27 August 2019, 10:35 AM
(This post was last modified: 27 August 2019, 10:36 AM by info.sehat.)
Seringkali jika obat bisa dibeli bebas dengan logo hijau (bisa dikonsumsi tanpa resep dokter), yang membuat bingung adalah berapa dosis tepat untuk meminumnya. Salah satu contohnya adalah obat dolo neurobion yang fungsinya untuk mengatasi rasa nyeri.
Dalam obat dolo neurobion, kandungan tiap tabletnya adalah vitamin B1 (thiamine mononitrate), vitamin B6 (pyridoxol hydrochloride), vitamin B12, dan paracetamol 500 mg.
Jika mengacu pada anjuran pakainya, dosis minum dolo neurobion untuk dewasa adalah 1 tablet yang bisa dikonsumsi 2 hingga 3 kali per hari. Mengonsumsinya bisa sebelum dan setelah makan. Meski demikian, lebih disarankan konsumsi setelah makan agar tidak mengganggu saluran pencernaan.
Dengan merujuk pada dosis tersebut, sebaiknya konsumsi obat dolo neurobion tidak berlebihan. Jika ingin menambah atau mengurangi dosis, jangan ragu untuk berkonsultasi terlebih dahulu kepada dokter.
Manfaat dolo neurobion
Di antara banyak obat di luar sana, dolo neurobion kerap digunakan untuk mengatasi rasa nyeri. Umumnya, rasa nyeri yang menjadi penyebab adalah peradangan pada saraf.
Lebih jauh lagi, yang diobati oleh dolo neurobion adalah peradangan saraf perifer atau neuritis. Selain itu, ada neuralgia. Ini adalah nyeri yang disebabkan gangguan sinyal saraf di dalam sistem saraf.
Cara kerja dolo neurobion adalah dengan meredakan rasa nyeri pada tubuh. Bagaimana ini bisa terjadi? Obat akan menghambat kerja enzim Cyclooxygenase yang berperan sebagai mediator nyeri.
Dengan demikian, produksi prostaglandin dari enzim ini akan berkurang sehingga nyeri tidak lagi terlalu mengganggu.
Selain itu, kandungan vitamin B kompleks dalam dolo neurobion juga membantu struktur normal sel saraf dengan memproduksi neurotransmitter. Ini adalah senyawa kimia yang membantu menyampaikan pesan antar sel saraf.
Tak hanya itu, dolo neurobion juga membantu produksi lapisan pembungkus neuron yang memberikan nutrisi (myelin) sehingga gangguan pada saraf dapat teratasi.
Tapi tentu saja hal ini bisa berbeda pada setiap orang. Tidak ada sistem saraf yang seragam antara satu orang dan lainnya. Gangguannya pun bisa berbeda-beda. Yang penting, tetap bijak ya dalam mengonsumsi obat.