6 November 2020, 09:33 AM
Asma adalah salah satu penyakit yang menyerang paru-paru dan saluran udara (bronkus). Ini adalah penyakit kronis yang menyerang 5 orang dari setiap 100 orang. Namun, risikonya bisa lebih tinggi dan meningkat pada anak-anak. Banyak yang masih bertanya-tanya, apa benar asma menular? Bisakah asma disembuhkan? Berikut ini penjelasannya.
Gejala asma
Asma ditandai dengan serangan sesak napas, dada Anda sesak, mengi, serta batuk yang disebabkan oleh saluran udara Anda menyempit dan meradang. Gejala ini bisa terjadi sepanjang waktu atau hanya pada saat serangan asma terjadi.
Tidak mengenal usia, asma bisa terjadi kepada siapapun. Tentunya, seseorang yang mengalami asma akan memiliki saluran pernapasan yang lebih sensitif dibandingkan orang yang tidak mengalami asma.
Penyebab asma
Hingga saat ini, penyebab pasti dari penyakit asma belum diketahui. Namun, para ahli medis menduga bahwa ini ada kaitannya dengan faktor keturunan. Orang tua yang memiliki asma bisa saja menurunkan penyakit ini pada anaknya, walaupun tidak semua kasus seperti ini. Atau, seseorang yang menderita asma memiliki orang tua yang juga mengalaminya. Oleh sebab itu, masih diperlukan penelitian lebih lanjut terkait disebabkan oleh faktor genetik atau keturunan. Selain itu, ada beberapa faktor risiko dicurigai berkontribusi dalam menyebabkan asma, yaitu:
- Memiliki kerabat sedarah yang menderita asma, seperti orang tua atau saudara kandung.
- Riwayat alergi lain, seperti dermatitis atopik atau alergi serbuk bunga.
- Berat badan berlebih.
- Perokok aktif.
- Sering terpapar asap rokok orang lain.
- Paparan asap kendaraan bermotor atau jenis polusi lainnya.
- Terpapar dari pekerjaan, seperti penggunaan bahan kimia dalam usaha pertanian, manufaktur, dan tata rambut.
Faktor pemicu asma
Meskipun penyebabnya masih belum pasti, tetapi faktor pemicu asma dapat diidentifikasi untuk mencegah kambuhnya asma. Paparan berbagai iritan dan zat pemicu alergi (alergen) bisa memicu serangan asma. Pemicu asma mungkin berbeda-beda dari orang ke orang, yang meliputi:
- Alergen yang bertebaran melalui udara, seperti tungau debu, spora jamur, serbuk sari, bulu hewan peliharaan, atau partikel limbah kecoa.
- Infeksi saluran pernafasan, seperti flu biasa.
- Aktivitas fisik atau olahraga berat.
- Udara yang dingin.
- Polutan udara dan iritan, seperti asap dan debu.
- Obat-obatan tertentu, termasuk beta blocker, aspirin, dan obat antiinflamasi non-steroid.
- Emosi dan stres berlebihan.
- Bahan pengawet tertentu dalam beberapa jenis makanan dan minuman, termasuk buah kering, kentang olahan, anggur, dan minuman bir.
- Penyakit refluks asam lambung (GERD), yaitu asam lambung naik ke tenggorokan Anda.
Faktor-faktor pemicu ini bisa menyebabkan lapisan saluran udara di paru-paru Anda mengalami pembengkakan dan peradangan. Kondisi ini juga yang membuat lapisan saluran menghasilkan lendir ekstra dan otot-otot yang mengelilingi saluran udara tersebut mengencang. Akibatnya, lebih sedikit ruang untuk udara bisa masuk dan keluar, sehingga muncullah gejala asma. Serangan asma mungkin terjadi lebih sering atau lebih parah pada orang yang mengalami infeksi dada.
Asma menular atau tidak?
Sepenuhnya tidak benar jika ada pernyataan yang menunjukkan bahwa asma menular. Faktanya, asma adalah penyakit kronis yang tidak menular. Seperti yang kita ketahui selama ini, penyakit menular itu terjadi ketika disebabkan oleh infeksi mikroorganisme, seperti kuman, bakteri, atau virus.
Asma saja penyebabnya belum diketahui secara pasti hingga saat ini. Seseorang mengalami serangan asma ketika terpapar oleh alergen atau faktor pemicunya dan jelas, asma tidak disebabkan oleh mikroorganisme tertentu. Jadi, asma bukan penyakit menular.
Perawatan asma
Sayangnya, belum ada obat yang dapat menyembuhkan asma secara total hingga saat ini. Pengobatan asma bertujuan membantu Anda mengontrol dan mengendalikan asma, serta sebagai tolok ukur untuk mengukur perkembangan asma yang dialami.
Menurut WHO, pengobatan jangka pendek asma untuk meredakan gejala, seperti obat-obatan kortikosteroid inhalasi. Obat ini diperlukan untuk mengontrol perkembangan asma Anda yang mungkin cukup parah dan mengurangi risiko kematian akibat asma.
Jika Anda mengalami gejala asma secara terus-menerus, maka harus minum obat jangka panjang setiap hari. Obat ini untuk mengontrol peradangan yang mendasari asma dan mencegah gejalanya kambuh.
Pengobatan bukanlah satu-satunya cara untuk mengendalikan asma. Anda juga harus menghindari faktor pemicu asma Anda. Dengan melakukan ini, Anda dapat menekan peluang kekambuhan asma seminimal mungkin.
Catatan
Jadi, jelas tidak benar jika ada yang menyatakan bahwa penyakit asma menular. Asma, meskipun bukan penyakit yang berbahaya, tetapi dapat menyebabkan kematian jika tidak diobati dengan cepat dan tepat.