Thread Rating:
  • 0 Vote(s) - 0 Average
  • 1
  • 2
  • 3
  • 4
  • 5
Azithromycin 500 Tidak Lagi Digunakan untuk Terapi Covid
#1
[Image: b4gcbqt3vhu50u4048are8dhi12z.jpg]

Azithromycin memiliki sifat antivirus dan anti-inflamasi (selain efek antibakterinya yang sudah teruji), beberapa dokter menganjurkan penggunaannya untuk pengobatan Covid-19 di awal pandemi.

Namun, sebuah studi terbaru menunjukkan bahwa azithromycin 500 mg tidak lagi digunakan untuk terapi Covid-19.

Azithromycin adalah satu obat antibiotik yang digunakan untuk mengobati infeksi yang disebabkan oleh bakteri tertentu.

Setelah terbukti mengurangi eksaserbasi pada penyakit saluran napas kronis, obat azithromycin awalnya diresepkan secara luas untuk terapi Covid-19, termasuk di Indonesia.

Pada Juli 2021, lima organisasi profesi kesehatan Indonesia telah mengeluarkan revisi protokol penatalaksanaan Covid-19, sejalan dengan sejumlah penelitian yang mengungkap tidak ada dampak efektif azithromycin terhadap penyembuhan Covid-19.

Azitromisin menghadirkan sifat antivirus dan imunomodulator yang mungkin menarik dalam pengobatan Covid-19.

Dari sudut pandang farmakokinetik, kemampuan azithromycin untuk berkonsentrasi di paru-paru dan penghantaran obat kemotaktiknya memungkinkan pencapaian konsentrasi terapeutik dan berkelanjutan.

Azithromycin dapat bekerja pada titik yang berbeda dalam siklus virus, termasuk pengikatan atau aktivasi proses fusi oleh protease lisosom.

Penggunaan makrolida ini telah dikaitkan dengan peningkatan hasil klinis pada infeksi virus lain dan community acquired pneumonia (CAP).

Makrolida telah menunjukkan kemanjuran klinis mereka dalam berbagai infeksi virus pernapasan. Secara khusus, azithromycin telah dipelajari pada influenza dan infeksi coronavirus sindrom pernapasan Timur Tengah (MERS-CoV).

Kemanjuran klinis yang terlihat pada pneumonia influenza atau CAP, memungkinkan pertimbangan obat azithromycin ini sebagai terapi potensial untuk pengobatan pneumonia SARS-CoV-2.

Azithromycin telah menunjukkan aktivitas in vitro melawan SARS-CoV-2 dan dapat bekerja di berbagai titik siklus virus.

Pada fase awal Covid-19, azithromycin saja atau dikombinasikan dengan hidroksiklorokuin dapat mengurangi kebutuhan rawat inap atau waktu pemulihan klinis.

Pada gelombang kedua Covid-19, terapi kombinasi tampaknya tidak memberikan manfaat apa pun.

Azithromycin telah dinilai dalam studi observasional retrospektif terutama dalam kombinasi dengan hidroksiklorokuin, yang terbukti tidak memberikan manfaat untuk terapi Covid-19.

Namun, azithromycin dapat memberikan manfaat tambahan tanpa masalah keamanan jika diberikan tanpa hidroksiklorokuin.

Lebih lanjut, makrolida ini sebagian besar telah diberikan dengan hidroksiklorokuin, yang telah terbukti tidak memberikan manfaat dalam pengobatan pneumonia SARS-CoV-2.

Dr. Sanjay Pujari, anggota Gugus Tugas Nasional untuk Penelitian Klinis Covid-19 di India, mengatakan azithromycin telah terbukti tidak berkhasiat oleh beberapa uji coba terkontrol secara acak.

Selain itu, para peneliti di University of California, San Francisco dan Stanford University menerbitkan jurnal di Journal of American Medical Association, yang mana mereka merekrut 263 peserta, 171 di antaranya menerima dosis tunggal azithromycin sementara 92 menerima plasebo yang sesuai. Uji klinis acak azitromisin vs plasebo yang cocok dilakukan dari Mei 2020 hingga Maret 2021.

Penulis Catherine Oldenburg dan yang lainnya mengungkap bahwa di antara pasien rawat jalan dengan infeksi SARS-CoV-2, pengobatan dengan dosis tunggal azithromycin oral dibandingkan dengan plasebo tidak menghasilkan kemungkinan yang lebih besar untuk bebas dari gejala pada hari ke-14.

Catherine mengatakan bahwa jika azithromycin tidak memiliki peran dalam pengobatan Covid-19, sebaiknya menghindari penggunaannya. Hal ini berfungsi untuk mengurangi konsumsi antibiotik yang tidak perlu.

Penggunaan antibiotik yang berlebihan selama pandemi Covid-19 dapat menyebabkan peningkatan seleksi untuk resistensi antimikroba.

Oleh karena itu, berbagai studi yang tersedia saat ini tidak menyarankan pemberian azithromycin untuk pasien Covid-19 kecuali jika ada indikasi membutuhkan antibakteri.

Azithromycin 500 mg saat ini hanya dianjurkan untuk pasien Covid-19 yang mempunyai koinfeksi dengan bakteri atipikal.
Reply




Users browsing this thread: 1 Guest(s)

About Ziuma

ziuma - forum diskusi dan komunitas online. disini kamu bisa berdiskusi, berbagi informasi dan membentuk komunitas secara online. Bisa juga berdiskusi dengan sesama webmaster/blogger. forum ini berbasis mybb

              Quick Links

              User Links

             powered by