23 August 2019, 05:00 PM
Mimisan atau perdarahan pada hidung menjadi gangguan kesehatan yang unik. Unik lantaran mengagetkan namun rata-rata gampang diatasi. Namun Anda mesti waspada juga pada kondisi ini lantaran bisa jadi petunjuk penyakit atau gangguan kesehatan yang serius. Mimisan pada anak sering terjadi pada anak-anak berusia 2-10 tahun, sehingga menyebabkan ketakutan dan kekhawatiran pada orang tua maupun anak yang mengalaminya.
Memang, menurut beberapa riset, mimisan hanya terjadi pada 60 persen orang dan hanya 6 persen yang membutuhkan pertolongan medis. Umumnya mimisan terjadi secara spontan dan dapat berhenti dengan sendiri.
Ada dua penyebab mimisan yakni penyebab lokal dan kelainan sistemik. Umumnya sebanyak 80-90 persen kasus mimisan tidak diketahui penyebabnya. Pada kasus anak-anak, mimisan sering diakibatkan trauma atau luka pada hidung, misal karena dikorek-korek atau terkena sentuhan benda keras. Ada juga kasus mimisan karena tubuh si anak kurang mampu beradaptasi pada cuaca tertentu seperti dingin atau panas. Kasus yang lebih parah adalah perdarahan karena gejala demam berdarah akut.
Mengapa mimisan pada anak gampang terjadi?
Untuk diketahui, hidung merupakan organ yang kaya akan aliran darah. Pembuluh darah yang terdapat di hidung terletak superfisial atau tidak terlindungi oleh apapun sehingga apabila terjadi trauma, mudah terjadi iritasi dan perdarahan. Berdasarkan lokasi perdarahan, mimisan dibagi menjadi perdarahan anterior (depan) dan posterior (belakang). Lebih dari 90 persen kasus mimisan terjadi akibat perdarahan anterior, tempat plexus Kiesselbach atau gabungan dari beberapa pembuluh darah arteri.
Perdarahan yang berasal dari bagian hidung belakang (posterior) berasal dari plexus Woodruff yang terletak di rongga hidung bagian belakang atas atau konka media. Perdarahan ini jarang terjadi pada anak dan umumnya akibat kelainan pembekuan darah, tumor, atau inflamasi. Sifat perdarahan posterior umumnya lebih berat dan berisiko menyebabkan sumbatan saluran jalan napas, tertelannya darah, dan sulit dikontrol
Lakukan ini saat mimisan pada anak terjadi
Untuk mengatasi mimisan, terutama pada anak, ada beberapa cara yang dapat dilakukan.
• Bersikap tenang. Sebab, anak memiliki risiko menelan darah yang akan menyebabkan sumbatan jalan napas apabila dia panik.
• Posisikan kepala menghadap ke bawah. Tekan hidung bagian depan secara pelan selama 5-10 menit. Ulangi proses ini apabila setelah 5-10 menit mimisan masih terjadi.
• Suruh anak untuk bernapas melalui mulut.
• Keluarkan darah yang tertelan dan jangan menelan ludah karena akan menyebabkan mual dan tersedak.
• Bawa anak ke rumah sakit apabila:
o Mimisan tidak berhenti dengan penekanan.
o Mimisan hebat hingga si anak/ pasien pingsan.
o Mimisan berulang.
o Mimisan pada bayi atau anak berusia 2 tahun.
o Sumbatan jalan napas.
o Mimisan akibat kelainan anatomi dan trauma pada wajah.
Sumber: SehatQ.com
Memang, menurut beberapa riset, mimisan hanya terjadi pada 60 persen orang dan hanya 6 persen yang membutuhkan pertolongan medis. Umumnya mimisan terjadi secara spontan dan dapat berhenti dengan sendiri.
Ada dua penyebab mimisan yakni penyebab lokal dan kelainan sistemik. Umumnya sebanyak 80-90 persen kasus mimisan tidak diketahui penyebabnya. Pada kasus anak-anak, mimisan sering diakibatkan trauma atau luka pada hidung, misal karena dikorek-korek atau terkena sentuhan benda keras. Ada juga kasus mimisan karena tubuh si anak kurang mampu beradaptasi pada cuaca tertentu seperti dingin atau panas. Kasus yang lebih parah adalah perdarahan karena gejala demam berdarah akut.
Mengapa mimisan pada anak gampang terjadi?
Untuk diketahui, hidung merupakan organ yang kaya akan aliran darah. Pembuluh darah yang terdapat di hidung terletak superfisial atau tidak terlindungi oleh apapun sehingga apabila terjadi trauma, mudah terjadi iritasi dan perdarahan. Berdasarkan lokasi perdarahan, mimisan dibagi menjadi perdarahan anterior (depan) dan posterior (belakang). Lebih dari 90 persen kasus mimisan terjadi akibat perdarahan anterior, tempat plexus Kiesselbach atau gabungan dari beberapa pembuluh darah arteri.
Perdarahan yang berasal dari bagian hidung belakang (posterior) berasal dari plexus Woodruff yang terletak di rongga hidung bagian belakang atas atau konka media. Perdarahan ini jarang terjadi pada anak dan umumnya akibat kelainan pembekuan darah, tumor, atau inflamasi. Sifat perdarahan posterior umumnya lebih berat dan berisiko menyebabkan sumbatan saluran jalan napas, tertelannya darah, dan sulit dikontrol
Lakukan ini saat mimisan pada anak terjadi
Untuk mengatasi mimisan, terutama pada anak, ada beberapa cara yang dapat dilakukan.
• Bersikap tenang. Sebab, anak memiliki risiko menelan darah yang akan menyebabkan sumbatan jalan napas apabila dia panik.
• Posisikan kepala menghadap ke bawah. Tekan hidung bagian depan secara pelan selama 5-10 menit. Ulangi proses ini apabila setelah 5-10 menit mimisan masih terjadi.
• Suruh anak untuk bernapas melalui mulut.
• Keluarkan darah yang tertelan dan jangan menelan ludah karena akan menyebabkan mual dan tersedak.
• Bawa anak ke rumah sakit apabila:
o Mimisan tidak berhenti dengan penekanan.
o Mimisan hebat hingga si anak/ pasien pingsan.
o Mimisan berulang.
o Mimisan pada bayi atau anak berusia 2 tahun.
o Sumbatan jalan napas.
o Mimisan akibat kelainan anatomi dan trauma pada wajah.
Sumber: SehatQ.com