atau demam, hal ini biasa terjadi oleh banyak orang. Akan mengalami kedinginan dan menggigil karena kulit yang rusak.
Berkurangnya cairan tubuh
Cairan tubuh akan berkurang, cairan itu seperti elektrolit seperti natrium, kalium, dan kalsium, zat besi, dan protein dalam jumlah yang besar.
3. Gejala mirip flu
Orang yang menderita dermatitis eksfoliatif mungkin juga mengalami gejala mirip flu, seperti demam dan menggigil. Ini karena pengelupasan kulit yang meluas dapat memengaruhi termometer internal Anda dan menyebabkan hilangnya panas dari kulit yang rusak. Tubuh Anda tidak dapat mengontrol suhunya dengan baik. Kebanyakan orang dengan dermatitis eksfoliatif juga umumnya merasa sakit.
Bisakah sembuh eritoderma?
Cara menyembuhkan tergantung pada awal penyab terjadinya eritoderma. Apa saja tindakan yang akan dilakukan agar dapat sembuh dari eritoderma.
Orang yang tidak diketahui penyebab penyakitnya mungkin mengalami kekambuhan sepanjang hidup mereka. Orang yang pernah mengalami dermatitis eksfoliatif mungkin mengalami perubahan warna kulit yang bertahan lama. Mereka mungkin juga mengalami rambut rontok atau perubahan kuku.
Dalam beberapa kasus, ini merupakan komplikasi dari penyakit kulit lainnya, seperti dermatitis atopik, psoriasis, dan dermatitis kontak. Lifoma tertentu kanker kelenjar getah bening dan kanker lain seperti leukemia juga dapat menyebabkan dermatitis eksfoliatif. Sekitar 25 persen orang tidak memiliki penyebab yang bisa diidentifikasi.
Ciri dari eritoderma ini seperti ditandai dengan kulit mengelupas, kemerahan, dan kulit bersisik yang dimulai dengan bercak dan menyebar. Masalah ini bisa mengakibatkan dari naiknya suhu tubuh, kehilangan protein dan cairan, serta peningkatan laju metabolisme.
Gejala dari eritoderma
1. Perubahan kulit
Gejala yang pertama terlihat dari eritoderma dapat terlihat dari seluruh permukaan kulit menjadi merah, dan berkilau. Lalu, kulit mengelupas, menjadi bersisik, menebal dan terkadang menjadi mengeras. Kemudian rambut dan kuku akan rontok. Beberapa orang juga mengalami dengan gatal dan pembengkakan kelenjar getah bening.
2. Perubahan suhu tubuh
Eritoderma akan mengalami perubahan suhu tubuh atau demam, hal ini biasa terjadi oleh banyak orang. Akan mengalami kedinginan dan menggigil karena kulit yang rusak.
Berkurangnya cairan tubuh
Cairan tubuh akan berkurang, cairan itu seperti elektrolit seperti natrium, kalium, dan kalsium, zat besi, dan protein dalam jumlah yang besar.
3. Gejala mirip flu
Orang yang menderita dermatitis eksfoliatif mungkin juga mengalami gejala mirip flu, seperti demam dan menggigil. Ini karena pengelupasan kulit yang meluas dapat memengaruhi termometer internal Anda dan menyebabkan hilangnya panas dari kulit yang rusak. Tubuh Anda tidak dapat mengontrol suhunya dengan baik. Kebanyakan orang dengan dermatitis eksfoliatif juga umumnya merasa sakit.
Bisakah sembuh eritoderma?
Cara menyembuhkan tergantung pada awal penyab terjadinya eritoderma. Apa saja tindakan yang akan dilakukan agar dapat sembuh dari eritoderma.
- Dokter pertama akan mengatasi dengan memperbaiki dehidrasi, darah rendah, kekurangan elektrolit atau nutrisi. Dokter akan memberikan cairan infus dan nutrisi untuk mengatasi komplikasi.
- Mengurangi peradangan dan membuat lebih nyaman menjadi tujuan pengobatan yang lebih penting.
- Mandi dengan air hangat, istirahat dan antihistamin oral.
- Dokter akan memberikan resep krim obat untuk melembabkan kulit yang kering dan gatal.
- Obat steroid akan diberikan untuk mengobati peradangan parah atau kronis dan kulit mengelupas.
- Beberapa pasien mendapatkan manfaat dari fototerapi, perawatan dengan psoralen, agen fotosensitisasi dan sinar ultraviolet.
- Obat-obatan yang menekan sistem kekebalan bermanfaat untuk memperlambat pengelupasan kulit terutama pada penderita eritoderma kronis.
- Antibiotik bisa mengobati dan mencegah infeksi kulit yang berbahaya, karena infeksi bisa membuat komplikasi serius pada kondisi seperti ini.
- Perawatan luka dan membalut luka menjadi hal penting untuk mencegah terjadinya infeksi pada kulit.
- Berhenti untuk meminum obat yang menyebabkan reaksi alergi pada kulit.
Orang yang tidak diketahui penyebab penyakitnya mungkin mengalami kekambuhan sepanjang hidup mereka. Orang yang pernah mengalami dermatitis eksfoliatif mungkin mengalami perubahan warna kulit yang bertahan lama. Mereka mungkin juga mengalami rambut rontok atau perubahan kuku.