1 January 2020, 10:24 PM
Apakah Anda pernah mengalami gastritis? Gastritis, atau biasa dikenal dengan sebutan radang lambung, adalah kondisi terjadinya peradangan pada lapisan pelindung di lambung. Gastritis akut merupakan jenis peradangan parah yang terjadi dengan tiba-tiba. Sementara itu, gastritis kronis akan bertahan dalam waktu yang lama apabila tidak segera diobati. Penyebab utama gastritis adalah lemahnya dinding lambung yang menyebabkan cairan pencernaan melukainya dan menyebabkan peradangan. Memiliki dinding lambung yang tipis ataupun luka dapat meningkatkan risiko Anda terkena gastritis.
Selain itu, infeksi bakteri gastrointestinal juga dapat menyebabkan gastritis. Bakteri yang paling umum sering ditemui dan menjadi penyebab gastritis adalah bakteri Helicobacter pylori. Bakteri ini akan menginfeksi dinding lambung. Infeksi biasanya ditularkan dari satu orang ke yang lain, namun juga bisa ditularkan melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi. Beberapa kondisi dan aktivitas tertentu dapat meningkatkan risiko Anda untuk terkena gastritis. Beberapa faktor risiko tersebut seperti konsumsi alkohol berlebih dan dalam jumlah yang banyak, penggunaan aspirin dan ibuprofen yang terlalu sering, usia (dinding lambung akan semakin menipis seiring berjalannya waktu), dan merokok. Beberapa kondisi kesehatan lain juga bisa menjadi faktor risiko gastritis, seperti stres, gangguan autoimun, gangguan pencernaan seperti penyakit Crohn, dan infeksi virus.
Gejala Gastritis dan Diagnosa Yang Dilakukan
Gejal atau tanda-tanda gastritis berbeda dari setiap orangnya. Bahkan, pada kasus tertentu, beberapa orang tidak memiliki tanda-tanda sama sekali. Akan tetapi, gejala yang paling sering terjadi seperti pusing dan mual, perut terasa kembung dan sakit, muntah, perut terasa terbakar (khususnya setelah makan pada malam hari), hilangnya nafsu makan, dan kotoran yang berwarna hitam. Apabila Anda memiliki gejala-gejala tersebut, segera hubungi dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan perawatan langsung.
Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik, bertanya dengan gejala-gejala yang timbul, dan mencari informasi seputar riwayat kesehatan keluarga Anda. Dokter juga mungkin akan melakukan tes pernapasan, darah, dan kotoran untuk mencari kemungkinan adanya bakteri H. pylori. Selain itu, dokter juga akan melakukan endoskopi untuk memeriksa adanya peradangan. Endoskopi yang dilakukan adalah dengan memasukkan tabung tipis dan panjang berkamera di ujungnya. Tabung tersebut dimasukkan dengan perlahan melalui mulut untuk melihat kondisi kerongkongan dan lambung. Dokter juga akan mengambil sedikit sampel dinding lambung untuk melihat adanya sesuatu yang tidak biasa. Selain itu, dokter juga akan melakukan tes sinar X pada salura pencernaan.
Perawatan Gastritis
Pengobatan gastritis termasuk mengonsumsi antacid untuk mengurangi asam lambung. Selain itu, Anda juga perlu menghindari makanan pedas dan berbumbu banyak. Apabila gastritis Anda disebabkan oleh infeksi bakteri H. pylori, dokter Anda akan meresepkan beberapa antibiotik dan obat-obatan yang menghambat asam. Sementara itu, apabila gastritis disebabkan oleh anemia pernicious, pengobatan termasuk memberikan vitamin B12. Menghindari makanan-makanan yang dapat mengiritasi seperti laktosa dan produk berbasis susu dan gluten dari gandum juga merupakan salah satu hal yang penting untuk dilakukan.
Apabila gastritis tidak dirawat dan diobati, kondisi ini dapat berujung pada pendarahan pada lambung dan juga maag. Beberapa jenis gastritis juga dapat meningkatkan risiko terbentuknya kanker lambung, terutama pada orang-orang yang memiliki dinding lambung tipis. Karena potensi komplikasi seperti ini, penting bagi Anda untuk berkonsultasi dengan dokter apabila Anda mengalami gejala-gejala yang telah disebutkan di atas, khususnya apabila gejala gastritis tersebut bersifat kronis.
Selain itu, infeksi bakteri gastrointestinal juga dapat menyebabkan gastritis. Bakteri yang paling umum sering ditemui dan menjadi penyebab gastritis adalah bakteri Helicobacter pylori. Bakteri ini akan menginfeksi dinding lambung. Infeksi biasanya ditularkan dari satu orang ke yang lain, namun juga bisa ditularkan melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi. Beberapa kondisi dan aktivitas tertentu dapat meningkatkan risiko Anda untuk terkena gastritis. Beberapa faktor risiko tersebut seperti konsumsi alkohol berlebih dan dalam jumlah yang banyak, penggunaan aspirin dan ibuprofen yang terlalu sering, usia (dinding lambung akan semakin menipis seiring berjalannya waktu), dan merokok. Beberapa kondisi kesehatan lain juga bisa menjadi faktor risiko gastritis, seperti stres, gangguan autoimun, gangguan pencernaan seperti penyakit Crohn, dan infeksi virus.
Gejala Gastritis dan Diagnosa Yang Dilakukan
Gejal atau tanda-tanda gastritis berbeda dari setiap orangnya. Bahkan, pada kasus tertentu, beberapa orang tidak memiliki tanda-tanda sama sekali. Akan tetapi, gejala yang paling sering terjadi seperti pusing dan mual, perut terasa kembung dan sakit, muntah, perut terasa terbakar (khususnya setelah makan pada malam hari), hilangnya nafsu makan, dan kotoran yang berwarna hitam. Apabila Anda memiliki gejala-gejala tersebut, segera hubungi dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan perawatan langsung.
Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik, bertanya dengan gejala-gejala yang timbul, dan mencari informasi seputar riwayat kesehatan keluarga Anda. Dokter juga mungkin akan melakukan tes pernapasan, darah, dan kotoran untuk mencari kemungkinan adanya bakteri H. pylori. Selain itu, dokter juga akan melakukan endoskopi untuk memeriksa adanya peradangan. Endoskopi yang dilakukan adalah dengan memasukkan tabung tipis dan panjang berkamera di ujungnya. Tabung tersebut dimasukkan dengan perlahan melalui mulut untuk melihat kondisi kerongkongan dan lambung. Dokter juga akan mengambil sedikit sampel dinding lambung untuk melihat adanya sesuatu yang tidak biasa. Selain itu, dokter juga akan melakukan tes sinar X pada salura pencernaan.
Perawatan Gastritis
Pengobatan gastritis termasuk mengonsumsi antacid untuk mengurangi asam lambung. Selain itu, Anda juga perlu menghindari makanan pedas dan berbumbu banyak. Apabila gastritis Anda disebabkan oleh infeksi bakteri H. pylori, dokter Anda akan meresepkan beberapa antibiotik dan obat-obatan yang menghambat asam. Sementara itu, apabila gastritis disebabkan oleh anemia pernicious, pengobatan termasuk memberikan vitamin B12. Menghindari makanan-makanan yang dapat mengiritasi seperti laktosa dan produk berbasis susu dan gluten dari gandum juga merupakan salah satu hal yang penting untuk dilakukan.
Apabila gastritis tidak dirawat dan diobati, kondisi ini dapat berujung pada pendarahan pada lambung dan juga maag. Beberapa jenis gastritis juga dapat meningkatkan risiko terbentuknya kanker lambung, terutama pada orang-orang yang memiliki dinding lambung tipis. Karena potensi komplikasi seperti ini, penting bagi Anda untuk berkonsultasi dengan dokter apabila Anda mengalami gejala-gejala yang telah disebutkan di atas, khususnya apabila gejala gastritis tersebut bersifat kronis.