Thread Rating:
  • 0 Vote(s) - 0 Average
  • 1
  • 2
  • 3
  • 4
  • 5
Crossdresser Bagian Transvestime, Apa Saja Ciri-cirinya?
#1

[Image: crossdresser-dan-kaitannya-dengan-transv...725801.jpg]



Crossdresser merupakan kondisi ketika seseorang lebih gemar mengenakan pakaian yang berseberangan dengan identitas seksualnya. Sebagai contoh, laki-laki lebih menyukai mengenakan gaun, rok, bahkan pakaian dalam wanita. Kebanyakan orang mengaitkan kondisi ini dengan sifat homoseksual. Padahal, sesungguhnya tidaklah demikian. 

Jika dikaitkan dengan suatu kondisi kelainan mental, crossdresser merupakan bagian dari transvestisme. Ini merupakan suatu bentuk gangguan jiwa yang mengarah ke perilaku penyimpangan seksual. Namun, orang-orang crossdresser hanyalah tertarik mengenakan identitas yang digunakan oleh lawan jenisnya. Secara hasrat seksual, mereka belum tentu memiliki kecenderungan menyukai sesama jenis. 

Gejala seseorang yang mengalami transvestime ini biasanya muncul secara bertahap, tidak terkecuali bagi para crossdresser. Berikut ini adalah beberapa ciri-ciri orang yang berujung pada keputusan untuk menjadi crossdresser

[b]1. Gairah Tinggi[/b]
Orang-orang yang pada akhirnya menjadi crossdresser pada mulanya cenderung memiliki gairah seksual yang sangat tinggi. Mereka memiliki keinginan untuk melakukan berbagai hubungan seksual dan berfantasi dengan pasangannya. Dari sanalah, muncul ketertarikan untuk mengikuti gaya pakaian yang dikenakan oleh lawan jenisnya. 

[b]2. Keinginan Fluktuatif [/b]
Para crossdresser sebenarnya sadar apa yang mereka lakukan tidak sesuai dan rentan dicap negatif oleh orang-orang di sekitarnya. Karena alasan ini pulalah, mereka cenderung memendam keinginan memakai pakaian lawan jenis. Keinginan-keinginan tersebut pada akhirnya tampak sirna, kemudian bangkit lagi. Keinginan yang fluktuatif ini bisa terjadi dalam beberapa periode tertentu. 


[b]3. Tekanan Mental Tinggi [/b]

Crossderesser umumnya akan tampak menjadi orang yang sangat tertekan. Mereka akan mudah tersinggung ataupun marah karena tekanan mental tinggi yang dialami. Tekanan mental ini biasanya dirasakan sekitar 6 bulan sebelum akhirnya mereka memutuskan untuk mengikuti hasrat mereka untuk kerap menggunakan pakaian-pakaian yang berseberangan dengan jenis kelaminnya. 


[b]4. Terangsang Kain [/b]

Seorang crossdresser pun akan sangat mudah terangsang dengan melihat suatu kain tertentu dalam bentuk helaian ataupun yang sudah dijahit. Kondisi ini dikenal dengan istilah fetisisme. Para penderita fetisisme bisa tiba-tiba saja menjadi sangat bergairah ketika melihat kain yang identik dengan bahan pakaian lawan jenis, baik dari segi warna, tekstur, maupun model. 


[b]5. Buang-buang Pakaian [/b]

Ada salah satu ciri dari crossdresser yang amat kentara, yakni kebiasaannya membuang pakaian. Pakaian yang dibuang umumnya merupakan pakaian lawan jenis yang tidak tahan untuk mereka beli. Namun karena keinginan dirinya fluktuatif, pada saat tertentu mereka mencoba keluar dari kondisi sebagai crossdresser dengan memutuskan untuk membuang segala pakaian yang tidak sesuai dengan jenis kelamin mereka. 


[b]6. Merias Diri [/b]

Seorang crossdresser bukan hanya mencoba menjelma menjadi lawan jenisnya dengan menggunakan pakaian yang berseberangan. Orang-orang yang merupakan crossdresser pun akan kerap mencoba kebiasaan yang dilakukan lawan jenisnya. Salah satunya dengan merias diri. Mulai dari pemakaian bedak, lipstik, hingga maskara bisa saja dilakukan oleh para crossdresser


[b]7. Menutup Diri [/b]

Crossdresser merupakan kumpulan orang-orang yang mengalami stigma negatif di dunia, bahkan lebih parah daripada para pelaku homoseksual. Kondisi ini kerap membuat penderita crossdresser menjadi pribadi yang tertutup. Banyak kasus di mana crossdresser tiba-tiba menjadi orang yang antisosial ketika akhirnya menyadari tidak mampu menutupi hasratnya untuk mengenakan pakaian lawan jenis. Karena ciri-ciri inilah, pada akhirnya para crossdresser rentan mengalami disfungsi dalam kehidupan rumah tangga, bertetangga, hingga dunia profesional. 


*** 
Mengelola stress dapat menjadi salah satu cara untuk meringankan gejala dan ciri-ciri yang dialami oleh crossdresser. Pasalnya, gejala crossdresser bisa semakin berat dan tidak tertangani apabila merasa stres yang berlebihan.
Reply




Users browsing this thread: 1 Guest(s)

About Ziuma

ziuma - forum diskusi dan komunitas online. disini kamu bisa berdiskusi, berbagi informasi dan membentuk komunitas secara online. Bisa juga berdiskusi dengan sesama webmaster/blogger. forum ini berbasis mybb

              Quick Links

              User Links

             powered by