16 July 2020, 12:17 PM
(This post was last modified: 16 July 2020, 12:19 PM by info.sehat.)
![[Image: ulkus-kornea-luka-terbuka-pada-mata-yang...397288.jpg]](https://cms.sehatq.com/cdn-cgi/image/f=auto,width=545,height=373,background=white,quality=100/public/img/article_img/ulkus-kornea-luka-terbuka-pada-mata-yang-bisa-bikin-buta-1592397288.jpg)
Kornea merupakan salah satu bagian yang terdapat dalam jaringan mata. Secara sederhana, fungsi dari kornea adalah menangkap cahaya untuk nantinya membiaskan ke bagian lain. Hasilnya, seseorang dapat melihat. Namun, ada gangguan kesehatan yang biasa disebut ulkus kornea. Jika tidak ditangani dengan baik, penglihatan penderitanya jadi taruhan.
Oleh karenanya menjadi penting untuk mengetahui segala hal tentang ulkus kornea atau kondisi-kondisi lain yang mungkin dapat menyerang mata. Mulai dari faktor penyebab dan risiko, gejala yang dialami, hingga ke tahap pengobatannya.
Ulkus kornea dapat dibilang sebagai kondisi yang berbahaya sehingga dibutuhkan penanganan dan pengobatan yang tepat dan cepat untuk kasus ini. Seseorang yang tidak mendapatkan pertolongan medis bisa mengalami kebutaan.
Biasanya, dokter akan memberikan pertolongan kepada penderita ulkus kornea berdasarkan kondisi, setelah diketahui penyebab terjadinya masalah. Pemberian obat antibakteri, antijamur, atau antivirus merupakan prosedur paling umum, baik itu melalui oral maupun yang berbentuk tetes mata.
Namun, belakangan dunia medis mengenal metode lain untuk menangani masalah ulkus kornea. Keduanya digadang-gadang dapat mengatasi masalah secara efektif dan ampuh dalam menyembuhkan. Metode itu adalah freez-dried dan CXL atau corneal collagen cross-linking. Metode penyembuhan apakah itu? Mari kita bahas lebih jauh.
Teknik Freeze Dried
Pada dasarnya, ini adalah pengembangan dari metode cangkok kornea yang sudah sejak lama digunakan sebagai teknik penyembuhan ulkus kornea. Namun, tidak seperti metode cangkok biasanya di mana kornea “diganti” dengan kornea, metode ini menggunakan membran amnion manusia untuk “menggantikan” korna yang telah rusak.
Metode ini telah diteliti oleh salah satu konsultan dokter mata di JEC Eye Hospital, Made Susiyanti. Hasil dari riset tersebut menunjukkan kombinasi Transplantasi Membran Amnion (TMA) dan antibiotik tetes mata dapat mempercepat proses penyembuhan ulkus kornea bakteri.
Keunggulan dari metode yang dikembangkan ini adalah meningkatkan ketajaman penglihatan agar lebih baik, mempercepat pembentukan lapisan epitel kornea yang baru, dan kekeruhan jaringan parut kornea yang terjadi lebih ringan dibandingkan dengan terapi tunggal antibiotik tetes mata.
Untuk diketahui bersama, amnion merupakan pembungkus bayi yang di dalamnya terdapat dalam ruangan yang diliputi selaput janin. Amnion lebih mempengaruhi perubahan molekuler yang ada di kornea. Membran yang ada di situ bisa mengantikan jaringan ulkus yang rusak. Menggantikan posisi sel yang sudah mati agar kembali.
Penyembuhan dilakukan melalui manfaat dari pemberian membran amnion. Hal ini diduga mempengaruhi kadar dan ekspresi beberapa molekul peradangan. Selain itu terdapat proses pembentukan lapisan epitel dan regenerasi jaringan stroma pada proses penyembuhan ulkus kornea.
Meskipun tidak dapat mengembalikan penglihatan seperti mata normal. Setidaknya mampu membuat penderita dapat melihat lebih baik setelah jangka waktu penyembuhan selama 14 hari.
Disebut freez dried karena amnion yang akan diaplikasikan sudah dalam bentuk beku kering. Sebenarnya, metode ini memiliki dua variasi. Satunya lagi disebut cryopreserved. Keduanya memiliki fungsi sama namun dikemas secara berbeda. Metode cryo menggunakan amnion yang masih segar, bertekstur kenyal, dan telah disterilisasi sekaligus tersimpan di suhu minus 80.
Kendati masih belum umum, tetapi metode freez dried telah mulai banyak diterapkan di berbagai fasilitas kesehatan. Apalagi, penemuan ini mendapat banyak apresiasi lantaran memberi terobosan baru dengan menghubungkan sesuatu yang bersifat klinik dihubungkan dengan tingkat molekuler.
Corneal Collagen Cross-linking (CXL)
Sementara metode ini berbasis penuh pada pemanfaatan teknologi. Corneal collagen cross-linking (CXL) adalah seperangkat alat terapi. Penggunaan CXL saat ini berkembang pesat dan menjadi terapi primer penanganan masalah kornea, termasuk ulkus kornea, di seluruh dunia meski di Indonesia sendiri masih belum banyak diterapkan.
Tercatat, pertama kali metode ini dikenalkan kepada kalangan medis di Indonesia pada Januari 2020.
Terapi ini dilakukan dengan menggunaan komponen penting seperti riboflavin dan sinar UVA. Aktivitas senyawa ini menimbulkan reaksi yang memperkuat struktur kornea, mengubah struktur asam nukleat mikroorganisme sehingga dapat menjadi alternatif dalam menangani infeksi kornea.
Mesin terapi CXL bisa membuat fisik mata bertahan dalam kondisi yang tetap bagus sehingga tidak timbul komplikasi yang lebih buruk. Secara konkret, peran CXL pada ulkus kornea dapat menginaktivasi bakteri, mempercepat fase pertumbuhan dan memperbaiki struktur kornea.
Itulah dua metode pengobatan yang mungkin dapat dipilih sebagai upaya menangani ulkus kornea. Namun, yang terpenting adalah penderita bisa sesegera mungkin mendatangi tenaga atau fasilitas medis saat mulai merasakan gejala. Karena tingkat kesesuksesan pengobatan ulkus kornea amat bergantung kepada seberapa cepat kondisi itu ditangani.