3 March 2021, 02:15 PM
(This post was last modified: 3 March 2021, 02:19 PM by info.sehat.)
![[Image: osteomalasia-1571739065.jpg]](https://i.ibb.co/NmMYVW0/osteomalasia-1571739065.jpg)
Osteomalasia dan Osteoporosis adalah penyakit yang menyerang tulang. Kedua penyakit ini seringkali dianggap sama, padahalnya kedua penyakit sangatlah berbeda. Osteomalasia adalah kelainan pada tulang yang menyebabkan tulang lunak sehingga mudah patah. Sementara itu, osteoporosis adalah penyakit tulang yang ditandai dengan menurunnya kepadatan tulang secara keseluruhan. Tulang menjadi keropos dan rentan mengalami patah tulang.
Penyebab dari osteomalasia dan osteoporosis ini pun sangat berbeda meski salah satu penyebabnya berkaitan dengan kurangnya vitamin D. Osteoporosis terjadi akibat ketidakmampuan tubuh mengatur kandungan mineral dalam tulang dan disertai rusaknya bagian dalam tulang. Penyebab utamanya adalah faktor hormonal dan bertambahnya usia
Sementara osteomalasia adalah kelainan tulang yang disebabkan oleh kekurangan vitamin D, fosfat, dan kalsium. Ketiga komponen tersebut merupakan zat utama yang mendukung kesehatan tulang, sehingga tulang akan terbentuk dengan kuat. Jika dalam tubuh ketiga zat tersebut kurang, besar kemungkinan akan terkena osteomalasia karena nutrisi yang tidak seimbang.
Ada beberapa perbedaan antara osteoporosis dan osteomalasia dari beberapa aspek.
1. Diagnosis
Diagnosis osteoporosis dapat ditegakkan dengan menggunakan pemeriksaan bone mineral density (BMD) untuk melihat kepadatan tulang. Pada osteomalasia, pemeriksaan darah untuk melihat kadar vitamin D, kalsium, dan fosfat wajib dilakukan. Selain itu, dapat pula dilakukan pemeriksaan rontgen untuk kedua penyakit di atas, mengingat ada komplikasi berupa retak atau patah tulang.
2. Gejala
Osteoporosis termasuk dalam kategori “silent killer” karena tidak menunjukkan gejala yang menandakan adanya penurunan kepadatan tulang, kecuali terdeteksi saat tes kepadatan tulang. Sering kali, osteoporosis ketahuan setelah pasien mengalami jatuh dan patah tulang. Osteomalasia sendiri gejalanya bisa diketahui dengan jelas karena adanya perubahan bentuk tulang, misalnya pada tulang punggung, lengan, dan tungkai bawah. Penderita juga bisa mengalami kaki yang melengkung ke dalam menyerupai huruf “O”, dada busung, serta lutut menyerupai huruf “X”.
Pada orang dewasa kelemahan tulang membuat tulang menjadi lunak dan menjadi pendek, sehingga penderita akan berkurang tinggi badannya. Tulang tengkorak yang memendek dapat mengubah bentuk tulang toraks (bagian antara kepala dan perut). Hal ini membuat pasien terlihat seperti bungkuk. Gejala lain yang dapat menyertai termasuk penurunan berat badan, kelemahan otot, nyeri tulang, serta kesulitan menelan.
3. Pengobatan
Prinsip pengobatan osteoporosis adalah meningkatkan kepadatan tulang dan menghindari risiko jatuh. Pengobatan dapat disesuaikan dengan usia, jenis kelamin, tingkat keparahan, atau kondisi medis lainnya. Penderita osteoporosis perlu diberikan asupan kalsium dan vitamin D. Selain itu dapat pula diberikan bisphosphonate, strontium ranelate, serta obat-obatan yang bersifat hormonal. Pada pengobatan pasien dengan osteomalasia, pilihan pengobatan harus didiskusikan dengan dokter. Namun berdasarkan penyebabnya, pengobatan osteomalasia bisa diupayakan dengan cara mengatasi kekurangan vitamin D dan kekurangan fosfat.
Meski antara osteoporosis dan osteomalasia sebenarnya berbeda, pencegahan dari kedua penyakit ini bisa dilakukan dengan mengonsumsi suplemen yang dapat menunjang kebutuhan vitamin D untuk tubuh. Jika Anda tidak dapat mencukupi asupan vitamin dan mineral lewat makanan, suplemen bisa menjadi pilihan. Akan tetapi, penggunaan suplemen harus di bawah pengawasan dokter. Pasalnya, konsumsi suplemen dapat menimbulkan reaksi alergi pada orang-orang tertentu dan dalam jangka panjang berisiko menyebabkan efek samping.
Selain makanan dan suplemen, sumber vitamin D juga bisa Anda dapatkan lewat sinar matahari. Jadi, cobalah untuk berjemur di pagi hari selama kurang lebih 10 menit setiap hari. Namun, pastikan jika kulit Anda langsung terkena paparan sinar matahari. Ketika akan berjemur, hindari menggunakan krim tabir surya karena ini akan mengganggu proses penyerapan sinar matahari di kulit.