15 March 2017, 10:04 AM
Semakin bertambahnya jumlah kelahiran anak di seluruh belahan dunia ternyata alergi masih menjadi momok bagi para orangtua, terbukti dari sebuah riset yang dilakukan oleh International Study if Asthma dan Allergies in Childhood, kasus alergi pada bayi dan anak-anak ternyata justru mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Meski demikian, sayangnya di Indonesia belum ada data nasional yang tepat mengenai epidemiology penyakit alergi anak. Hal ini tentu saja dikarenakan pemahaman jenis alergi yang masih kurang di kalangan para orangtua. Berikut ini adalah langkah-langkah untuk menanamkan pemahaman terhadap alergi kepada orangtua:
1. Dilakukan pendataan dan riset.
Untuk mengetahui dampak negatif, langkah antisipasi atau usaha preventif serta penanganan dan pengobatan yang tepat terhadap alergi anak, penting sekali untuk dilakukan pendataan hingga pengambilan sampel terhadap alergi anak, mulai dari jumlah dan jenis alergi, usia saat pertama kali muncul alergi dan seterusnya yang dapat menjadi bahan penelitian atau riset bagi para dokter untuk memudahkan menemukan berbagai penyebab alergi serta cara mengatasinya.
2. Galak kan penyuluhan tentang alergi.
Setelah dilakukan pendataan dan riset mengenai alergi anak, tentu tidak akan lengkap jika informasi tidak disebarluaskan. Alergi sudah seharusnya menjadi perhatian besar para orangtua sehingga dokter anak maupun bidan wajib memberikan penyuluhan terhadap ibu hamil ataupun ibu-ibu yang memiliki balita agar tanggap terhadap gejala alergi serta tahu cara penanganannya yang tepat agar gejala tidak semakin parah dan alergi menjadi lebih mudah diobati. Penyuluhan semacam ini juga sudah seharusnya menjadi menu utama pada saat Posyandu atau pada acara Pekan Imunisasi Nasional.
3. Cari informasi sebanyak-banyaknya.
Meski belum ada penyuluhan, orangtua tetap wajib tanggap dan cepat terhadap pencegahan dan penanganan alergi anak. Pemahaman alergi yang benar dapat meminimalisir resiko alergi serta agar si kecil dapat tumbuh secara optimal, pemahaman-pemahaman ini dapat ditanyakan langsung pada dokter anak atau konsultan kesehatan serta bisa juga dari informasi-informasi dari dokter alergi anak yang disebarluaskan di dunia internet atau media cetak.
1. Dilakukan pendataan dan riset.
Untuk mengetahui dampak negatif, langkah antisipasi atau usaha preventif serta penanganan dan pengobatan yang tepat terhadap alergi anak, penting sekali untuk dilakukan pendataan hingga pengambilan sampel terhadap alergi anak, mulai dari jumlah dan jenis alergi, usia saat pertama kali muncul alergi dan seterusnya yang dapat menjadi bahan penelitian atau riset bagi para dokter untuk memudahkan menemukan berbagai penyebab alergi serta cara mengatasinya.
2. Galak kan penyuluhan tentang alergi.
Setelah dilakukan pendataan dan riset mengenai alergi anak, tentu tidak akan lengkap jika informasi tidak disebarluaskan. Alergi sudah seharusnya menjadi perhatian besar para orangtua sehingga dokter anak maupun bidan wajib memberikan penyuluhan terhadap ibu hamil ataupun ibu-ibu yang memiliki balita agar tanggap terhadap gejala alergi serta tahu cara penanganannya yang tepat agar gejala tidak semakin parah dan alergi menjadi lebih mudah diobati. Penyuluhan semacam ini juga sudah seharusnya menjadi menu utama pada saat Posyandu atau pada acara Pekan Imunisasi Nasional.
3. Cari informasi sebanyak-banyaknya.
Meski belum ada penyuluhan, orangtua tetap wajib tanggap dan cepat terhadap pencegahan dan penanganan alergi anak. Pemahaman alergi yang benar dapat meminimalisir resiko alergi serta agar si kecil dapat tumbuh secara optimal, pemahaman-pemahaman ini dapat ditanyakan langsung pada dokter anak atau konsultan kesehatan serta bisa juga dari informasi-informasi dari dokter alergi anak yang disebarluaskan di dunia internet atau media cetak.