20 July 2018, 03:04 PM
Royal Golden Eagle memang senantiasa memberikan hal – hal yang tidak pernah dapat dinilai negatif. Setiap yang dilakukan oleh RGE dalam keseharian memang dapat memberikan yang terbaik bagi lingkungan. Bahkan di tengah krisis energi yang terjadi pada beberapa waktu silam, Royal Golden Eagle juga turut serta berupaya penuh dalam melakukan penanggulangan atas krisis yang terjadi tersebut.
Upaya Royal Golden Eagle Dalam Mengatasi Krisis Energi
Salah satunya adalah dengan berusaha untuk memanfaatkan limbah dengan baik. Ada banyak upaya sebagai perusahaan berbasis sumber daya alam yang dilakukan oleh Royal Golden Eagle dalam upaya mengatasi krisis energi tersebut dan berikut ini kami akan berikan informasi selengkapnya untuk Anda.
Upaya Royal Golden Eagle Dalam Mengatasi Krisis Energi
Sama halnya dengan perusahaan yang lain, ada limbah yang turut dihasilkan dalam proses produksi didalam Royal Golden Eagle. Akan tetapi yang menjadi pembeda dengan yang lain bahwa RGE turut konsisten untuk menyiasati agar limbah tidak tersia – siakan sehingga tidak akan memberikan sumbangsih merugikan bagi kelestarian alam.
Hal ini tentu sejalan dengan prinsip kerja didalam Royal Golden Eagle dimana mereka juga turut bertekad untuk tidak sekedar mencari profit, namun juga memberikan berbagai manfaat kepada pihak yang lain. Secara khusus RGE juga ingin agar perusahaannya ikut serta aktif dalam menjaga keseimbangan iklim dimana dalam realisasinya sendiri langkah aktif dalam upaya perlindungan alam tetap dilakukan.
Atas dasar ini sistem pengolahan limbah produksi juga sangat penting. Sebisa mungkin agar sisa buangan juga dimanfaatkan menjadi hal yang berguna agar tidak mencemari lingkungan. Terdapat juga sejumlah langkah kreatif yang turut dilakukan oleh grup yang dulunya bernama Raja Garuda Mas ini. Dulunya Royal Golden Eagle memiliki anak perusahaan yang turut berkecimpung didalam industri kelapa sawit yaitu Asian Agri. Mereka bahkan dikenal menjadi salah satu produsen kelapa sawit terbesar yang ada di dunia. Hal ini tidak mengherankan juga karena memang Asian Agri memiliki kapasitas produksi menjadi satu juta ton setiap tahunnya.
Asian Agri kemudian melakukan berbagai proses didalam langkah pengelolaan kelapa sawit. Mereka berusaha menanam, merawat sampai melakukan pengolahan crude palm oil yang sehari – harinya unit bisnis di Royal Golden Eagle ini mengelola sekitar 160 ribu hektar di lahan perkebunan. Dari jumlah ini sekitar 60 ribu diantaranya dijalankan bersama dengan para petani kecil dengan melakukan skema petani plasma. Ketika produksi CPO, buah kelapa sawit menjadi bahan baku yang utama. Pada waktu itu sejumlah buah yang ada didalam tandan buah kelapa sawit juga diolah dan diambil sedemikian rupa. Akan tetapi memang soal prosesnya, proses ini menyisakan limbah berupa suatu tandan kosong. Tak tanggung – tanggung dari satu buah tandan kelapa sawit yang segar, sebanyak 20 sampai dengan 25 persennya merupakan sebuah tandan kosong.
Tentu kemudian Anda bisa benar – benar membayangkan bahwa ada banyak tandan buah kosong yang terbuang jika kemudian melihat kapasitas produksi dari Asian Agri. Akan tetapi memang kemudian anak usaha dari Royal Golden Eagle mampu secara aktif dan kreatif berusaha menyiasati limbah agar menjadi hal yang bermanfaat. Dalam segala prosesnya, limbah CPO lain juga turut dimanfaatkan. Jadi cairan sisa produksi disiramkan ke bahan kompos agar mampu semakin mempercepat proses pembuatan. Jadi setelah didiamkan antara 1,5 sampai dengan kurun tiga bulan lamanya pupuk kompos sudah jadi dan dapat dimanfaatkan sehingga tak akan ada limbah yang sia – sia.