9 November 2017, 02:34 PM
Saham Sebagai Instrumen Investasi
Saham merupakan salah satu instrumen investasi yang memiliki rata-rata hasil investasi yang besar. Sampai saat ini pun, saham masih menjadi instrumen investasi yang menawarkan hasil yang relatif paling tinggi di antara instrumen investasi yang lainnya. Katakanlah misalnya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), sejak tahun 2002 pun hingga sekarang, telah naik sebanyak 1.344,55% selama 14 tahun dari 424,9 menjadi 5.742, yang bila dirata-rata per tahunnya bisa sejumlah 89%.
Di berbagai negara maju, Amerika Serikat contohnya, masyarakatnya sudah terbiasa meletakkan uangnya di bursa saham, baik sebagai trader saham atau investor saham, sedangkan di Indonesia penduduk yang mengerti saham sebagai instrumen investasi masih tergolong minim, dari 250 juta penduduk Indonesia, hanya sekitar 600 ribu saja yang telah menginvestasikan uangnya di bursa saham.
Ketidakpopuleran ini sebetulnya disebabkan oleh sebagian besar penduduk di Indonesia masih belum mengenal saham sebagai sebuah investasi. Akibat kurangnya pengetahuan, masih banyak yang menganggap saham sebagai judi, sehingga dianggap berisiko tinggi dan pasti merugi.
Tak jarang seseorang memiliki pola pikir bahwa berinvestasi saham adalah jalan pintas mencapai kekayaan, sehingga walaupun tidak memiliki bekal pengetahuan yang cukup, mereka berani mempertaruhkan uangnya di pasar saham. Tindakan spekulasi inilah yang kerap kali menghasilkan kerugian yang besar. Sebetulnya ketika Anda memulai meletakkan uang Anda di saham pun, Anda perlu mengetahui cara transaksi yang cocok untuk Anda.
Pelaku-pelaku Investasi Saham
Ada 3 tipe pelaku transaksi di bursa efek yang menanamkan uangnya di saham dengan harapan bisa memperoleh keuntungan. Ketiga tipe pelaku transaksi saham tersebut adalah:
- Investor, yaitu orang yang menginvestasikan uangnya di bursa saham untuk mendapatkan keuntungan dalam jangka waktu yang panjang. Biasanya seorang investor membeli saham sebuah perusahaan yang mempunyai nilai dan performa yang baik untuk disimpan dalam jangka waktu yang panjang. Investor menggunakan analisa fundamental dalam menentukan keputusan pembelian sahamnya.
- Trader, yaitu orang yang memperjualbelikan saham dengan memanfaatkan fluktuasi harga saham. Trader dapat mentransaksikan saham dalam jangka pendek, hingga jangka menengah. Bergantung pada trader itu sendiri, jangka waktu yang dipakai bisa bervariasi dari transaksi harian, mingguan, bulanan, atau bahkan ada traderyang bertransaksi tiap menit dan jam. Berbeda dengan investor, tradermenggunakan analisa teknikal dalam menentukan keputusan jual beli sahamnya.
- Spekulan, yaitu orang yang tidak bisa dikatakan sebagai investor maupun trader. Spekulan menggunakan bursa saham sebagai berjudi. Seorang spekulan umumnya tidak menguasai pengetahuan tentang saham, baik analisa teknikal maupun fundamental, dan keputusan transaksinya hanya berdasarkan rumor, ikut-ikutan, atau tebakan belaka.