Thread Rating:
  • 0 Vote(s) - 0 Average
  • 1
  • 2
  • 3
  • 4
  • 5
Ideologi Tentara Pakistan Jadi Batu Sandungan bagi Perdamaian
#1
Hanya sedikit perdana menteri Pakistan yang mampu mengabaikan tentara dan menentukan arah mereka sendiri. Tentara Pakistan memiliki motto untuk melakukan jihad, dan untuk menegakkan dominasi Islam secara global. Para analis seperti C. Christine Fair, seorang profesor di Universitas Georgetown dan seorang pakar Asia Selatan, mengatakan bahwa tentara Pakistan memandang seluruh India sebagai “musuh peradaban” untuk diperangi dan dihancurkan.
Baca juga: Jika India Menyerang, Militer Pakistan Akan Respons Kuat
Oleh: Monami Banerjee dan Pradeep Singh Gautama (Asia Times)
Seorang mantan diplomat Pakistan menggambarkan Perdana Menteri Pakistan Imran Khan sebagai “pegawai pemerintah tingkat rendah yang ada di posisi puncak karena tentara menginginkan ‘wajah.’” Deskripsi mantan diplomat Husain Haqqani tentang perdana menteri tersebut merupakan indikasi kekuatan nyata di balik tahta pemimpin di Pakistan: angkatan bersenjata.
after all, is not the first “face” to the outside world the Pakistan Army has given its support to.

Bagaimanapun, perdana menteri bukanlah “wajah” pertama yang diberi dukungan oleh tentara Pakistan untuk ditampilkan bagi dunia luar. Dia juga tidak akan menjadi yang terakhir.
Ketika kemarahan meningkat di India atas serangan di Distrik Pulwama di Kashmir pada tanggal 14 Februari 2019 yang menewaskan lebih dari 40 personel Polisi Cadangan Sentral (CRPF) India, pembuat kebijakan India menghadapi tekanan publik untuk menghasilkan respons militer yang memadai dan dengan cepat, sambil menangkis seruan dari Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk “terjun dalam konflik dengan Pakistan.”
Tetapi pertanyaan sebenarnya adalah, dengan siapa India seharusnya berkonflik? Imran Khan, yang menurut Haqqani tidak bisa mengambil keputusan? Hanya sedikit perdana menteri Pakistan yang mampu mengabaikan tentara dan menentukan arah mereka sendiri. Setiap kali ada yang mencoba, tentara telah melakukan penumpasan dengan kejam.
PENUMPASAN TENTARA
Zulfikar Ali Bhutto, misalnya, digulingkan dalam kudeta tentara, dipenjara selama bertahun-tahun, dan akhirnya digantung melalui proses peradilan yang meragukan yang digambarkan oleh beberapa komentator sebagai “pembunuhan lewat hukum.”
Lebih dari satu dekade kemudian, tentara menggagalkan Nawaz Sharif. Tindakan tersebut dilakukan dengan merusak prospek pemilihan almarhum Benazir Bhutto, putri Zulfikar Ali Bhutto, perdana menteri pertama Pakistan yang terpilih secara demokratis. Dia dianggap sebagai ancaman, mengingat latar belakang keluarganya.
Banyak dugaan kecurangan dalam pemilihan umum tahun 1990 yang diakui secara terbuka oleh mantan Kepala Intelijen Antar-Layanan (ISI) Jenderal Asad Durrani dengan mengajukan pernyataan tertulis di atas sumpah di Mahkamah Agung Pakistan. Tetapi menurut sebuah laporan Dawn, persidangan dalam kasus pidana ini masih macet bahkan setelah selang lebih dari dua dekade dan minat pengadilan diperbarui.
Di sisi lain, tentara mengurus dirinya sendiri, seperti mengizinkan Jenderal Pervez Musharraf, yang berkuasa dalam kudeta pada bulan Oktober 1999. Dia melarikan diri dari negara itu meski ada tuduhan kriminal yang serius. Dengan banyak “pelanggaran” oleh tentara, penting untuk menyoroti fakta bahwa untuk berurusan secara efektif dengan Pakistan, India perlu memahami sifat tentara Pakistan serta filosofi dan doktrin operasional yang mendasarinya.
Baca juga: PM Imran Khan Izinkan Tentara Pakistan Membalas Jika India Menyerang
Para pakar seperti Hassan Askari Rizvi, profesor emeritus di Universitas Punjab, Lahore, dan seorang analis pertahanan dan politik, mengatakan bahwa tentara Pakistan selalu menggunakan agama untuk mobilisasi dan motivasi. Doa resmi Angkatan Darat Pakistan adalah doa yang digunakan oleh komandan Muslim Tariq-bin-Ziyad untuk memotivasi para pejuangnya agar melakukan jihad selama penaklukan Andalusia, Spanyol, pada tahun 711 Masehi.
Kelompok fundamentalis Islam menganggap periode tersebut sebagai era keemasan Islam dan kampanye Spanyol sebagai puncak ekspansi Islam secara cepat melalui jihad.
Doa itu diterjemahkan sebagai berikut:
“Para Ghazi ini, Jiwa-Jiwa yang mengabdi pada Keagungan-Mu,
Mereka yang telah Kau berkati dengan gairah ibadah kepada-Mu,
Pasukan yang mengatasi gurun dan sungai,
Dan menginjak-injak gunung menjadi debu dengan semangat mereka,
Mereka tidak peduli pada kesenangan dunia,
Kasih Allah adalah harta mereka,
Misi dan tujuan Momin adalah mati syahid,
Bukan harta rampasan perang, tak juga menginginkan kerajaan.”
Muhammad Zia-ul-Haq, seorang jenderal bintang empat yang menjabat sebagai presiden keenam Pakistan, menyatakan darurat militer pada tahun 1977. Selama masa jabatannya sebagai presiden, motto Angkatan Darat Pakistan secara resmi diubah dari “Ittehad, Yaqeen, Tanzeem” atau “Persatuan, Iman, dan Disiplin” menjadi “Iman, Takwa, dan Jihad di Jalan Allah.”
Dokumen resmi berjudul “Motto Tentara Pakistan” yang dirilis oleh pemerintah telah menguraikan dan menjelaskan makna motto baru tersebut sebagai “Iman kepada Allah, Ketakwaan dan Ketakutan kepada Allah, dan Menetapkan Kedaulatan Allah atas manusia di seluruh dunia.”
Konsep-konsep seperti “mempertahankan batas-batas negara,” “menegakkan konstitusi,” atau “kesejahteraan rakyat” sangat mencolok dalam ketidakhadiran mereka.
Sementara di tempat lain telah terjadi banyak perdebatan tentang apa yang dimaksud dengan jihad, apakah jihad berarti berperang melawan kejahatan di dalam atau umat kafir di luar, dokumen resmi terhitung luar biasa karena tidak meninggalkan banyak kebingungan mengenai apa, dalam pandangannya, yang dimaksud dengan jihad.
Dalam menguraikan jihad, dokumen itu mengatakan: “Tujuan sebenarnya dari Islam adalah menggeser kepemimpinan manusia atas manusia menjadi ketuhanan Allah di bumi serta mempertaruhkan hidup seseorang dan segala sesuatu untuk mencapai tujuan suci ini.” Kerangka ideologis seperti yang dipahami dalam dokumen ini memiliki konsekuensi yang sangat praktis.
Meskipun bukan gambaran yang lengkap, penjelasan itu memberikan kerangka referensi yang baik. Misalnya, motto ini mengharuskan Angkatan Darat Pakistan untuk secara sah mewujudkan dominasi Islam secara global.
Seperti yang ditulis Saroop Ijaz, hal ini juga membuat partisipasi minoritas agama dalam tentara praktis menjadi hal yang tidak mungkin kecuali mereka menolak kepercayaan agama mereka. Yang juga menjadi jelas bahwa tentara melihat dirinya mendapatkan legitimasi langsung dari fakta bahwa mereka dipercayakan dengan “melanjutkan nilai Tuhan Yang Maha Kuasa di Bumi.”
Kemudian pernyataan tersebut menimbulkan teka-teki filosofis yang penting. Bagaimana gagasan itu bisa menundukkan dirinya pada konstitusi yang ditulis oleh manusia atau politisi terpilih yang memperoleh kekuasaan dari konstitusi semacam itu? Kemudian wajar jika lembaga semacam itu akan memberikan dukungan kepada individu dan kelompok “yang sepaham” yang melakukan jihad melawan masyarakat multikultural lain atau warga negara mereka sendiri yang mereka anggap sebagai “tidak cukup Islami.”
Para analis seperti C. Christine Fair, seorang profesor di Universitas Georgetown dan seorang pakar Asia Selatan, mengatakan bahwa tentara Pakistan memandang seluruh India sebagai “musuh peradaban” untuk diperangi dan dihancurkan.
Beberapa perkembangan baru-baru ini telah memberanikan para tentara.

Baca juga: Serangan Kashmir: Konflik India vs Pakistan akan Segera Menjadi Lebih Buruk

Mereka menganggap keinginan Amerika Serikat untuk mundur dari Afghanistan karena kelelahan selama 18 tahun sebagai pembenaran atas ideologi jihadnya yang telah mengalahkan dua negara adidaya, Uni Soviet dan Amerika, di Afghanistan. Tentara Pakistan diam-diam mendukung pemilihan Imran Khan sebagai perdana menteri dan memastikan marginalisasi Nawaz Sharif. Tentara merasa kembali bebas untuk mencurahkan seluruh energi dan sumber dayanya untuk berjihad melawan India di Kashmir dan sekitarnya.

Pandangan dunia yang kaku dan absolut seperti itu tidak meninggalkan banyak negara seperti India dengan banyak pilihan, kecuali untuk setidaknya bersiap untuk jangka panjang. India harus tetap waspada dan mengupayakan tindakan pencegahan yang kredibel.

Keterangan foto utama: Gambar bendera Pakistan terjahit di lengan baju seorang tentara. (Foto: iStock)

https://www.matamatapolitik.com/analisis-x-ideologi-angkatan-darat-pakistan-jadi-batu-sandungan-bagi-perdamaian/ 
Reply




Users browsing this thread: 1 Guest(s)

About Ziuma

ziuma - forum diskusi dan komunitas online. disini kamu bisa berdiskusi, berbagi informasi dan membentuk komunitas secara online. Bisa juga berdiskusi dengan sesama webmaster/blogger. forum ini berbasis mybb

              Quick Links

              User Links

             powered by