30 August 2019, 11:42 AM
Untuk para calon ibu, Anda memberi makanan dan nutrisi pada kandungan bayi melalui plasenta. Dan yang harus Anda waspadai adalah plasenta letak rendah, karena ini dapat membahayakan calon bayi. Jadi sebenarnya, apa plasenta letak rendah itu? Plasenta letak rendah adalah kondisi di mana plasenta menempel di bagian bawah rahim dan menutupi sebagian atau seluruh jalan lahir. Plasenta pada umumnya menempel pada di bagian atas dinding rahim, dan jauh dari jalan lahir. Plasenta akan keluar dari rahim setelah bayi lahir.
Lalu, apa bahaya dari plasenta letak rendah? Plasenta letak rendah disebut juga plasenta previa dan terjadi pada 1 dari 200 kehamilan. Sebetulnya tidak akan jadi masalah kalau plasenta letak rendah ini terjadi di awal kehamilan, biasanya seiring peregangan dan pembesaran rahim plasenta akan bergeser ke atas. Plasenta yang tetap berada di bagian bawah rahim hingga trimester ketiga kehamilan membawa risiko perdarahan dan komplikasi persalinan. Saat memasuki proses persalinan, serviks atau leher rahim akan terdilatasi atau membuka supaya bayi bisa lewat. Jika plasenta pada posisi menempel di jalan lahir tersebut, dilatasi leher rahim akan membuat pembuluh darah yang menghubungkan plasenta ke rahim terobek hingga terjadi perdarahan hebat. Kondisi itu sangat membahayakan nyawa ibu dan bayi.
Namun, bagi Anda para calon ibu jangan khawatir. Karena plasenta letak rendah bisa diatasi. Sebelumnya, plasenta letak rendah bisa dideteksi lewat USG.Penanganan plasenta letak rendah tergantung dari usia kehamilan, ada tidaknya perdarahan, seberapa parah perdarahan dan kondisi ibu serta bayi dalam kandungan secara umum. Tujuan penanganan adalah menjaga kehamilan selama mungkin hingga bayi cukup usia untuk dilahirkan.
Jika tak ada perdarahan atau hanya perdarahan ringan, calon ibu akan diminta istirahat tirah baring (bedrest) di rumah. Pada perdarahan sedang atau berat, calon ibu akan dirawat tirah baring di rumah sakit, mungkin juga diberikan transfusi darah dan obat yang mencegah kelahiran prematur.
Plasenta previa yang dideteksi pada trimester kedua masih ada kemungkinan untuk bergeser ke atas menjauhi jalan lahir, sehingga masih ada harapan menjalani persalinan normal bagi calon ibu yang menginginkannya. Namun bila sampai trimester ketiga posisi plasenta rendah masih menutupi jalan lahir, maka dokter akan menyarankan persalinan melalui operasi caesar demi keselamatan ibu dan bayi.
Lalu, apa bahaya dari plasenta letak rendah? Plasenta letak rendah disebut juga plasenta previa dan terjadi pada 1 dari 200 kehamilan. Sebetulnya tidak akan jadi masalah kalau plasenta letak rendah ini terjadi di awal kehamilan, biasanya seiring peregangan dan pembesaran rahim plasenta akan bergeser ke atas. Plasenta yang tetap berada di bagian bawah rahim hingga trimester ketiga kehamilan membawa risiko perdarahan dan komplikasi persalinan. Saat memasuki proses persalinan, serviks atau leher rahim akan terdilatasi atau membuka supaya bayi bisa lewat. Jika plasenta pada posisi menempel di jalan lahir tersebut, dilatasi leher rahim akan membuat pembuluh darah yang menghubungkan plasenta ke rahim terobek hingga terjadi perdarahan hebat. Kondisi itu sangat membahayakan nyawa ibu dan bayi.
Namun, bagi Anda para calon ibu jangan khawatir. Karena plasenta letak rendah bisa diatasi. Sebelumnya, plasenta letak rendah bisa dideteksi lewat USG.Penanganan plasenta letak rendah tergantung dari usia kehamilan, ada tidaknya perdarahan, seberapa parah perdarahan dan kondisi ibu serta bayi dalam kandungan secara umum. Tujuan penanganan adalah menjaga kehamilan selama mungkin hingga bayi cukup usia untuk dilahirkan.
Jika tak ada perdarahan atau hanya perdarahan ringan, calon ibu akan diminta istirahat tirah baring (bedrest) di rumah. Pada perdarahan sedang atau berat, calon ibu akan dirawat tirah baring di rumah sakit, mungkin juga diberikan transfusi darah dan obat yang mencegah kelahiran prematur.
Plasenta previa yang dideteksi pada trimester kedua masih ada kemungkinan untuk bergeser ke atas menjauhi jalan lahir, sehingga masih ada harapan menjalani persalinan normal bagi calon ibu yang menginginkannya. Namun bila sampai trimester ketiga posisi plasenta rendah masih menutupi jalan lahir, maka dokter akan menyarankan persalinan melalui operasi caesar demi keselamatan ibu dan bayi.