25 January 2021, 01:32 PM
![[Image: terapi-uap.jpg]](https://i.ibb.co/qJM6stX/terapi-uap.jpg)
Terapi uap merupakan salah satu cara untuk meredakan keluhan pada pernapasan akibat menyempitnya saluran napas. Pada bayi, keluhan ini sering disebabkan oleh asma dan bronkiolitis. Selain itu, terapi uap diyakini juga bermanfaat meredakan gejala hidung tersumbat akibat rhinitis alergi.
Biasanya, untuk melakukan terapi uap harus di rumah sakit. Namun, kini hal tersebut bisa dilakukan sendiri di rumah loh. Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk memberikan terapi uap pada bayi di rumah, yaitu:
- Buat ruang uap di rumah
Membuat ruang uap di rumah bisa dilakukan dengan mengisi bak mandi atau ember dengan air panas. Setelah itu, pangku Si Kecil di dalam ruangan tersebut selama kurang lebih 15 menit. Biarkan ia bernapas dan menghirup uap hangat dengan leluasa. Supaya Si Kecil tidak merasa bosan, Bunda bisa sambil memijat atau menyusuinya.
Namun, Bunda harus berhati-hati. Jangan sampai Bunda dan Si Kecil terkena air panas. Oleh karena itu, duduklah agak jauh dari bak mandi atau ember yang berisi air panas tadi. Satu lagi yang perlu diingat, jangan terlalu lama berada di ruang uap ini, terlebih jika ventilasinya tidak baik. Bukannya meredakan keluhan, yang ada Bunda dan Si Kecil justru bisa makin sesak napas.
- Gunakan humidifier (pelembap udara)
Selain membuat ruang uap, terapi uap juga bisa dilakukan dengan menggunakan humidifier. Selain bermanfaat untuk mengatasi bibir kering, humidifier juga bermanfaat untuk mengatasi hidung kering dan tersumbat pada bayi. Saat ini, sudah tersedia beragam jenis humidifier yang bisa Bunda sesuaikan dengan kebutuhan dan ukuran ruangan. Penggunaannya juga tidak rumit karena bisa diletakkan langsung di kamar tidurnya.
Kedua cara di atas bisa dilakukan untuk membuat terapi uap di rumah. Namun, terapi tersebut tidak boleh digunakan sebagai terapi utama, apalagi jika Si Kecil memang sedang mengalami gangguan pada saluran pernapasannya.
Kedua cara di atas bisa dilakukan untuk membuat terapi uap di rumah. Namun, terapi tersebut tidak boleh digunakan sebagai terapi utama, apalagi jika Si Kecil memang sedang mengalami gangguan pada saluran pernapasannya.
- Nebulizer sebagai Terapi Uap
Salah satu terapi uap yang paling sering dilakukan untuk mengatasi gangguan pernapasan pada bayi adalah dengan nebulizer, yaitu alat yang dapat mengubah obat cair menjadi uap. Sebelum mendapatkan terapi uap dengan nebulizer, bayi perlu diperiksa oleh dokter terlebih dahulu. Penggunaan alat ini juga tidak boleh sembarangan, karena dosis obat dan lama penggunaannya harus disesuaikan dengan kondisi bayi.
Terapi uap memang merupakan salah satu cara yang bisa digunakan untuk mengatasi gangguan pernapasan pada bayi. Namun, tidak semua bayi boleh dan cocok menggunakan terapi uap. Jadi, selalu lakukan pengobatan sesuai anjuran dokter ya.
Jika gangguan pernapasan Si Kecil tidak juga membaik meski sudah melakukan terapi uap, segeralah periksakan kembali ke dokter. Namun, jangan terlalu sering melakukannya ya! Karena, ada efek samping yang dirasakan. Terlalu sering menjalani terapi uap rupanya dapat menimbulkan efek samping yakni kontraksi pada pembuluh darah dan penyempitan pada pembuluh darah di bagian tubuh yang lain seperti di mata atau organ jantung.
Kandungan obat ipratropium bromide merupakan golongan antikolinergik. Obat ini memang melegakan saluran nafas, tapi mempersempit organ yang lain. Fungsinya meningkatkan denyut jantung, tekanan darah, dan bisa menyebabkan sakit pada kepala.
Selain itu, ada juga efek samping yang dirasakan terutama oleh anak-anak, yaitu:
- Munculnya gangguan infeksi saluran pernafasan
Penggunaan uap panas memang sangat ampuh untuk meredakan batuk dan pilek. Akan tetapi, jika si Kecil sudah tidak lagi mengalami batuk dan pilek, pastikan kamu untuk tidak lagi melakukan terapi uap.
- Timbulnya infeksi jamur pada mulut
Uap panas ternyata dapat mengakibatkan infeksi mulut yang terlihat dengan suara serak dan mulut kering. Jadi, batasi intensitas penggunaan metode terapi uap pada si Kecil.
- Risiko munculnya luka bakar
Perhatikan kondisi kulit serta area rongga mulut termasuk gusi dan lidah anak yang masih sensitif. Jika penggunaan uap panas terlalu lama dan berlebihan, terapi ini dapat memicu risiko luka bakar pada area-area tersebut.
Demikian penjelasan singkat mengenai terapi uap. Semoga menambah wawasanmu.
Demikian penjelasan singkat mengenai terapi uap. Semoga menambah wawasanmu.