1 December 2020, 10:25 AM
![[Image: prediabetes.jpg]](https://i.ibb.co/7tSqs6d/prediabetes.jpg)
Merupakan kondisi ketika kadar gula dalam darah sudah mencapai atau melebihi batas normal tetapi tidak setinggi pada penderita diabetes tipe 2 dinamakan dengan prediabetes. Jika seseorang tidak segera mengubah gaya hidupnya menjadi lebih sehat maka kondisi ini bisa berkembang menjadi diabetes tipe 2.
Kondisi ini biasanya tidak menimbulkan gejala, hal inilah yang membuat banyak orang berisiko tinggi mengalaminya perlu secara rutin memeriksakan kadar gula darahnya ke dokter. Fungsinya agar kondisi tersebut bisa terdeteksi dan selanjutnya pasien akan mendapat penanganan dari tim medis sedini mungkin sebagai bentuk pencegahan munculnya penyakit berbahaya.
Penyebab Prediabetes
Glukosa merupakan karbohidrat sederhana yang dibutuhkan tubuh sebagai sumber energi, sebagian besar glukosa di dalam tubuh didapat dari makanan yang dikonsumsi. Glukosa bisa diolah menjad energi, sementara tubuh membutuhkan bantuan hormon insulin yang dihaslkan dari pankreas.
Bagi penderita kondisi di atas, proses tersebut terganggu dan gangguan yang muncul disebabkan oleh pankreas tidak banyak menghasilkan insulin atau munculnya resistensi insulin. Akibat yang muncul, glukosa yang seharusnya masuk ke tubuh untuk diolah menjadi energi justru semakin menumpuk di aliran darah.
Apabila hal itu terus berlanjut, maka kadar gula dalam darah akan meningkat, sehingga seseorang yang mengalami peningkatan kadar gula dalam darahnya akan semakin meningkat dan penderita dapat terserang diabetes tipe 2.
Meski demikian, penyebab di atas belum diketahui secara pasti walau terdapat dugaan jika peningkatan kadar gula darah merupakan penyakit yang diturunkan dari orang tua. Selain itu jarang melakukan aktivitas fisik dan memiliki berat badan berlebih diduga juga memiliki keterkaitan dengan munculnya kadar gula darah berlebih.
Faktor Risiko
Terdapat cukup banyak faktor risiko yang membuat seseorang bisa terkena kondisi ini dan kemudian menderita diabetes melitus tipe 2. Seperti berat badan yang berlebihan atau obesitas, lingkar pinggang yang berlebihan (laki-laki lebih dari 90 sentimeter dan wanita lebih dari 80 sentimeter dan pola hidup santai dengan tidak berolahraga.
Kemudian pola diet yang buruk juga merupakan faktor risiko meningkatnya kadar gula darah, seperti terlalu banyak mengonsumsi daging merah, makanan yang diproses dan minuman dengan pemanis buatan. Seseorang dengan usia lebih dari 45 tahun juga berisiko mengalami kondisi ini, terlebih jika memiliki riwayat diabetes melitus tipe 2.
Perempuan hamil dengan riwayat diabetes gestasional memiliki risiko mengalami kondisi ini, juga dengan perempuan yang mengalami sindrom ovarium polikistik. Selain itu, orang yang memiliki gangguan tidur seperti OSA serta beberapa kondisi lain seperti tekanan darah tinggi, rendah kadar kolesterol HDL dan kadar trigliserida yang tinggi.
Gejala Prediabetes
Jika dalam keadaan normal, kadar gula dalam tubuh berada di angka 70/90 mg/dL sebelum makan dan di bawah 140 mg/dL setelah mengonsumsi makan. Sementara pada penderita kondisi kelebihan gula darah, kadarnya akan naik hingga mencapai 140/199 mg/dL setelah mengonsumsi makan.
Kondisi ini biasanya tidak menunjukkan gejala tertentu, meski demikian untuk lebih waspada seseorang yang kadar gula darahnya melebihi batas normal harus mengetahui beberapa gejala diabetes tipe 2, berikut beberapa di antaranya:
- Mudah lelah.
- Penglihatan menjadi kabur.
- Sering merasa haus dan lapar.
- Lebih sering buang air kecil.
- Luka yang tak kunjung sembuh.
Jika mengalami beberapa gejala di atas, segera lakukan pemeriksaan gula darah secara rutin ke dokter termasuk bagi mereka yang berisiko tinggi mengalaminya. Pemeriksaan sejak dini diperlukan agar penanganan bisa segera diberikan, dampaknya diabetes tipe 2 dapat dicegah.