Thread Rating:
  • 0 Vote(s) - 0 Average
  • 1
  • 2
  • 3
  • 4
  • 5
4 Prosedur untuk Mendiagnosa Kondisi Omphalocele
#1
Bagi calon ibu, pemeriksaan kehamilan secara berkala sangat penting dilakukan. Pemeriksaan dilakukan untuk memastikan janin tumbuh dan berkembang secara normal. Apabila ada hal yang tidak normal, dokter dapat segera menentukan tindakan perawatan selanjutnya.
Salah satu kelainan yang bisa terdeteksi adalah omphalocele. Omfalokel adalah kelainan lahir dimana organ perut janin berada pada kantung transparan, yang disebut peritoneum, yang terletak di luar perut.
Hingga saat ini belum diketahui penyebab pasti omfalokel. Namun kelainan ini juga dikaitkan dengan gaya hidup dan pola makan yang tidak sehat. 
Gejala dan diagnosis omphalocele pada bayi
Omfalokel terjadi ketika dinding perut janin tidak berkembang secara normal, sehingga menyebabkan organ perut tumbuh di luar perut. Kondisi ini dimulai pada minggu kesebelas kehamilan, dan omfalokel dapat terdeteksi melalui USG pada kehamilan minggu ke 12 hingga 14.
Dokter akan mengetahui kondisi ini melalui benjolan yang terlihat di bagian luar dinding perut. Anda mungkin kaget ketika mengetahui sang buah hati mengalami kondisi ini, karena Ibu tidak akan merasakan gejala apapun selama kehamilan.
Setelah janin terkonfirmasi omphalocele, dokter akan melakukan prosedur tes lanjutan untuk mengetahui ukuran omfalokel, tingkat keparahan, organ yang terpengaruh, serta risiko cacat lahir.
  1. Amniosentesis
Amniosentesis merupakan tes pengujian genetik untuk melihat kemungkinan kelainan kromosom yang terjadi. 


Prosedurnya cukup mudah dilakukan. Melalui pengawasan USG, dokter akan memasukkan jarum ke dalam rahim dan mengambil cairan dari ketuban yang berisikan sel janin. Selama prosedur, Anda mungkin merasa mati rasa di area perut. 


Cairan yang telah diambil kemudian dibawa ke laboratorium untuk pemeriksaan. Hasilnya akan keluar selama dua sampai tiga hari kemudian.


  1. Ultrasonografi janin resolusi tinggi
Ultrasonografi janin resolusi tinggi atau USG tingkat II digunakan untuk melihat jumlah dan jenis organ yang berada di dalam kantung omphalocele dan kemungkinan pecahnya kantung. Semakin besar kantungnya, maka semakin tinggi tingkat keparahnnya. 


USG tingkat II juga digunakan untuk melihat ukuran organ tubuh lain yang terdampak, seperti paru-paru, dan kemungkinan cacat lahir pada bayi.


Untuk menentukan tingkat keparahan, dokter menghitung rasio omfalokel (OR) dengan cara membandingkan ukuran kantung omfalokel dengan ukuran perut bayi. Jika OR lebih dari 0,21 dapat digolongkan pada keparahan tinggi. 


  1. Ekokardiogram janin
Dalam kebanyakan kasus, bayi dengan omphalocele memiliki kelainan jantung. Tes ekokardiogram janin juga disebut USG jantung janin penting dilakukan untuk melihat kemungkinan bayi mengembangkan kelainan jantung pada bayi. 


Tes ini dilakukan oleh Spesialis Jantung Anak dengan menggunakan probe ultrasonografi untuk menentukan tingkat keparahan ringan hingga berat. 


  1. MRI janin
MRI (magnetic resonance imaging) untuk janin digunakan sebagai tes lanjutan dari USG untuk memastikan dan mengevaluasi adanya kelainan anatomi lain pada bayi, terutama sistem saraf pusat.


Pada tes ini, ibu akan diperiksa dibawah mesin MRI dan volume paru pada bayi dinilai dan dibandingkan dengan nilai normal pada usia kehamilan tersebut. Tes ini agak sedikit keras, namun hanya berlangsung dalam beberapa menit.
Ketika seluruh hasil tes keluar, ibu dan bayi akan dipantau dengan ketat dan sangat berhati-hati dalam menentukan tindakan selanjutnya. Jika ditemukan kelainan pertumbuhan, ibu akan disarankan untuk persalinan prematur.
Ibu dengan bayi omfalokel juga akan memerlukan operasi caesar  untuk menghindari cedera pada organ hati yang berada di luar tubuh bayi. Jika omfalokel kecil atau tingkat keparahannya ringan dan organ hati  berada di dalam tubuh bayi, dokter akan mempertimbangkan untuk persalinan spontan.
Catatan
Melakukan pemeriksaan kandungan secara rutin memiliki banyak manfaat bagi ibu dan bayi. Semakin cepat omphalocele terdeteksi, maka ibu dan dokter memiliki waktu yang cukup untuk mematangkan persiapan persalinan dan perawatan setelah proses bersalin. 
Untuk menghindari risiko bayi terkena omfalokel, jagalah kesehatan diri Anda dan bayi dengan menjalani gaya hidup dan pola hidup yang sehat dan teratur. 
Reply




Users browsing this thread: 1 Guest(s)

About Ziuma

ziuma - forum diskusi dan komunitas online. disini kamu bisa berdiskusi, berbagi informasi dan membentuk komunitas secara online. Bisa juga berdiskusi dengan sesama webmaster/blogger. forum ini berbasis mybb

              Quick Links

              User Links

             powered by