20 January 2020, 05:51 PM
SUMBER: Klasik, Masalah Finansial Yang Kerap Dialami Startup Indonesia!
Dalam laporan Indonesia Digital Creative Industry Society berjudul Mapping & Database Startup Indonesia 2018, jumlah perusahaan rintisan di Indonesia mencapai 992 perusahaan. Rinciannya, 522 perusahaan berdomisili di daerah Jabodetabek dan sisanya berada di daerah Indonesia lainnya.
Derasnya kemajuan teknologi yang terjadi di tanah air memicu munculnya beragam perusahaan rintisan teknologi di Indonesia. Pertumbuhan startup yang kencang juga disertai dengan tumbangnya sejumlah startup yang tidak mampu bertahan. Kebanyakan, mereka hanya bertahan beberapa tahun saja karena masalah-masalah yang mendera mereka, seperti masalah keuangan.
Masalah keuangan di startup telah menjadi masalah klasik yang perlu dipecahkan. Setiap perusahaan mengalami masalah yang berbeda-beda. Berikut masalah-masalah finansial umum yang kerap dialami oleh startup Indonesia.
Penyusunan laporan keuangan yang masih berantakan
Menurut Anggota Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntansi Indonesia (DSAKIAI), Ersa Tri Wahyuni, perusahaan rintisan teknologi Indonesia masih kebingungan dalam mencatat laporan keuangan.
Ersa Tri Wahyuni telah melakukan riset dan menemukan jika 64% startup di Indonesia mengaku kesulitan dalam menyusun laporan keuangan. Untuk mempermudah mereka, penggunaan software akuntansi gratis diharapkan bisa membantu mereka.
Keterlambatan pembayaran
Lagu lama terus diulang, ungkapan ini tepat bagi salah satu masalah klasik yang kerap dialami oleh perusahaan startup, keterlambatan pembayaran. Masalah ini menjadi ancaman bagi perusahaan Anda kedepannya jika tidak segera diatas.
SUMBER: Klasik, Masalah Finansial Yang Kerap Dialami Startup Indonesia!
Solusi yang dapat dilakukan adalah dengan membuat peraturan yang jelas serta konsekuensi yang diberlakukan. Sebagai contoh, pemberian jangka waktu pembayaran yang telah disepakati menjadi hal yang penting untuk diberlakukan.
Modal kerja
Modal juga termasuk sebagai salah satu masalah klasik yang terus dihadapi oleh startup. Keterbatasan dana menjadi tantangan yang harus dilewati. Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan mencari angel investor, crowdfunding, pinjaman dana, dan melakukan pitching terhadap investor.
Dengan begitu, Anda bisa mendapatkan suntikan dana dalam jumlah yang besar. Hal ini juga harus dibarengi dengan penggunaan yang tepat agar menghindari hal-hal yang tidak diinginkan seperti pengeluaran yang terlalu besar dan berujung terhadap gulung tikar.
Proyeksi keuangan tidak teratur
Selain laporan keuangan, proyeksi penggunaan dana perlu dibuat sebagai panduan bagi sebuah perusahaan termasuk perusahaan rintisan. Dengan begitu, mereka tahu akan berapa besar dana yang dibutuhkan untuk langkah jangka pendek, menengah dan panjang.
Proyeksi keuangan mudah dibuat dengan mengikuti laporan keuangan. Hasil laporan keuangan akan menunjukkan berapa besaran pendapatan serta expense yang ada. Setelah itu, expense akan menjadi patokan berapa besar uang yang dihabiskan setiap bulannya.
Anda perlu menjadikan expense sebagai pedoman dari berapa besar uang yang dibutuhkan untuk segala kegiatan dalam perusahaan. Dengan begitu, Anda tahu akan besaran dana yang diperlukan agar perusahaan Anda tetap berjalan dan bisa berkembang.
SUMBER: Klasik, Masalah Finansial Yang Kerap Dialami Startup Indonesia!
Dalam laporan Indonesia Digital Creative Industry Society berjudul Mapping & Database Startup Indonesia 2018, jumlah perusahaan rintisan di Indonesia mencapai 992 perusahaan. Rinciannya, 522 perusahaan berdomisili di daerah Jabodetabek dan sisanya berada di daerah Indonesia lainnya.
Derasnya kemajuan teknologi yang terjadi di tanah air memicu munculnya beragam perusahaan rintisan teknologi di Indonesia. Pertumbuhan startup yang kencang juga disertai dengan tumbangnya sejumlah startup yang tidak mampu bertahan. Kebanyakan, mereka hanya bertahan beberapa tahun saja karena masalah-masalah yang mendera mereka, seperti masalah keuangan.
Masalah keuangan di startup telah menjadi masalah klasik yang perlu dipecahkan. Setiap perusahaan mengalami masalah yang berbeda-beda. Berikut masalah-masalah finansial umum yang kerap dialami oleh startup Indonesia.
Penyusunan laporan keuangan yang masih berantakan
Menurut Anggota Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntansi Indonesia (DSAKIAI), Ersa Tri Wahyuni, perusahaan rintisan teknologi Indonesia masih kebingungan dalam mencatat laporan keuangan.
Ersa Tri Wahyuni telah melakukan riset dan menemukan jika 64% startup di Indonesia mengaku kesulitan dalam menyusun laporan keuangan. Untuk mempermudah mereka, penggunaan software akuntansi gratis diharapkan bisa membantu mereka.
Keterlambatan pembayaran
Lagu lama terus diulang, ungkapan ini tepat bagi salah satu masalah klasik yang kerap dialami oleh perusahaan startup, keterlambatan pembayaran. Masalah ini menjadi ancaman bagi perusahaan Anda kedepannya jika tidak segera diatas.
SUMBER: Klasik, Masalah Finansial Yang Kerap Dialami Startup Indonesia!
Solusi yang dapat dilakukan adalah dengan membuat peraturan yang jelas serta konsekuensi yang diberlakukan. Sebagai contoh, pemberian jangka waktu pembayaran yang telah disepakati menjadi hal yang penting untuk diberlakukan.
Modal kerja
Modal juga termasuk sebagai salah satu masalah klasik yang terus dihadapi oleh startup. Keterbatasan dana menjadi tantangan yang harus dilewati. Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan mencari angel investor, crowdfunding, pinjaman dana, dan melakukan pitching terhadap investor.
Dengan begitu, Anda bisa mendapatkan suntikan dana dalam jumlah yang besar. Hal ini juga harus dibarengi dengan penggunaan yang tepat agar menghindari hal-hal yang tidak diinginkan seperti pengeluaran yang terlalu besar dan berujung terhadap gulung tikar.
Proyeksi keuangan tidak teratur
Selain laporan keuangan, proyeksi penggunaan dana perlu dibuat sebagai panduan bagi sebuah perusahaan termasuk perusahaan rintisan. Dengan begitu, mereka tahu akan berapa besar dana yang dibutuhkan untuk langkah jangka pendek, menengah dan panjang.
Proyeksi keuangan mudah dibuat dengan mengikuti laporan keuangan. Hasil laporan keuangan akan menunjukkan berapa besaran pendapatan serta expense yang ada. Setelah itu, expense akan menjadi patokan berapa besar uang yang dihabiskan setiap bulannya.
Anda perlu menjadikan expense sebagai pedoman dari berapa besar uang yang dibutuhkan untuk segala kegiatan dalam perusahaan. Dengan begitu, Anda tahu akan besaran dana yang diperlukan agar perusahaan Anda tetap berjalan dan bisa berkembang.
SUMBER: Klasik, Masalah Finansial Yang Kerap Dialami Startup Indonesia!