18 August 2020, 03:11 PM
(This post was last modified: 18 August 2020, 03:12 PM by info.sehat.)
Di dalam tubuh manusia terdapat berbagai hormon yang berpengaruh terhadap banyak mekanisme tubuh secara keseluruhan. Fungsi hormon adalah pembawa pesan kimiawi yang memiliki sel target masing-masing. Beberapa jenis yang disebut hormon kebahagiaan menyasar perasaan atau psikologis seseorang.
Akan tetapi, secara alamiah tubuh manusia juga memiliki antitesis atau lawan dari hormon kebahagiaan. Jika hormon kebahagiaan bisa membuat seseorang merasakan sensasi senang atau bahagia, lawannya akan membuat mood atau perasaan seseorang mengalami sebaliknya.
Ada beberapa jenis hormon yang bisa merusak hormon kebahagiaan itu, tetapi yang paling dominan disebut hormon kortisol. Apa itu hormon kortisol?
Hormon ini dikaitkan dengan respons tubuh terhadap stres, sehingga disebut juga hormon stres. Hormon kortisol ini dihasilkan oleh kelenjar adrenal. Hormon kortisol dilepaskan kelenjar tersebut, utamanya saat Anda menghadapi stres dan sering disebut sebagai indikator stres.
Kendati berperan penting untuk tubuh, salah satunya diperlukan tubuh saat menghadapi mekanisme fight or flight response atau sebuah kondisi ketika tubuh menghadapi tantangan secara mental maupun fisik, hormon kortisol juga memainkan peranan lain di tubuh. Beberapa fungsi yang dijalankan oleh hormon ini yaitu kontrol gula darah, regulasi peradangan, pengaturan metabolisme, dan pengendalian daya ingat.
Walau hormon kortisol memainkan fungsi penting untuk tubuh, kadarnya yang terlalu tinggi karena merespons stres dapat berbahaya untuk Anda. Beberapa gejala atau dampak psikologis yang muncul jika kadar hormon kortisol tinggi, di antaranya:
- Rasa lelah yang berlebihan
- Lekas marah
- Sulit berkonsentrasi
Ada banyak kegiatan yang bisa dilakukan untuk merilis stres dan menurunkan kadar hormon ini. Aktivitas fisik seperti olahraga, berhubungan seksual, atau bercengkrama dengan orang terkasih, seperti keluarga atau pasangan juga dapat merangsang hormon kebahagiaan sekaligus menurunkan kadar kortisol ini.
Namun, seperti yang sudah disinggung di awal bahwa lawan dari hormon kebahagiaan bukan cuma kortisol, Anda juga harus berhati-hati dan tidak terfokus kepadanya saja. Berikut ini hormon-hormon lain yang dapat merusak hormon kebahagiaan seseorang:
- Hormon Noradrenalin: Hormon ini berhubungan dengan adrenalin dan juga salah satu hormon stres yang mengkoordinasikan dalam merespons sesuatu. Hal tersebut berada pada banyak komponen fisik emosi, termasuk denyut jantung yang meningkat, kewaspadaan, kognisi, dan perilaku pengambilan keputusan.
- GABA: Gamma aminobutyric acid (GABA) merupakan neurotransmitter inhibitor utama pada otak yang berfungsi mengurangi rasa grogi. Jika terjadi peningkatan aktivitas GABA pada otak maka akan mengurangi kecemasan dan stres.
Sebenarnya, akar masalah dari rusaknya kondisi psikologis dan mental seseorang tidak serta-merta menjadi tanggung jawab hormon saja. Lebih penting dari itu, pengalaman trauma masa kecil, masa remaja, dan masa dewasa atau yang dikenal sebagai “critical event” jauh berpengaruh terhadap itu semua.
Namun, itu semua, termasuk perasaan yang gundah, galau karena marah, sedih, dan takut tersebut mempengaruhi munculnya sekresi hormon kortisol, hormon yang melawan hormon kebahagiaan.
Dalam kasus ini, kita dituntut untuk pintar-pintar dalam mengelola dan mengendalikan itu semua agar produksi hormon kortisol dan hormon-hormon lain yang dapat melawan hormon kebahagiaan meningkat tajam. Jika sukses menang dalam “pertarungan” batin itu, niscaya manusia bisa lebih mudah mendapatkan suasana hati yang diinginkannya.