8 May 2020, 01:52 PM
Bila dibandingkan dengan organ tubuh lainnya, organ pendengaran tampaknya bagian yang tidak cukup mendapat perhatian. Padahal, tentu semua orang sepakat bahwa perannya sangat penting.
Sebagai contoh, orang kadang tidak langsung memeriksakan diri ke dokter THT saat memiliki keluhan pada telinga. Meskipun, pemeriksaan telinga sebetulnya sama pentingnya dengan pemeriksaan organ tubuh lain.
Mengenal pentingnya pemeriksaan telinga
Dokter THT (Telinga, Hidung, Tenggorokan) melakukan pemeriksaan telinga untuk menilai kondisi liang telinga serta gendang telinga. Pemeriksaan ini disebut juga prosedur otoskopi.
Pada prosesnya dokter akan menggunakan otoskop, suatu alat bantu dengan ujung runcing yang disebut spekulum. Otoskop memiliki ukuran yang bervariasi dan dapat disesuaikan dengan ukuran lubang telinga pasien. Bukan hanya dapat disesuaikan dengan ukuran lubang telinga pasien, alat ini juga dilengkapi dengan lampu yang membantu menerangi bagian dalam telinga. Dengan demikian, dokter THT dapat melihat keadaan telinga dengan lebih jelas saat melakukan pemeriksaan telinga.
Pada dasarnya, pemeriksaan tersebut dilakukan untuk menilai serta mengevaluasi kondisi bagian dalam lubang telinga serta kondisi gendang telinga. Tindakan ini khususnya dibutuhkan bagi pasien yang mengalami trauma kepala, gendang telinganya tertusuk atau robek, infeksi telinga, atau penurunan fungsi pendengaran.
Bagi Anda yang merasakan nyeri pada telinga atau telinga berdengung, juga disarankan untuk menjalani pemeriksaan telinga.
Prosedur pemeriksaan telinga
Prosedur pemeriksaan telinga ini sebetulnya tidak rumit. Pertama, dokter akan menarik daun telinga Anda ke belakang dan atas, seperti gerakan menjewer. Hal ini ditujukan agar posisi lubang telinga lebih lurus, sehingga pemeriksaan dapat dilakukan dengan lebih mudah.
Bila sudah diperoleh posisi lubang telinga yang lurus, maka dokter akan memasukkan otoskop ke dalam lubang telinga dan mulai mengevaluasi kondisi telinga pasien. Dalam proses pemeriksaan ini, jika ditemukan kotoran telinga, maka dokter akan membersihkannya.
Melalui tindakan otoskopi ini, dapat diketahui kondisi bagian dalam liang telinga dan gendang telinga pasien dalam keadaan normal atau tidak. Kondisinya akan dianggap jika warna liang telinga sama dengan warna kulit di sekitarnya, sementara gendang telinga terlihat putih terang dan keabu-abuan.
Bila ternyata lubang telinga tampak memerah dan bengkak, kemungkinan besar telah terjadi infeksi. Terlebih lagi, jika ditemukan nanah di balik gendang telinga atau gendang telinga tidak memantulkan cahaya ketika disorot oleh lampu otoskop, kemungkinan pasien mengalami infeksi telinga bagian tengah.
Berdasarkan hasil pemeriksaan tersebut, dokter THT akan memutuskan apakah pasien dapat langsung diberikan terapi atau membutuhkan pemeriksaan lanjutan. Apabila otoskopi atau pemeriksaan telinga dianggap sudah memberikan diagnosis yang tepat, maka dokter THT akan memberikan pengobatan sesuai kebutuhan pasien.
Namun, bila diagnosis dianggap belum tegak, maka dokter dapat merekomendasikan pemeriksaan lanjutan. Setidaknya ada dua tes lanjutan yang mungkin direkomendasikan, yaitu timpanometri dan akustik reflektometri.
Ada atau tidaknya infeksi pada telinga bagian tengah akan dikonfirmasi melalui pemeriksaan timpanometri. Sementara akustik reflektometri akan menunjukkan seberapa baik gendang telinga dalam merefleksikan bunyi. Suara yang direfleksikan akan berbanding lurus dengan tekanan di dalam telinga, inilah yang biasanya memicu gangguan pendengaran.
Tak hanya ditujukan untuk memperoleh diagnosis yang definitive, pemeriksaan lanjutan juga kadang direkomendasikan oleh dokter saat terapi belum memberikan hasil yang diharapkan atau belum bisa meringankan keluhan pasien.